Tanpa Proyek Mercusuar, Pemkab Probolinggo Fokus Entas Kemiskinan

Bupati Tantri serahkan bantuan sosial di desa Clarak.

Kabupaten Probolinggo, Bhirawa
Dalam 5 tahun ke depan, dipastikan tak ada proyek mercusuar dibangun di Kabupaten Probolinggo. Pemkab, akan fokus pada pengentasan kemiskinan yang masih cukup bear di wilayahnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan di Kabupaten Probolinggo pada tahun 2012 sebesar 22,15 persen. Lalu berkurang menjadi 21,12 persen pada 2013. Terus menurun menjadi 20,44 persen pada 2014. Namun bertambah pada tahun 2015 menjadi 20,82 persen. Kembali bertambah sebesar 20,98 persen pada 2016. Dan terakhir pada Maret 2017, turun 0,46 persen, hingga tercatat 20,52 persen.
Persoalan kemiskinan ini pun pernah disoroti oleh Gubernur Jawa Timur, Soekarwo saat Serah Terima Jabatan (sertijab) Bupati Probolinggo. Sebab, berdasarkan data BPS, Kabupaten Probolinggo termasuk daerah miskin di Jawa Timur. Angka kemiskinan di daerah penghasil mangga ini, lebih tinggi dari angka kemiskinan Jawa Timur yang hanya 10 persen.
“Dalam diskusi yang kami lakukan bersama ibu Bupati Tantri dan kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah, red) stategi lima ke depan, menguatkan sinergitas antar OPD. Agar program-program yang dilaksanakan benar-benar bisa dirasakan masyarakat,” hal ini diungkapkan Wakil Bupati Probolinggo HA Timbul Prihanjoko, Kamis 11/10.
Selain sinergi antar OPD, Timbul juga memastikan bahwa dalam periode kedua HATI memimpin Kabupaten Probolinggo, tidak akan membangun proyek mercusuar. Sebab, pembangunan fisik multi year itu akan menyedot anggaran besar. Sehingga dinilai akan mengganggu stabilitas fokus pengentasan kemiskinan, perbaikan mutu pendidikan dan kesehatan warga.
“Dalam lima tahun ke depan tidak ada proyek multi year. Cukup pembangunan kantor bupati saja yang memakan dana besar. Karena memang itu (kantor bupati baru, red) sebuah kebutuhan, karena pusat pemerintahan sudah pindah dari Dringu ke Kraksaan. Mau tidak mau harus kami bangun untuk menegaskan identitas sebagai ibukota Kabupaten Probolinggo,” ungkapnya.
Diketahui pembangunan Gedung Pemkab Probolinggo menghabiskan Rp. 128 M. Dengan rincian pada tahun 2013 lalu, pembangunan gedung di sisi timur dan barat menghabiskan Rp. 40 miliar. Kemudian, dilanjutkan pembangunan pada November 2014 hingga akhir tahun 2015 menghabiskan dana Rp. 61 miliar. Kemudian pada tahun 2016, finishing menghabiskan anggaran sebesar Rp. 27 miliar, jelasnya.
Untuk itulah masalah kemiskinan sudah menjadi yang terpenting, kali ini kami menyerahkan bantuan sosial kepada salah satu warga yang tidak mampu Dusun Gili Pasar, Desa Jorongan Kecamatan Leces, di Yayasan Panti Asuhan Hidayatul Islam Desa Clarak Kecamatan Leces, papar bupati Tantriana Sari.
Bantuan sosial ini sebagai bentuk wujud kepedulian kepada Suyono dan putrinya yang bernama Halimah. Bantuan tersebut berupa uang, peralatan rumah tangga, makanan bergizi dan sembako. Juga menyerahkan bantuan dana pembinaan kepada Yayasan Panti Asuhan Hidayatul Islam yang diterima oleh Kyai Sumar Samsul Arifin selaku pengasuh Yayasan Panti Asuhan Hidayatul Islam, terangnya
Kami menyaksikan secara langsung acara penandatanganan berita acara penyerahan bantuan dari RSUD Tongas kepada Suyono. Selanjutnya, menyerahkan bantuan sosial dari Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Masayarakat dan Desa Kabupaten Probolinggo, tandasnya.
Bupati Tantri berharap bantuan ini digunakan untuk kebutuhan hidup sehari hari.Bupati Tantri berpesan agar Suyono selalu menjaga keluarganya dengan baik dan mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan. Pesan juga dilontarkan kepada tenaga medis di Puskesmas Jorongan untuk selalu memberikan pengawasan dan juga menjaga kesehatan Suyono dan keluarganya, tambah bupati Tantri.(Wap)

Tags: