Tantangan Guru di Tengah Pandemi Covid-19

Oleh :
Silvia Afrianingsih
Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

‘Guru, digugu lan ditiru.’ Ungkapan tersebut mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Guru adalah sosok panutan yang senantiasa dijadikan contoh oleh peserta didik maupun khalayak umum dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang dilakukan oleh guru menjadi sorotan, baik dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Seperti kalimat digugu lan ditiru artinya guru akan selalu dipercaya apa yang dikatakannya dan ditiru semua tingkah laku yang dilakukan oleh guru. Tentu hal yang tidak mudah menjadi seorang guru, karena selalu menjadi row model bagi banyak orang.
Guru merupakan sosok pahlawan tanpa tanda jasa yang selalu memperjuangkan generasi anak bangsa untuk lebih maju. Tanpa guru, mungkin semua orang tidak bisa menjadi apa yang dicita-citakannya. Semua profesi berawal dari cikal bakal guru. Bisa dikatakan, guru adalah adalah orang pertama yang bisa mengubah generasi muda dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru mengajarkan mulai dari hal kecil kepada peserta didik. Betapa tidak, hampir setiap hari guru harus bertemu dan mengajarkan kepada peserta didik yang jumlahnya tidak sedikit dan tentu dengan karakter peserta didik yang berbeda-beda. Bahkan banyak orang tua yang menyerahkan sepenuhnya putra-putrinya kepada guru untuk dididik. Setiap hari guru harus sabar mengajarkan mata pelajaran kepada peserta didik. Tidak hanya itu, secara tidak langsung guru juga harus mengajarkan hal-hal diluar mata pelajaran. Seperti kebiasan-kebiasaan baik, sikap, sifat dan lainnya.
Seiring berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi, saat ini banyak aplikasi-aplikasi pembelajaran yang dapat membantu peserta didik belajar di luar sekolah. Materi pembelajaranpun bisa diakses dengan mudah oleh peserta didik. Apa yang disampaikan oleh guru tentu juga dapat peserta didik dapatkan di internet. Namun, esensi belajar jelas akan terasa berbeda. Jika dibandingkan belajar sendiri dengan memanfaatkan teknologi tanpa adanya guru akan sangat berbeda dan kurang memahami. Hal itu menjadi bukti bahwa guru tidak bisa digantikan dengan teknologi secanggih apapun.

Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19
Tahun 2020 menjadi tahun yang sangat mengejutkan dan tidak terduga di Indonesia bahkan dunia. Virus covid-19 muncul dan berdampak besar bagi kehidupan. Tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Pembelajaran yang semula dilaksanakan secara tatap muka kini semua diubah menjadi pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh. Tidak boleh ada interaksi atau pembelajaran dalam kelas yang melibatkan banyak orang. Guru dan peserta didik mau tidak mau dituntut untuk menyesuaikan diri dengan keadaan. Semua kegiatan dilakukan secara online. Hal ini tentu masih menjadi kebiasaan baru yang susah untuk dilakukan, mengingat baru pertama kali menghadapi pembelajaran yang dilakukan secara virtual.
Hal ini menjadi tantangan besar, tidak hanya bagi peserta didik tetapi juga guru. Guru harus bisa menyesuaikan keadaan dengan baik. Guru harus bisa memutar otak bagaimana caranya agar pembelajaran tetap terlaksana dengan baik walaupun diadakan secara daring atau jarak jauh. Kecanggihan tekhnologi saat ini harus benar-benar dimanfaatkan dengan baik. Guru harus bisa memilih metode pembelajaran yang efektif dan efisien bagi peserta didiknya. Tidak mudah bagi guru untuk mengajar di masa pandemi seperti ini. Peserta didik yang belum bisa beradaptasi dengan kondisi seperti ini menjadi tantangan besar bagi guru.
Tidak sedikit orang tua yang merasa kesulitan dalam mendidik anak-anaknya di masa pandemi seperti ini. Para orang tua mengeluh akan adanya pembelajaran daring, yang justru orang tua ikut repot mengikuti perkembangan pembelajaran anaknya di rumah. Orang tua kini berperan besar dalam kegiatan pembelajaran. Di masa pandemi ini, mereka ikut merasakan menjadi seorang guru. Yang dulunya mungkin tidak terbayangkan sedikitpun perjuangan seorang guru, kini seakan orang tua mengagungkan peran guru. Mengingat betapa sulitnya menjadi seorang guru, dan betapa besar perjuangan seorang guru untuk mendidik dan mencerdaskan anak-anaknya.

Hambatan Pembelajaran Daring
Banyak hambatan yang terjadi ketika melaksanakan pembelajaran di tengah pandemi seperti ini. Mulai dari pihak guru khususnya guru yang sudah tidak muda lagi, masih banyak guru yang belum memahami betul dengan adanya tekhnologi-teknologi yang digunakan dalam pembelajaran online. Sudah terbiasa dengan pembelajaran tatap muka kemudian diubah secara mendadak bukan hal yang mudah bagi guru khususnya guru senior. Seorang guru harus mempersiapkan diri untuk memilah dan memilih metode pembelajaran yang tepat namun juga bisa diterima dengan baik bagi dirinya dan peserta didiknya. Perlu adanya pengetahuan yang memadai tentang teknologi atau aplikasi-aplikasi pembelajaran yang menyesuaikan dengan kondisi pembelajaran daring. Selain belajar untuk diri sendiri, guru juga perlu menyampaikan kembali kepada peserta didik tentang tekhnologi yang digunakan. Betapa besar perjuangan seorang guru terlebih di tengah pandemi covid-19 ini.
Dari sisi peserta didik, banyak sekali hambatan yang dirasakan. Berbagai alasan bermunculan dari peserta didik ketika akan diadakan pembelajaran daring. Mulai dari jaringan yang tidak stabil dan tidak mempunyai kuota, ketiduran, dan masih banyak lagi. Tidak bisa dipungkiri, hal itu sangat wajar terjadi. Masalah utama adalah belum siapnya peserta didik dengan pembelajaran daring, masih banyak peserta didik yang belum memahami prosedur atau cara menggunakan aplikasi-aplikasi pembelajaran yang digunakan. Susah sinyal juga menjadi kendala yang kerap dirasakan, terlebih bagi peserta didik yang bertempat tinggal di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) yang koneksi internet masih sulit dijangkau. Tidak sedikit peserta didik yang harus keluar rumah mencari sinyal yang kuat demi mengikuti pembelajaran online. Masalah yang paling dominan adalah masalah ekonomi yaitu kuota internet. Tidak semua peserta didik mempunyai kuota internet yang cukup untuk melakukan pembelajaran daring setiap hari.

Strategi Pembelajaran Daring
Dengan adanya persoalan yang menghambat pembelajaran daring, bukan menjadi alasan untuk tidak melaksanakan pembelajaran daring dengan baik. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyiasatinya. Dari sisi guru, dari pihak sekolah maupun pemerintah bisa mengadakan pelatihan terhadap guru-guru yang belum begitu memahami dengan teknologi atau sistem pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran daring.
Dalam kondisi seperti ini, guru juga harus bisa berinovasi dalam pelaksanaan pembelajaran daring Seperti menurut Pak Nadiem, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan “Guru harus terus berinovasi dan meningkatkan metode pengajaran setiap saat”. Guru harus pintar-pintar memilih dan mengkolaborasikan metode-metode pembelajaran yang menyenangkan dan mengasyikan. Hal itu bertujuan agar peserta didik semangat dan tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran daring.
Dari segi ekonomi atau keterbatasan kuota internet, pemerintah telah menyediakan kuota internet bagi pelajar. Hal itu memudahkan peserta didik untuk terus mengikuti pembelajaran setiap harinya. Dari hal-hal tersebut, diharapkan pendidikan di Indonesia tetap berjalan dengan baik meskipun dalam kondisi pandemi covid-19. Dan para guru senantiasa diberikan kesabaran dan semangat dalam memberikan pengajaran kepada peserta didik.

———— *** ————-

Tags: