Tak Punya BPJS, Pasien Tidak Mampu Ditanggung Pemerintah

foto ilustrasi

Pemprov Alokasikan Rp30 Miliar
Pemprov, Bhirawa
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dijalankan pemerintah pusat telah berhasil mengakomodir mayoritas masyarakat Jatim. Kendati demikian, belum semua warga dari kelompok tidak mampu di Jatim telah tertanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim Dr dr Kohar Hari Santoso menuturkan, sejauh ini masih ada orang-orang yang tidak bisa terkaver dalam kepesertaan BPJS. Seperti warga yang tidak memiliki NIK (Nomor Induk Kependudukan). Karena itu, Pemprov Jatim menyiapkan pembiayaan kesehatan untuk masyarakat tidak mampu dan tidak terkaver dalam pembiayaan apapun, termasuk BPJS.
Dalam hal ini, Pemprov Jatim seperti menjadi jaringan ketiga dalam memberikan layanan pengobatan bagi masyarakat tidak mampu. Jaringan pertama adalah pemerintah pusat dengan BPJS kesehatan, jaringan kedua adalah pemerintah kabupaten/kota melalui dana sosial. “Dan jaringan ketiga adalah provinsi sehingga jangan sampai ada orang yang jatuh sakit tapi tidak ada yang bisa digunakan untuk membiayai,” tutur Kohar saat ditemui usai Sidang Paripurna di DPRD Jatim, Senin (29/10).
Pembiayaan kesehatan ini, lanjut dia, diberikan kepada mereka yang betul-betul tidak memiliki BPJS, berasal dari keluarga tidak mampu dan tidak ada pembiayaan dari pemerintah daerah. “Jadi kalau mereka berobat dan tidak mampu membiayai, maka dibiayai oleh pemerintah provinsi. Mulai tahun kemarin sudah ada begitu juga tahun depan,” tutur Kohar.
Dinkes Jatim, lanjut dia, menyiapkan sejumlah anggaran untuk menjalankan program ini. Besarannya mencapai Rp 30 miliar. “Bukan Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah) seperti dulu.Karena Jamkesda sudah dilarang,” tandasnya.
Sementara jumlah masyarakat potensial yang berhak mendapat bantuan ini karena tidak ditanggung BPJS masih beragam. Sebab, sebagian juga telah masuk dalam kepersetaan BPJS kesehatan. Karena BPJS sendiri memiliki target Universal Health Coverage (UHC) yang targetnya agar masyarakat masuk dalam JKN. Saat ini sudah 68 persen penduduk Jatim telah terdaftar dalam kepesertaan JKN.
“Sasarannya berbasis sasaran JKN, yang sudah terdaftar berapa yang belum berapa. Sampai saat ini, kami juga belum memastikan jumlah berapa. Karena terus berkembang dan kabupaten/kota terus berusaha agar masuk dalam JKN,” tutur dia.
Selain pembiayaan kesehatan, priorita Dinkes Jatim tahun depan masih fokus pada kegiatan promotif dan preventif. Khususnya pelayanan kesehatan hingga di tingkat desa untuk menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu), AKB (Angka Kematian Bayi), gizi dan penyakit menular seperti TB, HIV, kusta dan lainnya. “Fokusnya tetap promotif dan preventif lebih tinggi agar jangan sampai jatuh dalam kondisi sakit,” pungkas dia. [tam]

Tags: