Tantangan Pengembangan Eco-Technology

Oleh :
Ida Wahyuni
Penulis adalah Tim Adiwiyata Kota Malang dan Mahasiswa Program Doktor ISIPOL Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
Kemajuan teknologi baru yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, industri dan pemerintah. Akibat teknologi baru ini –yang kemudian melahirkan revolusi industri 4.0 ini–, berbagai peralatan kerja yang semula bergantung pada tenaga manusia dan hewan kemudian digantikan dengan tenaga mesin uap.
Revolusi industri 4.0 menurut Prof. Schawab (2017) telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental. Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas.
Teknologi informasi juga semakin maju diantaranya teknologi kamera yang terintegrasi dengan mobile phone dan semakin berkembangnya industri kreatif di dunia musik dengan ditemukannya musik digital. Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi digital yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia.
Revolusi industri terkini atau generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Isu baru yang muncul dan menjadi ramai diperbincangkan adalah bagaimana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mengubah wajah dunia dan persoalan kependudukan seperti pengungsi, kelaparan, dan konflik horiziontal. Kedua isu ini menjadi pendamping isu politik dan ekonomi yang senantiasa akan langgeng sepanjang peradaban. Teknologi yang masih mahal, belum bersifat jinjing (portabel), maupun kecepatan yang terbatas, sehingga membatasi kapasitas ekonominya.
Seiring dengan kemajuan teknologi fiber-optik, prosesor, pita lebar, maupun gawai/perangkat, booming internet menuju puncak. Bahkan dimana puncak tertingginya belum bisa diperkirakan.
Revolusi keempat sebagai kelanjutan dari penemuan komputer dan teknologi digital yang dimulai pada era 50-an ternyata tidak membuat penyelesaian masalah dunia menjadi lebih mudah. Dengan sistim komputerasi, kepintaran buatan, arus informasi yang lebih cepat, analisa data yang lebih baik dibantu oleh algoritma tingkat lanjutan, tidak membuat kita bebas dari masalah klasik seperti kelaparan, eksploitasi negara maju terhadap negara berkembang, akses kesehatan yang rendah, soal pengungsi, terutama menjadikan dunia tempat yang aman bagi semua umat manusia.
Kecerdasan Buatan
Saat ini, kita hidup di era Revolusi Industri Keempat, era yang diwarnai oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence), era super komputer, rekayasa genetika, teknologi nano, mobil otomatis, inovasi, dan perubahan yang terjadi dalam kecepatan eksponensial yang akan mengakibatkan dampak terhadap ekonomi, industri, pemerintahan, politik, pendidikan bahkan membuka perdebatan atas definisi manusia itu sendiri. Digitaliasi, otomatisasi, dan terjadinya perubahan produksi, distribusi (perdagangan), bisa membuat kesempatan kerja menjadi menyempit.
Tantangan Indonesia kedepan adalah bagaimana pengambil kebijakan (khususnya pemerintah) mampu meramu kebijakan yang bisa mengangkat harkat hidup mayoritas warganya di tengah perkembangan teknologi dengan mempertimbangkan aspek demografi dan juga tingkat pendidikan yang mayoritas masih rendah. Rasa-rasanya, pembangunan yang berlandaskan agregat ekonomi hanya membuat yang kaya semakin kaya. Negara-negara seperti kebingungan menjawab perkembangan jaman. Jangankan untuk menaati prinsip saling menghormati kedaulatan politik maupun teritorial, ia tidak mampu menjawab persoalan yang diakibatkan perkembangan teknologi. Syarat mutlak yang diperlukan semua pemimpin-pemimpin negara, pendapat bahwa kita hidup di bumi yang sama belum usang. Kita harus menemukan kesadaran dan semangat yang sama bahwa tantangan saat ini tidak bersifat teritorial lagi.
Mengembangkan Eco-Technology
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan manusia. Banyak kemudahan dan inovasi yang diperoleh dengan adanya dukungan teknologi digital. Layanan menjadi lebih cepat dan efisien serta memiliki jangkauan koneksi yang lebih luas dengan sistem online. Hidup menjadi lebih mudah dan murah. Saat inipun juga sudah banyak inovasi teknologi ramah lingkungan yang bermanfaat untuk mencegah kerusakan alam yang semakin parah. Indonesia dengan kekayaan alamnya yang beragam dan dengan posisi strategis mempunyai potensi untuk mengembangkan eco-technology (melalui pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan regional) yang pada akhirnya mampu menyejahterakan masyarakatnya melalui swasembada energi dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya. Eco-technology mencoba menyeimbangkan antara kebutuhan manusia dan kebutuhan alam. Eco-technology memberikan jalan keluar terhadap shell game yang selalu dihadapi pada saat pengembangan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi pencemaran.
Calon Raja-Raja Teknologi
Dalam hal kependudukan, tantangan terbesar pada era revolusi keempat adalah peningkatan kualitas hidup warga negaranya. Didunia pendidikan seperti siswa sekolah maupun mahasiswa mulai harus dikurangi materi materi lewat tatap muka, karena saat ini siswa sekolah maupun mahasiswa sudah bisa mencari materi pelajaran atau perkuliahan dengan mudah dan cepat.
Para pengajar dan pendidik harus mencari cara agar bisa bertahan pada profesinya sebagai tenaga pengajar dan pendidik yang suatu saat akan tergantikan oleh search engine yang bisa menyajikan materi pembelajaran dan tutorialnya yang tersedia oleh adanya big data dan cloud computing. Perilaku siswa sekolah maupun mahasiswa zaman Now sudah berbeda jauh 180° dengan perilaku siswa sekolah maupun mahasiswa zaman old, mereka lebih senang menggunakan gadgetnya daripada membawa buku yang tebal dan berat. Siswa sekolah maupun mahasiswa lebih tertantang jika Guru atau Dosen memberikan case-case yang harus dicari jawabannya melalui akses ke big, data dan cloud computing.
Pelaku Pendidikan dan Pengelola Perguruan Tinggi harus mempersiapkan tenaga pengajar dan pendidiknya untuk bisa mengikuti digitalisasi pendidikan dan keinginan pasar saat ini yaitu para siswa sekolah maupun mahasiswa zaman now agar tidak ditinggalkan oleh calon raja-raja teknologi dan pengembang eco teknologi yang akan menjadi para pemimpin negeri ini, yang akan membawa perubahan ke arah peradaban baru yaitu peradaban era digitalisasi.
——— *** ———–

Rate this article!
Tags: