Tanggul Sungai Wrati Ambrol, Rumah Warga dan Area Persawahan Tergenang Banjir

Pasuruan, Bhirawa
Hujan deras yang mengguyur wilayah barat, Kabupaten Pasuruan membuat Sungai Wrati, di Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan meluap. Luapan Sungai Wrati membuat tanggul sungai ambrol. Akibatnya, ribuan rumah mengalami kebanjiran.
Selain Beji, wilayah Kecamatan Gempol juga mengalami hal yang sama. Akibat luapan Sungai Gempol, sebanyak 2.950 rumah di 7 Dusun, Desa Gempol mengalami banjir. Ketinggian air mencapai antara 20 hingga 60 sentimeter.
Peristiwa itu terjadi pada Kamis, (23/1) sekitar pukul 03.00. Tanggul Sungai Wrati ambrol sepanjang 2 meter akibat derasnya arus sungai. Sehingga, luberan air semakin cepat menuju permukiman warga dan area persawahan.
Tercatat luberan air menuju ke sejumlah Dusun maupun Desa di Kecamatan Beji, antara lain di Karangkletek, Kedungringin hingga Cangkringmalang. Sedikitnya 12 hektare area persawahan di sekitar tanggul jebol, juga terendam.
“Air sungai mengalir sangat deras akibat tanggul sungai jebol. Selain meluber ke rumah-rumah warga, luberan air juga merusak area persawahan. Di area persawahan warga secara otomatis gagal panen,” tandas Hendrik Kurniawan, tokoh warga Beji.
Ia juga menyinggung terkait urukan bekas galian pipa PGN kurang tinggi di area tanggul sungai Wrati. Pasalnya, dengan kondisi pipa gas yang digali terlalu rendah, membuat tanggul menjadi tak kokoh. Sehingga mudah tergerus air yang tak kuat menahan air hujan.
“Apalagi, urukan bekas galian pipa PGN kurang tinggi. Kami minta pihak PGN, bisa mengatasi hal itu,” papar Hendrik Kurniawan.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Pasuruan mengatasi jebolnya tanggul tersebut dengan cara membangun tanggul sementara, berupa pasir dalam sak. Sebanyak 200 sak pasir dipasang secara sementara, dengan tujuan agar air sungai bisa tertahan dan tidak meluber ke permukiman warga.
“Kami juga memasang sesek bambu, supaya menahannya semakin kuat dan kokoh. Totalnya ada enam buah dengan ukuran 2×3 meter. Tentu solusi ke depan adalah harus secepatnya diperbaiki secara permanen,” kata Sekertaris BPBD Kabupaten Pasuruan, Khusaini.
Sedangkan di wilayah Gempol, tergenangnya air di wilayah tersebut akibat buruknya drainase di sekitar bawah jalan tol Gempol-Pandaan. Drainase di lokasi itu airnya tidak lancar dan meluber ke pemukiman warga yang berada dekat sungai.
“Kami milih diam dirumah saja sambil memantau ketinggian banjir. Luburan air akibat buruknya drainase jalan tol Gempol-Pandaan. Dulunya tidak pernah banjir seperti ini,” kata Rofiah, warga sekitar.
Ia bersama warga lainnya hanya mengharapkan peran pemerintah daerah dalam hal menanggulangan terkait banjir. Sehingga, setiap hujan deras warga tidak was-was. [hil]

Tags: