Tambaksari Tertibkan PKL dan Pasar Tumpah

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya membongkar lapak pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Putro Agung Kulon, Senin (13/2) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Pemkot Surabaya terus menyasar pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sembarang tempat. Salah satu targetnya adalah pedagang pasar tumpah di Jalan Gersikan. Selain itu, pedagang di Jalan Putro Agung Kulon hingga menuju akses Jembatan Nasional Surabaya-Madura (Suramadu) juga tak luput dari penertiban.
Kemarin (13/2) Satpol PP Kecamatan Tambaksari menertibkan pedagang yang berjualan di atas saluran air dan pedestrian. Penertiban pedagang liar itu dilakukan sejak pukul 09.00. Puluhan petugas Satpol PP Kecamatan Tambaksari yang di backup Satpol PP Kota Surabaya dengan jajaran samping bergerak dengan mengendarai truk.
Sampai di lokasi, mereka membongkar lapak-lapak PKL yang berderet di tepi jalan. Kayu, terpal, rombong milik pedagang langsung dimasukkan ke bak truk.
Para PKL ini tampak pasrah atas penertiban kali ini. Setiap hari mereka berjualan sayur-mayur, buah-buahan, makanan dan minuman. Keberadaan PKL tersebut memang dikeluhkan warga yang melintas lantaran menyebabkan kemacetan. Selain itu, wilayah tersebut juga tampak kumuh.
Camat Tambaksari Ridwan Mubarun menjelaskan, penertiban ini merupakan bentuk pelaksanaan Perda Surabaya No 10 Tahun 2000. Dalam aturan itu disebutkan, pedagang dilarang berjualan di fasilitas umum.
Disinggung terkait adanya kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada peringatan Hari Sampah Nasional 2017 di Pantai Cumpat Kecamatan Bulak, Kamis (16/2) besok, Ridwan mengelak. Menurutnya, penertiban ini murni karena para pedagang berjualan di atas saluran air dan pedesetrian.
“Bukan, ini karena para pedagang lapaknya di atas saluran air dan pedestrian,” katanya saat ditemui Harian Bhirawa di sela penertiban kemarin.
Ridwan menegaskan bahwa lapak pedagang yang berdiri diatas saluran air dan pedestrian harus ditertibkan. “Lapak dagangan yang di atas saluran langsung dibongkar. Barang dagangannya kami suruh amankan sendiri,” tegasnya.
Menurut mantan Camat Rungkut, pedagang itu sudah lama berjualan di Jalan Gersikan dan Putroagung yang menuju akses Jembatan Suramadu. Pihaknya mengimbau untuk tidak berjualan kembali diatas saluran air dan pedestrian. “Kalau masih ada yang berjualan dan melanggar, kami akan tertibkan kembali,” terangnya.
Sementara, Sekretaris Kelurahan Rangkah Mustofa mengatakan bahwa pedagang yang ada di Jalan Putroagung Kulon sebenarnya sudah memiliki lahan. Namun, mereka menggunakan pedestrian sehingga mengganggu para pejalan kaki.
“Penjual sebenarnya sudah ada lahannya, kami tertibkan yang menjorok ke pedestrian saja,” katanya.
Sementara, salah satu pedagang yang ada di Jalan Putroagung Kulon mengeluhkan adanya penertiban kali ini. Pasalnya, pembongkaran lapaknya dinilai belum tuntas karena hanya dirobohkan tapi tidak dibersihkan sehingga kabel-kabel yang tertahan oleh lapaknya menjadi semrawut.
“Kalau menertibkan ya jangan separuh-separuh. Cuma dirobohkan terus ditinggal pergi begitu saja. Kan membahayakan juga bagi orang lain,” ujarnya.
Perlu diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan hadir dalam peringatan Hari Sampah Nasional 2017 di Pantai Cumpat Kecamatan Bulak, Kamis (16/2) besok. Presiden Jokowi direncanakan tiba di lokasi acara sekitar pukul 09.00. Presiden akan didampingi oleh menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar dan Gubernur Jawa Timur Drs Soekarwo. Rombongan tersebut bakal disambut oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Menurut Kabag Humas Pemkot M Fikser, Pemkot Surabaya telah melakukan berbagai persiapan teknis untuk menyukseskan acara tersebut. Persiapan teknis juga telah dikoordinasikan dengan Kementrian LHK.
“Kita tidak bisa sendiri, tapi disesuaikan dengan kepresidenan dan kementrian, karena ini acara mereka dan Surabaya hanya dijadikan sebagai lokasi acara,” jelas Fikser. (geh)

Tags: