Tanamkan Kearifan Lokal Budaya Sejak Dini

Salah satu kelompok yang mengikuti parade budaya Jatim yang merepresentasikan kota Madura, tengah serius dalam memberikan Infomasi kepada pengunjung booth Madura, Selasa (3/4).

Parade Budaya Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM)
Surabaya, Bhirawa
Berbicara mengenai budaya, Indonesia tidak bisa terlepas dari keragaman dan kekayaan budayanya. Hampir di setiap daerah di Indonesia mempunyai kekayaan budaya yang berbeda-beda. Salah satunya Jawa Timur (Jatim). Mulai dari pakaian, makanan, sejarah, kesenian, dan sebagainya, Jatim termasuk propinsi yang mengagumkan karena ragam budayanya.
Sekolan Alam Insan Mulia (SAIM) mengadakan parade budaya Jatim yang melibatkan ratusan siswa SD nya dengan mengemasnya berupa pameran budaya. Diungkapkan koordinator kelas 3, Lilies Kurniawati, parade budaya Jatim merupakan salah satu kompetensi dasar yang ada di kelas tiga, yang didalamnya berisi materi terkait tenggang rasa di antara budaya di lingkungan masyarakat.
“Ini salah satu kompetensi dasar di kelas tiga ada tenggang rasa di antara budaya lingkungan masyarakat,” ungkapnya
Lebih lanjut, bahwa pameran budaya Jatim yang diadakannya merupakan langkah awal bagi siswa untuk mempelajari lebih dalam budaya Indonesia secara keseluruhan.
“Sebelum kita mengenal budaya yang ada diluar, kita harus kenal dulu dasar budaya kita, kita dilahirkan dimana, kita siapa kita harus tahu identitas kita,” tuturnya.
Diakuinya, dalam parade budaya Jatim tersebut, pihaknya membagai beberapa kota di Jatim guna merepresentasikan budaya, sejarah dan potensi lokal yang dimiliki wilayah tersebut. Di mana 80 persen ide konsep, madding dan dekor parade budaya Jatim dilakukan oleh siswa-siswi kelas 3.
Ditemui kesempatan yang sama, Kepala SAIM, Mukhtar Fanani mengungkapkan bahwa pihaknya ingin mengajarkan kepada siswa-siswinya untuk menghargai bangsa nya sendiri.
“Saya berpesan kepada mereka bahwa bangsa yang besar dan hebat adalah bangsa yang menghargai budaya dan sejarah bangsany. Kalau tidak kita yang mengajarkan ke anak-anak siapa lagi?” paparnya. Oleh karena nya, Ia meyakini jika dengan parade budaya Jatim akan menumbuhkan kearifan budaya lokal yang sempat hilang di era Milenial ini.
“Mereka harus tahu apa itu kearifan budaya lokal. Maka dari itu, inilah kesempatannya untuk menumbuhkan lagi kearifan budaya lokal kepada anak-anak” urainya.
Pengunjung Parade Budaya Jatim, Maulana Rasyad Fadhil Hidayat, Gavin Cakra Arya Maheswara dan Naika Auglen Albaqi mengaku senang dengan parade buaya tersebut. Mereka mengungkapkan bahwa dengan parade budaya Jatim tersebut, mereka bisa lebih tau informasi etentang budaya, makanan, sejarah, dan wisata tanpa harus mengunjungi kota-kota yang ada di Jatim.
“Banyak banget yang kita dapatin, mulai souvenir, dapat pelajaran yang bikin kita paham tempat di Jatim dan informasi mengenai semua kota tanpa datang ke tempatnya,” ungkapnya.
Wali murid yang mengikuti Parade budaya Riri Lewis menilai acara tersebut merupakan acara yang sangat inspiratif dan menarik, yakni guru SAIM menyiapkan pelajaran pengenalan budaya secara dini.
“Sebagai orangtua, saya sangat takjub ya dan berterimakasih pada ustadzah disini, telah mengajarkan anak-anak kami untuk mengemukakan ide, mengeksekusi dan mengevaluasi acara ini,” paparnya. [ina]

Tags: