Tanam Jagung dan Tembakau Diminati Petani Kabupaten Bojonegoro

Salah satu petani tembakau di Bojonegoro. (achmad basir/bhirawa)

Bojonegoro, Bhirawa
Memasuki musim kemarau ini, selain tanama jagung, tanaman tembakau bisa dikatakan menjadi salah satu jenis tanaman pertanian paling cukup diminati sebagian petani di Kecamatan Sugihwaras, Kabupaten Bojonegoro. Sebagai jenis tanaman yang tidak terlalu membutuhkan banyak air, tahan panas dan bisa hidup di daerah lahan kering atau tadah hujan. Petani setempat menilai dua komoditi itu lebih cocok dan lebih laku dijual saat masa panen mendatang. “Tanaman tembakau banyak jadi pilihan, di samping lebih menguntungkan juga tidak membutuhkan banyak air,” kata Widjianto, petani tembakau setempat.
Sukijan, petani lainnya mengaku, sampai saat ini tanaman tembakau memang belum tergantikan dengan jenis tanaman lain, baik dari sisi keuntungan yang didapatkan maupun biaya yang dikeluarkan juga relatif lebih terjangkau. “Memang menanam tembakau, kalau dari sisi biaya relatif lebih sedikit, dari sisi perawatan juga tidak sulit seperti tanaman lain,” imbuhnya.
Dari data yang dihimpun di lapangan ada 400 hektare sawah petani yang saat ini sudah ditanami jagung. Sedangkan luas pertanian yang ditanami jenis tanaman tembakau totalnya ada 1.128.5 hektare yang tersebar di 17 desa.
Kepala UPT Pertanian Kecamatan Sugihwaras, Sipto Handoko mengatakan, komoditi tanaman Jagung terlebih tanaman tembakau memang sangat diminati oleh petani, saat memasuki musim kemarau saat ini. “Bahkan minat petani tanam tembakau lebih tinggi yakni 1.128,5 hektare sawah yang saat ini sudah ditanami ,” kata Sipto, kemarin (25/7).
Banyaknya petani setempat yang kini menanam tembakau dikarenakan, sejak tahun 2017 lalu Dinas Pertanian (Disperta) Bojonegoro yang turut mensosialisakan agar petani Bojonegoro kembali menanam tanaman tersebut. “Dari 17 desa itu yang paling luas ditanami tembakau ada di Desa Bulu yang mencapai 158 hektare,” jelasnya.
Lebih jauh, Sipto Handoko menuturkan, sejak mulai tahun 2015 lalu petani Bojonegoro yang tanam tembakau luas lahannya hanya 6.000 hektare, bahkan luas tanam tembakau tahun 2016 malah mengalami penurunan hingga hanya tinggal 4500 hektare.
Terpisah, Kabid Tanaman dan Perkebunan, Dinas Pertanian Bojonegoro, Imam Wahyudi mengatakan, sempat turunnya luas lahan yan ditanami tembakau lantaran peraturan dari kementerian. “Sempat turunya luas tanam tembakau lalu disebabkan salah satunya karena ada larangan batasan dari Kementerian Kesehatan,” ujar Imam. [bas]

Tags: