Tanamkan Disiplin, Siswa SDM Muhammadiyah 6 Belajar E-Tilang

Siswa SD muhammadiyah 6 Gadung Surabaya saat menunjungi gedung SITS Bratang Surabaya.

Surabaya, Bhirawa
Untuk menanamkan disiplin berlalu lintas sejak dini, SD Muhammadiyah 6 Surabaya, Selasa (7/11) kemarin mengajak 200 siswa kelas IV, V dan VI berkunjung ke Gedung SITS (Surabaya Intelligent Transport System), Terminal Bratang milik Dinas Perhubungan Kota Surabaya. Para siswa melihat langsung record camera CCTV yang merekap pelanggaran pengguna jalan.
Menurut guru pendamping siswa SD Muhammadiyah 6 Surabaya, Ustadzah Hafshoh SPd, tujuannya mengajak siswa untuk melihat langsung camera CCTV yang merekam pelanggaran lampu merah atau pelanggaran jalur, pengguna jalan raya baik roda dua maupun roda empat. Sebab kecelakaan itu sebagaian besar berawal dari pelanggaran lalu lintas.
Diharapkan setelah melihat langsung banyaknya pelanggaran yang dilakukan pengguna jalan raya di Kota Surabaya, dan berujung pada kecelakaan. Maka siswa bisa ditanamkan nilai-nilai kedisiplinan berlalu lintas sejak dini, setidaknya pada dirinya sendiri dan keluarganya. Sehingga setelah dewasa bisa menjadi individu yang tertib berlalu lintas.
“Ini penting untuk penanaman karakter agar disiplin dan tertib berlalu lintas sejak dini sehingga bisa terbawa hingga dewasa. Sebab kalau tidak ditanamkan sejak kecil maka budaya melanggar lalu lintas akan sulit dihilangkan ketika dewasa, dan ini akan membahayakan diri sendiri dan orang lain,” jelas Ustadzah Hafshoh.
Sementara itu, Seksi Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan di Gedung SITS, Terminal Bratang menambahkan, sangat senang dengan kedatangan siswa SD Muhammadiyah 6 yang telah belajar tentang seluk beluk e-tilang. Sebab pihaknya bisa memberikan penjelasan secara langsung kepada para siswa, agar tidak melanggar lalu lintas di jalan raya dan sebaliknya harus selalu tertib berlalu lintas.
“Kami memberikan pemahaman kepada para siswa tentang e-tilang. Dan pendidikan kepada usia dini ini sangat penting, sehingga diharapkan ketika sudah dewasa mereka tidak melanggar lalu lintas. Karena pelanggaran lalu lintas awal dari terjadinya kecelakaan. Dan ketika terjadi kecelakaan tidak hanya membahayakan dirinya sendiri tetapi juga membayakan orang lain,” kata Joko.  Joko juga menjelaskan, kedatangan siswa yang belajar tentang e-tilang ini sesuai dengan arahan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharani, agar mensosialisasikan tertib berlalu lintas sejak dini yakni untuk siswa SD dan SMP. Sebab selain memberikan sosialisasi dengan mendatangi sekolah secara langsung, tetapi juga ada sekolah-sekolah yang mengajak para siswanya untuk melihat record camera e-CCTV.
Menurut catatan Dinas Perhubungan, sebelum diberlakukan e-tilang pelanggar lalu lintas di Kota Surabaya mencapai 600 kasus per hari. Namun sejak diberlakukan e-tilang secara bertahap palanggarannya cenderung menurun dari 400 hingga 200 per hari. Dan kini semakin turun yakni antara empat hingga lima kasus per hari. Hanya pada hari Senin, dimana pengendara cenderung tergesa-gesa dan emosinya tinggi yakni antara 10 hingga 20 kasus, dan cenderung menurun ketika hari Jumat dan Sabtu. [fen]

Tags: