Tambang Fosfat dapat Angkat Ekonomi Madura

DPRD Jatim, Bhirawa
Madura menyimpan potensi mineral yang cukup besar. Salah satunya Fosfat. Keberadaan tambang Fosfat dinilai mampu tingkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Data Badan Geologi Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur, sumber Fosfat ditemukan di tiga kabupaten di Madura. Diantaranya Sumenep dengan potensi luas sekitar 827.500 m3, Pamekasan 23.400 m3, dan Sampang sekitar 5.000.000 m3.

Wakil Ketua DPRD Jatim, Achmad Iskandar mengatakan, laporan yang didapatnya setidaknya untuk wilayah Sumenep saja potensi Fosfat ada di 18 kecamatan. Ia optimis keberadaan tambang Fasfat di Sumenep dan sekitarnya mampu mengangkat perekonomian masyarakat di Sumenep Madura.

“Dari kajian yang ada, saat ini ada sekitar 18 kecamatan yang berpotensi untuk pertambangan Fosfat. Kami menyambut baik keberadaan tambang Fosfat di Sumenep Madura,” ujar Iskandar, Kamis (21/1).

Hanya saja sekarang tinggal dilakukan uji kualitas untuk melihat Fosfat yang dihasilkan dari Sumenep. Jika Fosfat bisa memiliki daya tawar ekspor, tentu akan membantu perekonomian Madura.

“Perlu dikaji kualitasnya. Kalau dalam kajian tersebut sangat menjanjikan tentunya bisa ditawarkan ke negara lain yang wilayahnya membutuhkan Fosfat,” tegasnya.

Saat ini Fosfat sangat dibutuhkan sebagai bahan baku di sejumlah industri. Salah satunya yakni untuk produksi pupuk Fosfor. Tak hanya itu, Fosfat juga disebut bermanfaat sebagai bagian dari industri pertambanga.

“Di Indonesia ini banyak kawasan potensial untuk pertambangan. Ini sebuah peluang untuk memberdayakan masyarakat Sumenep adanya tambang Fosfat tersebut,” tegasnya.

Hasil penelitian A. Fatah Yusuf yang dipublish Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) menyebut berdasarkan kandungan P2O5 endapan fosfat di daerah, Sampang sebagian besar dapat digunakan sebagai pupuk alam, sebagian kecil lagi sebagai bahan baku pupuk super fosfat (SP36).

Dalam makalah dengan judul endapan Fosfat di daerah Madura juga disebutkan hal yang hampir sama untuk Pamekasan. Di sana sekitar 55 persen dapat digunakan sebagai pupuk alam dan sebaian kecil sebagai pupuk super fosfat (SP36).

Sedangkan di Sumenep dapat digunakan sebagai pupuk alam dengan kualitas A sebanyak 22 lokasi (sekitar 48,9 persen dari seluruh jumlah lokasi), dengan kualitas C sebanyak 4 lokasi (8,9 persen), yang mempunyai mutu I sebanyak 21 lokasi (46,7 persen) dan mutu II 4 lokasi (8,9 persen).

Selain itu kandungan Fosfat di Sumenep juga bisa untuk bahan baku pembuatan asam fosfat yang terdapat sebanyak 11 lokasi (24,4 persen), dan untuk bahan baku pembuatan pupuk SP-36 sebanyak 14 lokasi (31,1 persen). [geh]

Tags: