Tangis Haru Warnai Sungkeman SMP IT Darul Fikri

Suasana tangis harus mewarnai acara sungkeman/permintaan maaf santri ke orangtua.

Sidoarjo, Bhirawa
Tangis haru mewarnai acara doa bersama dan sungkeman santri-santri SMP Islam Terpadu (SMP IT) Darul Fikri Sidoarjo ruangan Hotel Delta Mayang Sidoarjo, Minggu(21/4).
Para siswa meminta maaf kepada orangtuanya, menangis menyesali perbuatannya, karena sering melakukan kesalahan dan berani terhadap orangtua. Sementara itu orangtua sangat merasa iba. Memberi maaf kepada anak-anaknya hingga menetaskan air mata, bahkan ada yang sampai sesenggukan. Baik orangtua pria maupaun perempuan pun semuanya menangis haru.
Usai sungkem orangtuanya, santri kelas IX Farhani mengaku senang dan sedih saat meminta maaf kepada orangtua. Sedih selama ini sering membantah perintah orangtua, sering tidak menuruti perintah orangtua. Namun juga senang sekali karena bisa meminta maaf dengan orantua secara bersama-sama.
“Menyesali kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat selama ini, dan berjanji tidak akan mengulangi lagi. Dengan begitu, kerja keras kami saat belajar, dengan doa bersama ini bisa berjalan dengan lancar. Saya juga berharap bisa mendapatkan nilai yang sangat memuaskan,” harap Farhani.
Salah satu orangtua santriwati, Aris Setyawati mengaku kegiatan seperti ini sangat positif sekali. Karena setelah saling bermaafan akan terasa bebas, teras lega. Jadi orangtua sama anak saling maaf memaafkan itu Alloh akan memberikan kemudahan-kemudahan, karena kesalahan diantara kita itu juga bisa menjadi penghalang perjalanan hidup manusia. “Semoga, dengan kegiatan seperti ini tadi, Alloh telah memberikan Ridhonya kepada kita semua yang telah saling memaafkan,” ungkap warga Surabaya ini.
Kepala SMP IT Darul Fikri Sidoarjo, Basuki Rakhmad mengatakan kalau sekolahnya telah memakai konsep pesantren. Jadi anak-anak ini hampir kurang sekali berinteraksi dengan orangtua, dan mereka hanya bisa meminta uang saku saja yang dipai untuk kehidupan sehari-harinya tanpa mereka tahu banyak, apa yang dilakukan oleh orangtua.
“Yang dia tahu adalah belajar di Ponpes. Mereka tidak tahu jerih payah orangtua hingga membuat anak-anak sukses seperti ini. Jadi, doa bersama ini juga merupakan moment menghadapi UNBK SMP. Moment ini sengaja kami buat lebih ‘mepet’ agar emosiaonal mereka dapat. Sementara bagi santri yang jauh, orangtuanya tidak bisa hadir kami fasilitasi untuk menggunakan telepun,” jelasnya.
Ia juga mengatakan kalau Darul Fitri ini merupakan Lab Schoolnya De Qi (Darul Al Quran Indonesia), maka kami mensinergikan moment yang penting ini, yakni Peringatan Hari Kartini, jelang ramadhan, dan anak-anak juga akan melakukan UNBK. “Jadi moment tersebut kami persatukan, sehingga bisa menjadi kegaitan yang besar. Termasuk tadi juga ada kegiatan pemberian anugerah donatur kepada beberapa orang,” katanya.
Menurutnya, di SMP IT Darul Fikri ini terdapat sekitar 20 persen siswanya adalah mereka merupakan anak-anak yang kurang mampu, yatim dan duafa.
“Untuk pembiayaannya mereka di penuhi oleh De Qi. Sehingga, Alhammadulillah anak-anak bisa menjadi tahfizh yang baik, serta bisa belajar akademik dengan baik pula,” jelasnya. [ach]

Tags: