Tanjunganom Jadi kampung Santri Pertama di Kabupaten Nganjuk

Deklarasi Kelurahan Tanjunganom sebagai kampung santri ditandai dengan pemukulan bedug oleh Sekretaris Kabupaten Nganjuk Agoes Subagijo.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Dideklarasikan sebagai kampung santri, Kelurahan Tanjunganom Kecamatan Tanjunganom ingin memantapkan iklim religius di masyarakat. Masih dalam suasana hari santri nasional 2019, dengan diresmikannya menjadi kampung santri, masyarakat di wilayah Tanjunganom diharapkan menjadi insan yang sholeh dan istiqomah.
Terkait deklarasi kampung santri, Sekretaris Kabupaten Nganjuk Agoes Subagijo mengatakan, spirit dari pendirian kampung santri tidak lepas dari inovasi Kelurahan Tanjunganom, dengan visi misinya yaitu membangun masyarakat Kelurahan Tanjunganom yang sejahtera, relegius, dan berkelanjutan berbasis kearifan lokal. Sedangkan misi yang diusung adalah bersatu, membangun karakter berbasis Al-qur’an.
Sebuah program dalam membangun karakter bangsa wajib didukung, apalagi pemerintah saat ini sedang gencar mengembangkan kampung-kampung santri sebagai bentuk membentengi dan penetrasi nilai-nilai negatif industrialisasi dan radikalisme.
Disamping itu untuk membangun kampung santri tidak harus banyak pesantrennya atau santrinya, melainkan kampung yang warganya dibina bersama agar bisa berakhlaq mulia dan dekat dengan agama seperti santri.
“Saya berharap pembinaan warga kampung santri tidak hanya saat akan peresmian kampung santri, tapi berkelanjutan dari semua pihak, baik tokoh agama setempat, kepala kelurahan dan jajarannya. bahkan pemerintah kabupaten nganjuk juga akan mengajak berkolaborasi untuk melakukan pembinaan di kampung santri yang akan diresmikan sebentar lagi sesuai tugas dan fungsi masing-masing,” kata Agoes Subagijo.
Kepala Kelurahan Tanjunganom, Rianto, SH mengatakan bahwa pembangunan tidak sekedar melaksanakan pembangunan infrastruktur maupun peningkatan ekonomi kerakyatan. Tetapi juga membangun iklim religius bagi, salah satu program inovatif tersebut adalah pendirian kampung santri.
Peresmian kampung santri di Kelurahan Tanjunganom, dikatakan Rianto, bisa menjadi prototype bagi kelurahan/desa lainnya. “Pendeklarasian sebagai Kampung Santri bukan semata-mata karena keinginan diri saya saja. Tetapi karena desakan warga dan tokoh masyarakat yang menginginkan wilayahnya menjadi lebih relegius, ditambah lagi wilayah Kelurahan Tanjunganom banyak berdiri pondok-pondok pesantren dengan jumlah santri yang hampir seimbang dengan jumlah penduduk adalah salah satu penilaian kami,” tandas Rianto.
Hal senada juga dikatakan oleh KH Syamsuddin Al-Aly pengasuh Pondok Pesantren Al Fattah yang berlokasi di Lingkungan Pule Kelurahan Tanjunganom. Dengan status kampung santri yang pertama di Kabupaten Nganjuk ini, diharapkan mampu mewujudkan internalisasi nilai-nilai relegius.
Disamping itu juga sebagai momentum tepat untuk memulai era baru dan semangat baru dalam membangun spirit ke-Islaman masyarakat Tanjunganom.
“Dari seluruh sektor di diharapkan turut serta mensyi’arkan keagamaan. Hal ini selaras dengan keinginan kami para pengasuh pondok pesantren. Bahkan kami juga berharap, segala bentuk kegiatan relegi bisa terlaksana di setiap kampung di seluruh kelurahan Tanjunganom,” ujar KH. Syamsuddin.
Sedangkan program yang sudah berjalan di kampung ini, adalah pemberantasan buta aksara Arab dengan sistem pembelajaran Taman Pendidikan Al-qur’an (TPQ) lansia dan Maghrib mengaji. Hal ini diharap para warga kelurahan Tanjunganom menjadi fasih membaca Al-qur’an dan disisi lain, juga mampu melahirkan santriwan dan santriwati baru dari kegiatan yang berkelanjutan dari kelurahan Tanjunganom.
Dalam acara peresmian Kampung Santri selain dihadiri oleh Sekkab Nganjuk, juga dihadiri oleh unsur Forkopimcam Tanjunganom, kepala kelurahan Tanjunganom beserta jajarannya, juga ribuan santriwan dan santiwati serta para tokoh lintas agama, dari Kristen, Hindu, Budha, bahkan ada dari kelompok kepercayaan.(ris)

Tags: