Tanam 5.750 Bibit Mangrove, Gaungkan Sedekah Oksigen untuk Dunia

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa terus membuktikan komitmennya untuk berkontribusi terhadap suplai Oksigen (O2) bagi dunia. Hal tersebut memasifkan gerakan tanam pohon khususnya mangrove dengan berbagai elemen masyarakat.
Kali ini, Gubernur Khofifah melakukan penanaman 5.750 bibit mangrove atau pohon bakau dan 50 bibit cemara udang yang dikemas dalam Festival Mangrove Jatim ke-2 yang di laksanakan di Politeknik Negeri Madura, Minggu (4/12).
“Kita terus-menerus akan menggaungkan sedekah oksigen, ada memang di Gili Iyang itu oksigen terbaik dunia, tapi kita ingin menyiapkan support oksigen untuk dunia yang lebih luas lagi,” Kata Gubernur Khofifah.
Didampingi para bupati dan kepala OPD Jatim, Gubernur Khofifah juga melepasliarkan burung air dan kepiting sebelum menanam bibit mangrove dan cemara udang. Penanaman dilakukan di 3 lokasi area Mangrove Sampang, 1 lokasi di Poltera dan 2 lokasi berbeda di Desa Taddan.
“Kita akan terus menanam di mana saja dan saya ingin mengajak kepada kita semua bahwa menghadapi climate change mari bersama-sama cari solusi. Ayo kita melakukan sesuatu yang bisa menyelamatkan bumi,” imbuhnya.
Orang nomor satu di Jatim ini, menilai betapa pentingnya menanam Mangrove. Karena menurut Gubernur Khofifah banyak referensi yang menyebutkan mangrove mampu menghasilkan oksigen 5 kali lebih tinggi daripada tanaman di darat. “Ayo terus menanam dan pelihara kalau ditanam tidak dipelihara dia tidak bisa tumbuh dengan baik,” ajaknya.
Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penyerahan bantuan berupa bibit Multy Purpose Tree Species (MPTS) secara simbolis oleh Gubernur Jawa Timur kepada sejumlah kelompok penerima bantuan. Diantaranya yaitu Pengurus Cabang (PC) NU Kabupaten Sampang, PC Muslimat NU Kecamatan Camplong, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
Penyerahan bibit MPTS atau tanaman produktif multiguna adalah sebagai bagian dari sedekah oksigen. Tanaman MPTS sendiri adalah tanaman kekayuan yang bersifat multiguna karena bermanfaat dari segi ekologi maupun dari segi ekonomi, serta menghasilkan komoditas kayu dan nonkayu. Sehingga petani penggarapnya bisa memanfaatkan komoditas nir-kayu dari tanaman MPTS yang ditanam tanpa melakukan penebangan pohon.
Selain tanaman MPTS, Gubernur Khofifah juga menyerahkan bibit mangrove kepada Ketua FPRB Kabupaten Sampang, Kader konservasi alam yang diwakili Salman, Ketua Kelompok Peduli Mangrove Madura (KPMM), Ketua OISCA Madura, Ketua Mapala Poltera, Kepala Desa Taddan, Ketua KTH Mekar Mulya Desa Taddan, Ketua Pokmaswas Permata Desa Taddan.
Mantan Kepala BKKBN RI ini mengungkapkan bahwa bersama Yayasan Gajah Sumatera (Yagasu), pihaknya akan terus melakukan penanaman mangrove. Juga akan dilakukan program hilirisasi mangrove seperti untuk pewarnaan batik, memproduksi kripik, macam-macam kue, dan sirup. “Artinya hulu hilir, dalam perjanjian kami Insyaallah yagasu akan membantu dan mendampingi, saya rasa ini akan memberikan win-win profit,”sebutnya.
Selain itu juga diserahkan hibah alat ekonomi produktif kepada sejumlah kelompok tani hutan (KTH) di Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Usai menyerahkan bantuan bibit tanaman, Gubernur Khofifah berkenan meninjau booth kegiatan pengobatan gratis, edukasi anak dan kampanye pelestarian mangrove, Pameran produk unggulan Kelompok Tani Hutan Mangrove dan UMKM lainnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Jumadi melaporkan Jawa Timur memiliki luas eksisting mangrove seluas 27.221 Ha dan merupakan terluas di Jawa dan Bali. Ia menyebut kondisi kerapatan mangrove di Jawa Timur 47,26% lebat, 46,07% sedang dan 6,66% dalam kondisi jarang.
Jumadi menuturkan pananaman mangrove di Sampang ini diharapakan akan mampu mentriger daerah-daerah di Jawa Timur yang memiliki kerapatan mangrove jarang sampai sedang. Tak hanya itu, ia berharap mangrove yang ditanam akan menumbuhkan habitat mangrove yang sehat dengan berbagai fauna yang hidup didalamnya.
“Syarat utama untuk kita tumbuh kembangkan habitat ini kan kita bisa kelola menjadi kawasan ekosistem esensial, seperti tadi pelepasliaran burung pecuk-padi hitam yang sesuai dengan habitat mangrove adalah untuk memadatkan ekosistem, jadi ada vegetasinya, ada faunanya, kalau sudah lengkap kita bentuk kawasan ekosistem esensial,” katanya. [tam]

Tags: