Tangkal Radikalisme, Kembali Pahami Pancasila

Sesi tanya jawab dalam kegiatan Peningkatan Potensi Kerukunan Hidup  Umat Beragama di kantor Bakesbangpol Jatim. Dalam sesi tersebut, Emylia seorang mahasiswa asal Papua merasakan kebanggaan akan bangsa Indonesia yang berbeda-beda namun tetap satu juga.

Sesi tanya jawab dalam kegiatan Peningkatan Potensi Kerukunan Hidup Umat Beragama di kantor Bakesbangpol Jatim. Dalam sesi tersebut, Emylia seorang mahasiswa asal Papua merasakan kebanggaan akan bangsa Indonesia yang berbeda-beda namun tetap satu juga.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Wacana radikalisme yang banyak beredar di masyarakat saat ini juga member pengaruh bagi generasi muda. Untuk menangkal radikalisme diperlukan upaya penguatan harmonisasi antar unsure di dalam masyarakat.  Di jatim upaya ini sedang dilakukan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jatim yang bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan dan Pangdam V Brawijaya.
Kepala Bakesbangpol Jatim, Drs Ec Jonathan Judianto MMT mengatakan, menangkal radikalisme, maka harus bisa memahami Pancasila. Sebab Pancasila merupakan bentuk proses kristalisasi dari penyelesaian berbagai permasalahan di Indonesia.
“Meskipun berbeda-beda namun tetap satu juga. Hal itu harus dipahami dengan ragamnya perbedaan di Indonesia ini,” katanya dalam kegiatan Peningkatan Potensi Kerukunan Hidup  Umat Beragama di kantor Bakesbangpol Jatim.
Untuk itu, lanjutnya, perbedaan harus menjadi kekuatan yang luar biasa untuk membangun bangsa Indonesia lebih baik lagi. Sebab, selama ini perbedaan selalu dihadapkan pada permasalahan berbagai kepentingan yang memicu konflik. Untuk itulah, ditengah berbagai perubahan dan perkembangan bangsa diharapkan sikap idealisme dan ideologi bangsa tetap terjaga dan menjadikan bangsa ini tetap besar dan jaya.
“Cara pandang harus selalu dibangun dengan kegiatan yang dilakukan seperti adanya forum kerukunan umat beragama (FKUB) maupun forum pembauran kebangsaan (FPK). Kita harus mempunyai pegangan yang kuat dengan berkomitmen dan bersumpah kalau ‘NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) itu Harga Mati’,” tandasnya.
Sedangkan Kepala Bidang Integrasi Bangsa, Tjahjo Widodo SH MHum mengatakan, dalam menjaga harmonisasi maka diselenggarakan kegiatan peningkatan potensi kerukunan hidup umat beragama.
“Potensi kerukunan harus ditingkatkan dari tahun ke tahun. Kegiatan ini melibatkan berbagai lapisan, mulai dari FKUB, FPK, hingga mahasiswa dari berbagai rasa, suku, dan agama,” katanya.
Kegiatan ini dilakukan juga menilik adanya permasalahan yang terjadi seperti di Tolikara, Papua. “Kegiatan wawasan kebangsaan kita berikan pada mereka. Sehingga, kedepan mereka juga bisa menangkal aksi-aksi yang bisa memecah persatuan bangsa ini,” tambahnya.
Ke depan, lanjut Tjahjo, pihaknya akan melakukan kegiatan yang lebih bisa mempererat hubungan antar ras, suku, dan agama dikalangan peserta. Diantaranya membuat kegiatan seni budaya yang bisa ditampilkan bersama-sama.
Beberapa peserta nampak antusias dengan kegiatan yang diselenggarakan Bakesbangpol Jatim tersebut. Misalkan saja, Emylia seorang mahasiswa asal Papua yang mengambil studi kedokteran di Universitas Wijaya Kusuma (UWK) mengaku kegiatan tersebut membuat dirinya lebih percaya diri dalam bergaul bersama teman-teman lainnya yang berbeda ras, suku, dan agama.
“Adanya kegiatan ini membuktikan kalau Indonesia ini sangat luas dan beragam. Dan sekaligus  membuktikan kita semua sama-sama satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia,” tandasnya.
Sementara, Jonranudin akrab disapa Jon asal NTT yang sedang berkuliah di Universitas Dr Soetomo merasakan kegembiraannya ketika bisa bergaul dan bertemu teman-temannya dari berbagai kepulauan yang ada di Indonesia.
“Kita sebagai generasi penerus harus memperkuat persatuan dan kesatuan menjadi bangsa ini selangkah lebih maju. Apalagi sekarang negara ini sedang goyah, maka kita semua harus berjuang untuk bangsa ini bersama-sama,” katanya.  [rac]

Tags: