Drs Sair MM
Memiliki sifat yang tak sabaran atau istilah Jawanya tak srantanan memang sangat baik selama yang dikerjakan itu positif, apalagi kalau kegiatan itu mengarah kepada kebersihan. Itu juga yang terjadi pada Camat Tegalsari Drs Sair MM.
Karena salah satu kawasannya memiliki pasar terbesar di Surabaya, mau atau tidak hampir setiap hari dia harus turun ke lapangan untuk membersihkan sampah yang ada di Pasar Keputran.
“Saya itu paling nggak suka menunggu apalagi kalau melihat kawasan kumuh, rasanya tangan ini gatal ingin segera membersihkan. Meskipun sebenarnya ada dinas lain yang sudah menangani sampah ini, tapi saya sudah tidak sabar melihat kinerjanya, ya sudah saya ikut terjun ke lapangan karena bagi saya semakin cepat pekerjaan selesai maka semakin cepat bersih,” ungkap mantan Camat Dukuh Pakis ini.
Hampir setiap hari dari pukul 05.30 sampai 07.30, dia dibantu staf kecamatan dan Kelurahan Tegalsari ikut membersihkan sampah yang ditinggalkan oleh para pedagang Pasar Keputran.
Menurutnya, kebersihan harus dilakukan karena Surabaya dikenal sebagai Kota Adipura. “Kita dijuluki Kota Adipura karena kebersihan kota, makanya kita harus peduli lingkungan setiap saat,” ujar suami Megah Yuniarti.
Selain untuk mempertahankan prestasi kota, ternyata usahanya untuk membersihkan sampah juga untuk memperlancar arus lalu lintas sekitar. “Dengan segera dibersihkan sampah di sekitar Pasar Keputran akan memperlancar arus lalu lintas. Untuk itu kita berusaha sebelum jam 07.00, Pasar Keputran sudah bersih sehingga bisa dilewati kendaraan dan tidak menimbulkan kemacetan,” kata ayah dari Gigih Bagas Wicaksono dan Anggar Yunita Prasmesti.
Untuk itu ia berharap tidak hanya kepada para pedagang, tapi semua masyarakat juga ikut peduli terhadap kebersihan Kota Surabaya dan lingkungannya masing-masing. “Masih membutuhkan waktu untuk menyadarkan para pedagang untuk peduli kebersihan. Bahkan saya terpaksa berulang kali bertengkar dengan mereka terkait kebersihan. Namun semuanya tetap harus bersabar dan pelan-pelan,” pungkasnya. [riq]
