Tantangan Menjadi Guru Anak Berkebutuhan Khusus

Kota Kediri, Bhirawa
Pedoman guru Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), dengan melatih kemandirian di kehidupan sehari – hari sebagai salah satu komitmen dalam mendidik menjadi hal yang perlu diakui, sebab tidak semua orang bisa melakukan itu.
Salah seorang guru disabilitas Nihriir, yang mengajar ABK kelas VI di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Betet 1 Kota Kediri, mengakui mengajarkan ilmu akademik dan ilmu kemandirian bagi ABK bukanlah hal mudah, saat mengajar harus dengan berbagai cara untuk pengertian bahasa bagi mereka.
Nihriir menjelaskan, penyandang Autis dan down sindrom merupakan yang apaling memerlukan kesabaran, karena hiperaktif dan kurangnya kepekaan dalam memahami sesuatu. ”Dari pengalaman saya sebelumnya dari pihak orang tua juga memberikan sebuah resep untuk memberikan pemahaman dan mempermudah saya pada proses belajar mengajar bagaimana menata sepatu, berpakaian, menata buku dan lain sebagainya,” ungkapnya Selasa
Sementara itu, memasuki latihan ujian tidak semua ABK bisa mengerjakan soal, apalagi pada kolom jawaban tempat penyilangan jawaban sangat kecil sekali dan mau tidak mau semua guru ABK membantu tapi tidak memberikan jawaban.
Dari semua ABK di SDN Betet 1 berjumlah 46 anak dengan guru pendamping 14, dalam proses belajar mengajar dalam sekolah ada tempat khusus untuk bermain dan belajar. ”Semoga dengan semua semangat guru pendamping ABK bisa menggapai cita-citanya dan berguna bagi Bangsa Indonesia karena saya sangat yakin dengan hal itu,” pungkasnya. [van]

Tags: