Tantangan Profesi Akuntan di Era Industri 4.0

Oleh :
Wimba Respatia, SE,MAk,Ak,CA
Penulis adalah Dosen Stesia Surabaya

Hari ini, publik sedang disibukkan dengan perbincangan seputar revolusi industri 4.0. Tidak peduli tokoh nasional, ataupun tokoh internasional, sering kali berujar “Bersiaplah menyongsong industri 4.0” atau “Kita tidak boleh tergilas oleh industri 4.0” atau “Kita harus bisa memanfaatkan fenomena Industri 4.0.” Ungkapan ungkapan di atas mengisyaratkan bahwa kita harus mengetahui apa sesungguhnya revolusi industri 4.0?
Pada awal bisa kita lihat dulu apa definisi dari revolusi industri itu sendiri. Revolusi industri secara simpel artinya adalah perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang. Perubahan besar ini tercatat sudah terjadi tiga kali, dan saat ini kita sedang mengalami revolusi industri yang keempat. Setiap perubahan besar ini selalu diikuti oleh perubahan besar dalam bidang ekonomi, politik, bahkan militer dan budaya. Sudah pasti ada jutaan pekerjaan lama menghilang, dan jutaan pekerjaan baru yang muncul.
Revolusi industri pertama adalah yang paling sering dibicarakan, yaitu proses yang dimulai dengan ditemukannya lalu digunakannya mesin uap dalam proses produksi barang. Penemuan ini penting sekali, karena sebelum adanya mesin uap, kita cuma bisa mengandalkan tenaga fisik manusai/hewan, tenaga air, dan tenaga angin untuk menggerakkan apapun.
Revolusi industri pertama memang penting dan mengubah banyak hal. Namun, yang tak banyak dipelajari adalah revolusi industri kedua yang terjadi di awal abad ke-20. Saat itu, produksi memang sudah menggunakan mesin. Tenaga fisik manusia/hewan sudah digantikan oleh mesin uap, dan kini tenaga uap mulai digantikan dengan tenaga listrik. Namun, proses produksi di pabrik masih jauh dari proses produksi di pabrik modern dalam satu hal: transportasi. Pengangkutan produk di dalam pabrik masih berat, sehingga macam-macam barang besar, seperti mobil, harus diproduksi dengan cara dirakit di satu tempat yang sama.
Setelah mengganti tenaga fisik manusia/hewan dengan uap, lalu produksi paralel dengan serial, perubahan apa lagi yang bisa terjadi di dunia industri? Faktor berikutnya yang diganti adalah manusianya. Setelah revolusi industri kedua, manusia masih berperan amat penting dalam produksi barang-barang, seperti udah disebutkan sebelumnya, ini adalah era industri!
Dikutip dari Wikipedia, revolusi industri 4.0 memiliki empat prinsip yang memungkinkan setiap perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan berbagai skenario industri 4.0, diantaranya adalah: Pertama, Interoperabilitas (kesesuaian); kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan manusia untuk terhubung dan saling berkomunikasi satu sama lain melalui media internet untuk segalanya atau internet untuk khalayak. Kedua, Transparansi Informasi; kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan dunia fisik secara virtual dengan memperkaya model pabrik digital dengan data sensor. Ketiga, Bantuan Teknis; (1) kemampuan sistem bantuan untuk membantu manusia mengumpulkan data dan membuat visualisasi agar dapat membuat keputusan yang bijak. (2) kemampuan sistem siber-fisik untuk membantu manusia melakukan berbagai tugas yang berat, tidak menyenangkan, atau tidak aman bagi manusia. Keempat, Keputusan Mandiri; kemampuan sistem siber-fisik untuk membuat keputusan dan melakukan tugas semandiri mungkin.
Tantangan Profesi Akuntan
Pada era saat ini hampir seluruh perusahaan menggunakan basis informasi akuntansi berbasis komputer dan teknologi. Penggunaan aplikasi komputer dan berkembangnya era smartphone memudahkan perusahaan-perusahaan dalam meningkatkan usahanya. Pemanfaatan teknologi sangat berdampak yang cukup signifikan bagi profesi akuntan. Kompleksitas masalah dalam lingkungan Akuntansi yang berbasis teknologi mendorong auditor untuk mengembangkan prosedur dan teknik untuk mengendalikan dan memeriksa sistem akuntansi berbasis komputer yang lebih rumit.
Tidak hanya mendatangkan peluang-peluang yang bagus, namun revolusi industri keempat ini tentu mendatangkan tantangan juga bagi masyarakat Indonesia, khususnya para generasi penerus bangsa, yaitu mahasiswa.
Semenjak komputer dan Smartphone menjadi alat utama dalam pemrosesan data dan penyediaan informasi untuk berbagai keputusan, maka sangat penting bagi pengguna sistem informasi berbasis komputer untuk mengendalikan pemakaian sistem berbasis komputer dengan baik.
Saatnya bagi seorang mahasiswa akuntansi yang akan menjadi calon auditor harus siap menyambut era revolusi industri 4.0. Dengan ditandai dengan lahirnya disruptif teknologi dan memacu lahirnya perusahaan-perusahaan berbasis teknologi yang mejadi pesaing utama dan mengancam eksistensi perusahaan-perusahaan mainstream.
Oleh karenanya bagi mahasiswa akuntansi harus siap berkompetisi di pasar global dalam mengahadapi era revolusi Industri . Fleksibilitas perusahaan dalam mengadaptasi dan mengadopsi teknologi terkini adalah platform penting dalam berkompetisi.
Dijaman era revolusi industri 4.0, peran kontrol dan audit menjadi semakin krusial dan Audit tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan, namun suatu upaya perbaikan yang dilakukan melalui proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif terhadap aset teknologi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara teknologi dengan kriteria dan/atau standar yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, substansi audit teknologi merupakan proses identifikasi, analisis dan evaluasi aset teknologi secara sistematis untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan, posisi terhadap kompetitor, status, kemampuan, potensi nilai komersial, kapasitas, prosedur dan kebutuhan, serta kemampuan inovasi dari organisasi/perusahaan sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria.
Hal ini diungkapkan wali kota Surabaya Tri Rismahairini di ajang Konferensi Regional Akuntansi (KRA) VI Tahun 2019 yang diselengarakan dikampus STIESIA Surabaya. Ibu Walikota Surabaya Risma mengajak para mahasiswa di Surabaya untuk mengikuti tren digital saat ini yang sedang berkembang. Karena revolusi Industri 4.0 dibutuhkan kolabarasi antara mahasiswa dan perkembangan teknologi. Oleh karenanya, perlunya dorongan peningkatan SDM agar mampu berdaya saing global. Bahwa kalau bicara revolusi industri 4.0 salah satu kelemahan atau tantangan terbesarnya adalah banyak tenaga kerja kita yang tidak kompatibel.
Bagi mahasiswa Akuntansi dalam kiprahnya menjadi instrumen penting dalam mengamalkan pendidikan didunia kerja dituntut terampil dan siap menghadapi perubahan jaman dari era Industri revolusi ketiga yang terjadi pada akhir abad 20 ini, yaitu berkembangnya teknologi digital dan internet, kemudian menjadi industry 4.0 ini yaitu tentang mesin yang cerdas dan terhubung dengan system dengan teknologi dan inovasi berbasis luas yang dapat menyebarkan jauh lebih cepat dan lebih luas dari sebelumnya.
Oleh sebab itu bagi mahasiswa Akuntansi diperlukan dorongan peningkatan-peningkatan SDM agar mampu berdaya saing global. Bahwa mengenai revolusi industry 4.0 salah satu kelemahan atau tantangan terbesarnya adalah banyak tenaga kerja yang tidak berkompatibel atau memiliki kompetensi.
———- *** ———-

Tags: