Tak Segan Lakukan Penyegelan

Aries Yuswantono

Aries Yuswantono
Untuk mengejar piutang atau tunggakan rekening air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang ada di pelanggan, kini Direktur PDAM Tirta Kencana Kabupaten Jombang, Aries Yuswantono tak segan-segan membuat inovasi dengan melakukan penyegelan.
Aries menjelaskan, seperti yang diatur dalam perda, setiap ada tunggakan pembayaran rekening air di pelanggan selama tiga bulan, harus dilakukan penutupan atau pencabutan, pihaknya sekarang langsung melakukan penyegelan (penutupan sementara). “Nanti kalaupun sudah dibayar, kita buka lagi,” ujar Aries, Rabu (9/10).
Inovasi berupa penyegelan terhadap pelanggan PDAM yang menunggak pembayaran hingga tiga bulan berturut-turut tersebut, ternyata mampu memberikan efek positif dan bisa mengembalikan piutang PDAM di pelanggan hingga Rp3 miliar selama dua tahun terakhir ini dari total piutang PDAM Tirta Kencana Jombang yang ada di pelanggan sebesar Rp6 miliar.
“Jadi tinggal Rp3 miliar yang di masyarakat. Nah, itu yang nanti kami masukkan ke laporan keuangan, dan itu nanti yang mengurangi keuntungan kita,” tambah Aries.
Piutang PDAM yang ada di masyarakat terutama di pelanggan yang ada di wilayah utara Brantas yang menunggak hingga bertahun-tahun. “Kalau piutang itu, enam tahun yang lalu kita tagih terus. Sejak saya masuk Juni 2014, saya hitung piutang di masyarakat (pelanggan) kira-kira Rp6 miliar. Sejak 2016 kita lakukan penyegelan, tidak lagi penagihan. Jadi sampai sekarang sudah kembali Rp3 miliar,” paparnya.
Saat ini, kata Aries, total jumlah pelanggan PDAM Tirta Kencana Kabupaten Jombang mencapai angka sekitar 20.000. Jumlah total 20.000 pelanggan ini mengalami kenaikan jika dibandingkan pada bulan Juni tahun 2014 saat awal ia menjadi Direktur PDAM Tirta Kencana Jombang yang saat itu hanya memiliki sekitar 14.000 pelanggan . Meski demikian, ketersediaan air baku di perkotaan yang masih mudah untuk mendapatkannya merupakan salah satu tantangan PDAM Jombang dalam pengembangan jumlah pelanggan.
“Ngebor sendiri di rumah kan bisa, biarpun 10 meter ‘wis metu banyune’ (sudah keluar airnya). Itu tantangan kita yang berat. Biarpun kita pakai promo 50 persen biaya pasang, tapi setiap kali ada 200 masuk pakai promo, yang 200 lagi cabut, artinya sama saja. Cabut itu bisa karena tunggakannya besar, cabut, atau dia pasang pompa air sendiri, cabut,” ulas Aries.
Tantangan tersebut menurut Aries mungkin bisa terkurangi jika nantinya ada kebijakan dari pemerintah yang mengatur ijin bagi aktifitas pengeboran air yang saat ini regulasi tersebut sudah ada di kota-kota besar seperti di Kota Surabaya. “Kalau sekarang, belum ada (di) Jombang, pengeboran bebas semua,” pungkasnya. [rif]

Rate this article!
Tags: