Tanggul Kritis di Kabupaten Jombang, Air Brantas Merembes ke Rumah Warga

Tanggul Sungai Brantas di Dusun Jatipandak, Desa Jatiduwur, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang yang kritis akibat abrasi yang terjadi beberapa tahun terakhir ini, Rabu (17/02).

Jombang, Bhirawa
Tanggul Sungai Brantas di Dusun Jatipandak, Desa Jatiduwur, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang kritis akibat abrasi yang terjadi sekian tahun. Bahkan, air dari Sungai Brantas sudah merembes ke pemukiman warga, Rabu (17/02).

Warga setempat pun merasa was-was dengan kejadian ini. Warga saat ini bahkan sudah mengemasi barang-barang berharga mereka seperti dokumen-dokumen penting untuk mengantisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Warga setempat bernama Juwariyah (53) mengaku merasa khawatir jika malam tiba, apalagi akhir-akhir ini hujan di wilayah Jombang terjadi pada malam hari.

“Siaga, Siaga terus. (Air) sudah merembes ke kampung-kampung itu pak. Sejak Sabtu (13/02),” tutur Juwariyah.

Warga lainnya, Mohammad Yanto (55) menuturkan, air Brantas merembes ke pemukiman warga jika ada hujan dan arus Sungai Brantas deras.

“Hari Minggu kemarin sampai sekarang ini,” tutur Mohammad Yanto.

Dikatakan Mohammad Yanto, air rembesan dari Sungai Brantas ini juga menggenangi kebun maupun jalan di depan rumah warga setempat.

“Ini kan pengarunya dari Brantas pak. Kepinginnya tanggul itu direalisasikan pengajuan yang kemarin-kemarin,” tuturnya lagi.

Disinggung lebih lanjut sudah berapa kali adanya kejadian air Brantas yang merembes ke pemukiman warga, dia menjawab, setiap musim penghujan pasti hal tersebut terjadi.

“Bahkan setiap malam kalau musim hujan, masyarakat ‘nggak’ bisa tidur. Tahun kemarin ya seperti ini, ini kan sudah tiga tahun. Tahun ini paling parah, bahkan tanggulnya itu mau habis,” ungkapnya.

Genangan air di pemukiman warga Dusun Jatipandak, Desa Jatiduwur, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang yang berasal dari rembesan air Sungai Brantas di dekat titik tanggul yang kritis, Rabu (17/02). [arif yulianto/bhirawa].

Diungkapkannya lagi, jika malam tiba, dirinya pun tidak bisa nyenyak tidur dan harus berjaga.

“Ada yang sudah berkemas-kemas, barangkali nanti (tanggulnya) jebol terus lari gitu lho,” kata Mohammad Yanto yang jarak rumahnya dekat dengan tanggul Brantas yang kritis tersebut.

Sementara menanggapi hal ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Jombang mengaku sudah pernah melaporkan hal tersebut ke pihak terkait yakni, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.

“Sudah kita laporkan satu tahun yang lalu kalau tidak salah, ke BBWS,” terang Sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Jombang, Bayu Pancoroadi lewat sambungan Telepon Seluler (Ponsel) nya, Rabu sore di hari yang sama saat dikonfirmasi.(rif)

Tags: