Takut Virus Corona, Mahasiswa Probolinggo Tinggalkan Cina

Ulfi Rodiawati Rosidah dan ayahnya berharap adiknya yang kuliah di Fuzhou pulang. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Mahasiswa asal Kabupaten Probolinggo yang tengah belajar melalui program bea siswa di Cina, memutuskan kembali ke tanah air. Virus Corona dinilai kian mengkhawatirkan, lantaran merebak ke berbagai daerah di Cina.
Seperti yang diungkapkan Lailatul Qomariyah Sa’adah (20), warga Desa Sumberkedawung, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo. Rencananya segera meninggalkan Negeri Tirai Bambu. ”Sore ini saya harus pulang. Kan Bandaranya tanggal 31 (Januari) nanti ditutup,” ujarnya melalui video call kepada Ulfi Widyawati Rosida, kakak kandungnya bersama keluarga di Leces, pada Senin, (27/1) malam.
Lailatul Qomariyah Sa’adah sudah dua tahun menimba ilmu di Cina. Ia mengambil ilmu bisnis di salah satu perguruan tinggi di Fushu, Cina. Kepada keluarganya, ia membagikan pengalamannya setelah terjadi penyebaran Virus Corona. Kondisi terkini di tempatnya tinggal pun tak luput ia ceritakan, menyusul merebaknya virus ini.
Ia membenarkan telah ada pembatasan untuk melakukan aktivitas di Fushu, Cina saat ini. Kemungkinan pembatasan akses dan fasilitas umum juga berlaku untuk daerah lainnya di Cina. Sehingga ia memilih meninggalkan Cina, kembali ke tanah air, seperti yang dilakukan mahasiswa lainnya.
“Apa yang ada di berita – berita itu benar. Ada orang yang berdiri lalu tiba – tiba jatuh pingsan, ya seperti itu kondisinya,” ungkap mahasiswi lulusan Ponpes Nurul Jadid Paiton, itu. Agar Lailatul Qomariyah Sa’adah bisa pulang, pihak keluarga memaksakan diri mencari uang, untuk akomodasi kepulangannya.
“Ya kami terpaksa cari uang untuk membeli tiket adik. Kalau sampai Bandaranya ditutup kan susah pulangnya nanti,” ujar Ulfi Widyawati Rosida, Kakak Lailatul.
Selain Lailatul, sejumlah mahasiswa Indonesia lainnya yang masih berada di Cina, juga memutuskan segera pulang. Mereka putuskan eksodus dari Negara Cina agar terhindar paparan Virus Corona. Khusus dari Probolinggo, belum diketahui berapa jumlah warga yang berada di Cina. Baik mereka yang bekerja, berwisata maupun belajar di Cina.
Wabah virus korona yang menyerang China dan telah memakan korban jiwa 80 orang menimbulkan ketakutan pada warga setempat, termasuk mahasiswa asal Indonesia yang sedang belajar di sana. Mereka berharap bisa segera pulang ke Tanah Air sebelum kondisi di Negara Cina semakin memburuk.
Keluarga mereka pun khawatir mengetahui kondisi di China saat ini. Hal ini diungkapkan keluarga Nasriudin Herli dan Megawati, warga Desa Sumber Kedawung, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo. Pasangan suami istri itu resah karena putri kedua bernama Lailatul Qomariyah Saadah sedang menempuh kuliah di Fuzhou, China.
Sebab, rencananya Pemerintah China menutup bandara internasional lewat kota itu per 31 Januari 2020 mendatang. Rencana ini semakin membuat mereka khawatir akan terjebak di China dan justru semakin terancam terkena Virus Corona. Mereka berharap bisa segera pulang dari negara Tirai Bambu itu ke Probolinggo, sebelum bandara ditutup dari aktivitas.
“Teman – teman Lailatul segera pulang sebelum tanggal 31 Januari karena akan dikosongkan. Semua pada ketakutan. Aku dan teman – teman sempat ke Wuhan naik kereta, semua ketakutan,” kata Lailatul saat berkomunikasi dengan kakaknya Ulfi Rodiawati Rosidah, lewat video callnya.
Terkait ancaman penyebaran Virus Corona Disikapi di sejumlah daerah. Di Kabupaten Probolinggo, Dinas Kesehatan (Dinkes) telah melakukan pencegahan. Semua Kepala Puskesmas se-Kabupaten Probolinggo dikumpulkan dan diminta untuk mensosialisasikan ancaman virus ini pada masyarakat. Dinkes juga berkoordinasi dengan dua RSUD di Kabupaten Probolinggo. Yaitu, RSUD Waluyo Jati dan RSUD Tongas untuk memastikan kesiapan ruang isolasi.
“Kami langsung bergerak. Tadi sudah rapat dengan semua Kepala Puskesmas. Kami minta untuk ikut mensosialisasikan pada masyarakat tentang pencegahan Virus Corona,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr Anang Budi Yoelianto, Selasa, (28/1).
Anang menjelaskan, metode pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga tenggorokan tetap lembap, tidak kering. Tidak menahan dahaga karena begitu membran di tenggorokan kering, virus akan menyerang ke dalam tubuh dalam waktu 10 menit. ”Kami juga minta sosialisasikan soal gejala dan pencegahannya,” lanjutnya.
Anang menjelaskan, dua RSUD di Kabupaten Probolinggo saat ini memiliki ruang isolasi. Sehingga, saat ada pasien yang suspect Virus Corona, bisa langsung ditangani di ruang isolasi. Dipastikan ruang isolasi siap difungsikan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan dan RSUD Tongas. Saat ditemukan suspect di puskesmas, langsung dirujuk ke ruang isolasi RSUD.
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB Kota Probolinggo memastikan, kota bebas Virus Corona. Namun, untuk mengantisipasi penyebaran virus itu, pihaknya berkoordinasi dengan Puskesmas dan RS untuk mewaspadainya.
Sekretaris yang juga Plt Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB NH Hidayati melalui Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eko Sudiwiharti, meminta agar masyarakat menerapkan pola hidup sehat. Juga menjaga daya tahan tubuh guna meminimalisasi potensi terinfeksi virus korona.
Eko menerangkan, Virus Corona atau 2019-nCoV adalah virus yang menyerang sistem pernapasan manusia. Bedanya dengan virus lain, Virus Corona ini memiliki virulensi atau kemampuan yang tinggi untuk menyebabkan penyakit yang fatal. Virus ini berbahaya jika telah masuk dan merusak fungsi paru-paru atau dikenal dengan sebutan Pneumonia. Yaitu, infeksi atau peradangan akut di jaringan paru-paru yang disebabkan oleh virus dan berbagai mikroorganisme lain. Seperti bakteri, parasit, jamur dan lainnya. [wap]

Tags: