Tanpa APBD, Balitbang Selenggarakan Temu Ilmiah Nasional Mandiri

3-racSurabaya, Bhirawa.
Kali kedua, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Jatim menyelenggarakan temu ilmiah nasional secara mandiri. Artinya kegiatan tersebut tanpa dibiayai dengan anggaran APBD. Temu ilmiah merupakan suatu ajang saling memberikan informasi penelitian dalam menunjang nawacita.
Kepala Balitbang Jatim, Dr Ir Priyo Darmawan MSc  menyampaikan hal ini dalam temu ilmiah Balitbang Jatim dengan tema ‘Peran Iptek Dalam Mewujudkan Nawa Cita’ di Kantor Balitbang Jatim, Selasa (18/10).
“Apa artinya jika kita membuat penelitian tapi tidak menunjang sembilan nawacita, tentunya apa yang kita teliti menunjang nawacita. Jika yang diteliti tidak menunjang nawacita, pasti tidak akan ada apa-apanya dan membuang uang, hanya bangga diri sendiri tapi tidak bangga negara sendiri,” katanya.
Dalam kesempatan ini, Priyo juga mengajak untuk berpikir secara global dan melakukan aksi penelitian untuk lokal namun hasil penelitian harus tersistem. “Kalau kita punya pola pikir tersistematis,  maka semua akan tergarap. Nantinya akan sustainabel dan terkait dengan lainnya. Inovasi merupakan hal baru, dan penelitian merupakan suatu inovasi, jika penelitian tidak dipikirkan secata sistem maka hasilnya tidak akan ada apa-apanya,” tandasnya.
Ia juga bersyukur saat ini kelembagaan Balitbang di Jatim masih ada. Hal ini berkat Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo SH MHum yang peduli terhadap kelitbangan di Jatim. “Beliau menilai di Jatim masih memerlukan kelitbangan. Saat ini disayangkan di Jawa Tengah maka kelitbangan sudah hilang. Padahal Jateng dan Jatim berlomba dalam hal kelitbangan,” katanya.
Disisi lain, ia juga mengatakan, kalau kedepan, Balitbang Jatim akan mengubah bidangnya, yaitu ada bidang penelitian ekonomi keuangan dan sumberdaya alam teknologi, bidang penelitian pemerintah dan kemasyarakat, bidang pengembangan dan desiminasi, dan bidang inovasi daerah dan jaringan .
“Bidang inovasi daerah dan jaringan ini nantinya diharapkan bisa mengakselerasi daerah dalam menerapkan SIDa (Sistem Inovasi Daerah),” katanya.
Sedangkan salah satu pembicara Prof Dr Udisubakti Ciptomulyono M Eng Sc dari Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya mengatakan, dalam era global maka yang harus diperkuat yaitu sumberdaya manusia dalam mengembangan pengetahuan. “Dalam berdaya saing di era global, peran peneliti juga sangat kuat ,” katanya.
Udisubakti juga sedikit mengungkit mengenai lemahnya anggaran dibidang penelitian dan pengembangan menjadikan negara tersebut lemah dibandingkan negara lainnya. Misalkan saja, Amerika, Uni Eropa, Tiongkok, Jepang dan Jerman lebih banyak menganggarkan untuk penelitian dan pengembangan dalam memajukan negaranya,” katanya.
Sementara Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Prof Dr Eng Eniya Listiani Dewi B Eng M Eng memaparkan mengenai hasil penelitian harus bisa menjadikan produk yang bisa dijual. Hal ini juga sudah dilakukan peneliti yang ada di BPPT, dimana nantinya ada royalti dalam menggunakan hasil penelitian yang telah dikembangkan di BPPT.
Sedangkan Ketua Panitia Temu Ilmiah Nasional Balitbang Jatim, Ir Herrukmi Septa Rinawati MM mengatakan, temu ilmiah mandiri tanpa APBD dan kali kedua sudah mengalami peningkatan. “Dulu hanya 43 pemakalahnya dan sekarang 6o pemakalah. Kedepan, akan saya tingkatkan lagi tidak hanya skala nasional agar bisa melibatkan dari luar negeri atau skala internasional. Tengah disiapkan kedepan, akan mengundang Malaysia dan Jerman. Kalau Korea masih dalam konfirmasi,” ujarnya. [rac]

Tags: