Tanjung Perak Surabaya Siap Realisasikan Tol Laut

Foto; ilustrasi

Foto; ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III (Persero), Djarwo Surjanto, menyatakan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya siap merealisasi tol laut sesuai program pemerintahan Presiden Terpilih Joko Widodo.
“Keyakinan itu terlihat dari upaya revitalisasi yang diterapkan di sejumlah pelabuhan. Seperti di Pelabuhan Tanjung Perak dan Terminal Teluk Lamong,” kata Djarwo, ditemui usai mendampingi Menteri BUMN Dahlan Iskan pada Soft Launching Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara, di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis (2/10).
Program tol laut itu, ungkap dia, yakni sistem distribusi barang skala besar yang menggunakan jalur laut. Sementara, infrastruktur tol laut akan melibatkan kapal berkapasitas besar dan pelabuhan laut dalam (deep sea port). Rencananya, deep sea port akan dibangun di setiap pulau besar Indonesia sebagai gerbang masuk barang.
“Dari sana, barang kebutuhan rakyat itu akan diteruskan ke sejumlah daerah melalui kapal kecil atau melalui jalur darat. Sistem distribusi itu dipercaya membuat biaya distribusi menjadi lebih murah dan secara nasional dibangun di 24 pelabuhan,” ujarnya.
Kesiapan pengembangan tol laut di Tanjung Perak Surabaya, jelas dia, dilakukan dengan merevitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dan membenahi Pelabuhan Tanjung Perak. Perusahan BUMN yang memiliki 16 cabang pelabuhan tersebut telah membangun dua terminal sekaligus yakni Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara (GSN) dan Terminal Teluk Lamong.
“Terminal tersebut diharapkan menjadi pelabuhan termutakhir di Indonesia. Terminal GSN dilengkapi dengan teknologi sinar X. Lalu, calon penumpang kapal akan melalui prosedur pemeriksaan barang dengan sinar-X itu,” katanya.
Selain itu, tambah dia, terminal berkapasitas 4.000 penumpang yang pada hari ini diresmikan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan tersebut dilengkapi dengan areal garbarata seperti yang ada di bandara pada umumnya. “Bahkan, Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) telah kami perdalam dari kedalaman 9 meter LWS menjadi 14 meter LWS sehingga kapal besar bisa sandar di sini,” katanya.
Kalau di Terminal Teluk Lamong, kata dia, difokuskan untuk melayani pengangkutan kontainer dari dermaga ke lapangan peti kemas. Namun, dikarenakan Terminal Teluk Lamong dibangun berkonsep ramah lingkungan maka hanya dapat dimanfaatkan oleh truk yang menggunakan bahan bakar gas (BBG). “Teluk Lamong juga siap merealisasi tol laut karena kini telah memiliki kedalaman hingga 14 mLWS sehingga dapat menerima kapal-kapal besar,” katanya.
Ia menyatakan, terminal itu ke depan berfungsi sebagai pelabuhan peti kemas dan curah kering di Surabaya karena meningkatnya trafik peti kemas di Tanjung Perak. Bahkan intensitasnya lebih tinggi dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. “Jika rute pelayaran peti kemas domestik dari Tanjung Perak itu ada 30 rute secara regular, setahu kami di Tanjung Priok hanya 20 rute,” katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, Terminal Teluk Lamong merupakan pelabuhan peti kemas yang memiliki teknologi Automatic Stacking Crane (ASC) satu-satunya di Indonesia. Alat itu dioperasikan dengan sistem remote control oleh operator. “Tujuannya, untuk meningkatkan aspek keselamatan pekerja. Apalagi selama ini kejadian kecelakaan sampai hilangnya nyawa, sering terjadi di lapangan,” katanya. [ma,ant]

Tags: