Take Away Modul Pembelajaran di SMP Muhammadiyah 14 Surabaya

SMP Muhammadiyah 14 Surabaya memberikan solusi Take Away Modul Pembelajaran. Modul Pembelajaran hanya diberikan kepada Peserta Didik yang memiliki kendala pada fasilitas pembelajaran maupun kuota internet.

Kala Menanti Realisasi Bantuan Kuota Internet dan Ponsel dari Pemerintah
Surabaya, Bhirawa
Rabu (16/9) kemarin SMP Muhammadiyah 14 Surabaya membangunkan mimpi peserta didiknya untuk terus menimba ilmu demi mencapai impian yang mulia. Virus Covid 19 yang melanda seluruh belahan dunia membuat dilematis bagi seluruh peserta didik SMP Muhammadiyah 14 Surabaya.
Tepat sejak Bulan Maret 2020 lalu proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah harus dihentikan dengan pertimbangan faktor utama kesehatan. Yakni melindungi para pengajar dan para siswa agar terhindar dari paparan dan penularan Virus Corona selama masa pendemi Covid 19. Proses Pembelajaran yang kini dikenal dengan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) atau Daring menjadi alternative utama di Kota Metropolitan seperti Kota Surabaya.
Menurut Kepala SMP Muhammadiyah 14 Surabaya, Ustadz Hanif Ashar SPd, SMP Muhammadiyah 14 terus melakukan evaluasi dan tindak lanjut atas pelaksanaan PJJ. Pada awal tahun pelajaran 2020 – 2021 ditemukan kasus bahwa untuk belajar online tak semudah yang dibayangkan bagi siswa dan orang tua tak mampu. Jangankan laptop, Ponsel saja ada yang tidak mempunyai, sehingga pendidik SMP Muhammadiyah 14 Surabaya mengajar ke Rumah Anak Didik itu.
“Solusinya para pengajar SMP Muhammadiyah 14 Surabaya harus datang ke rumah para siswa yang tidak memiliki fasilitas untuk belajar Daring,” kata Ustadz Hanif
Ustadz Hanif menjelaskan, waktu pun bergulir pada awal Bulan September 2020 melalui rapat koordinasi bersama seluruh Pengajar SMP Muhammadiyah 14 Surabaya pembelajaran digelar melalui Aplikasi Zoom. Jumlah peserta didik yang mengikuti PJJ semakin berkurang.
“Persentase ketidakhadiran berkurang sekitar 10% hingga 20%. Faktor utama kali ini adalah Ponsel yang mereka miliki tak lagi mampu untuk menghantarkan mereka belajar, karena Ponsel mereka bukanlah ponsel yang canggih layaknya tayangan sinetron,” tegas Ustadz Hanif.
Ustadz Hanif juga memaparkan, maka sebagai pelaporan tugas dari tayangan TV9 yang dilaksanakan serentak di Kota Surabaya pun menjadi kurang terpantau dan tidak maksimal. Untuk melakukan pelaporan tugas ataupun sharing tugas dengan para pengajar menjadi terhambat. Kuota menjadi problem bagi anak didik di SMP Muhammadiyah 14 Surabaya.
“Maka sejak Rabu (16/9) hari ini (kemarin, red) SMP Muhammadiyah 14 Surabaya memberikan solusi Take Away Modul Pembelajaran. Modul Pembelajaran hanya diberikan kepada Peserta Didik yang memiliki kendala pada fasilitas pembelajaran maupun kuota internet,” tandas Ustadz Hanif.
Maka Ustadz Hanif sebagai Kepala SMP Muhammadiyah 14 Surabaya memutuskan dengan Take Away Modul Pembelajaran, dan hal ini akan berlangsung sampai terealisasi bantuan kuota dari pemerintah. ”Kami ingin memberi yang terbaik bagi peserta didik kami dan sepenuh hati menjalankan amanah wali murid, yang telah menitipkan putra – putrinya di sekolah ini agar menjadi insan yang Cerdas dan Intelektual,” jelasnya.
Sedangkan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Mamik Rahayu SPd menambahkan, mekanisme Take Away Modul Pembelajaran bagi peserta didik. Maka para siswa dengan diantarkan orang tuanya bisa mengambil modul pembelajaran di Pos Satpam dan tetap menjalankan Protokol Kesehatan (Prokes) yang ketat. Hal ini untuk memutuskan mata rantai penularan Virus Corona di lingkungan sekolah.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Ustadz Siti Sholichah SPd juga menjelaskan, modul Pembelajaran yang diberikan merupakan himpunan dari beberapa mata pelajaran, sehingga Peserta didik hanya sepekan sekali mengambil dan mengumpulkan kembali tugas yang telah diberikan para bapak dan ibu guru. [fen]

Tags: