Tanggulangi Bencana Kelud, Butuh Dana Rp23 M

Kabupaten Blitar, Bhirawa
Untuk mempersiapkan penanggulangan bencana letusan Gunung Kelud, Pemerintah Kabupaten Blitar  membutuhkan anggaran mencapai Rp23 miliar. Hal ini diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang juga Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekkab) Blitar, Drs. Palal Ali Santoso.
Anggaran tersebut di antaranya mencakup pengadaan peralatan logistik dan operasional di lapangan, namun dari kebutuhan anggaran sebesar Rp23 miliar tersebut kemungkinkan Pemkab Blitar hanya mampu mencukupi 10-20 persen saja. “Mengingat kemampuan APBD yang tidak mencukupi,” kata Drs. Palal Ali Santoso.
Selain itu, Pemkab Blitar juga akan melakukan penggeseran anggaran mencapai Rp9,7 miliar. Dana tersebut antara lain meliputi anggaran siaga sebesar Rp4,4 miliar, pengamanan evakuasi yang diambilkan dari dana tak tersuga sebesar Rp1,5 miliar serta anggaran kebutuhan dasar termasuk pengadaan alat mencapai Rp3,8 miliar.
Di sisi lain pihaknya juga telah mempersiapkan sedikitnya 4.000 lebih personel di lapangan, di antaranya sebanyak 1.015 personel untuk tindakan evakuai, 905 personel untuk tenaga kesehatan, 501 personel untuk transportasi serta 207 personel pemenuhan dasar. “Dari total jumlah personil tersebut, kami juga mendapatkan bantuan dari Polres Blitar Kota sebanyak 518 personil dan Polres Blitar sebanyak 550 personil,” ujarnya.
Bahkan untuk menentukan titik evakuasi yang aman bagi warga, Pemkab Blitar juga mulai mendata jumlah warga yang tempat tinggalnya terkena dampak langsung letusan Gunung Kelud, seperti di Kecamatan Ponggok sebanyak 1.838 KK atau 6.869 jiwa, kemudian di Kecamatan Nglegok sebanyak 3.827 jiwa, Kecamatan Gandusari sebanyak 10.023 jiwa dan Kecamatan Garum sebanyak 1.179 KK atau 3.827 jiwa.
“Ribuan warga tersebut dinilai perlu mendapatkan prioritas dalam proses evakuasi, dimana kami sendiri telah menyediakan 63 titik evakuasi yang tersebar di 13 Desa di 4 Kecamatan,” jelasnya.
Secara terpisah Komandan Kodim 0808 Blitar, Letkol Arm Tejo Widhuro, mengatakan dari hasil pantauannya di sejumlah lokasi yang termasuk dalam Kawasan Rawan Bencana Gunung Kelud ada masyarakat yang perlu segara dievakuasi tanpa harus menunggu rekomendasi dari Badan Geologi, salah satunya 20 KK yang saat ini menghuni kawasan Kampung Aceh di Desa Slumbung Kecamatan Gandusari, dimana dari 20 KK tersebut terdapat 73 jiwa yang perlu segera dievakuasi.
“Sebab jalan menuju pemukiman kampung aceh sangat sulit ditempuh, karena berupa jalan setapak yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua saja,  itupun mendannya cukup sulit,” kata Letkol Arm Tejo Widhuro yang juga menyiapkan 1.000 personil anggotanya untuk membantu mengevakuasi warga dan mendistribusikan logistik ke Posko pengungsian yang merupakan gabungan personil dengan Yonif 511.
Sementara atas kenaikan status Gunung Kelud menjadi Siaga, Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla (JK) sempat memantau langsung kesiapan menghadapi bencana letusan Gunung Kelud di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri dan ke Blitar Rabu (12/2) kemarin yang mengatakan`siap membantu dengan semua personel dan perlengkapan untuk membantu Pemerintah dalam melakukan evakuasi korban.
“Persiapan menghadapi bencana ini sangat penting dilakukan, utamanya mengecek kesiapan di tempat tempat evakuasi yang nantinya bakal menampung ribuan pengungsi saat Kelud mengalami erupsi,” ujar JK yang telah menyiapkan sekitar 400 orang relawan PMI yang bakal diterjunkan untuk membantu bila terjadi letusan. [htn.hel]