Target H-10 Lebaran Jembatan Widang Harus Beroperasi

Kepala BBPJN Wilayah VIII I Ketut Dharmawahana bersama Kapolda Jatim, Irjen Polisi Machfud Arifin dilokasi abruknya Jembatan Widang -Tuban. [Khoirul huda]

Polda Jatim, Bhirawa
Ambruknya jembatan Babat-Widang pada Selasa (17/4) masih menjadi evaluasi dari Polda Jatim dan instansi terkait. Usai meninjau langsung di lokasi jembatan. Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin berharap jembatan tersebut dapat dibangun dan dioperasionalkan H-10 Lebaran. Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VIII juga bergerak cepat untuk mengatasi masalah ini.
“Dari hasil koordinasi dengan Kemen PU Pera melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Surabaya juga akan segera memperbaiki jembatan. Insya Allah kalau lancar ya H-10 menjelang Lebaran, perbaikan jembatan ini bisa selesai,” kata Irjen Pol Machfud Arifin, Rabu (18/4) di Mapolda Jatim.
Ia berharap perbaikan dapat dilakukan lebih cepat, karena jembatan yang menghubungkan Lamongan dan Tuban itu menjadi jalur utama lintas Provinsi. Terlebih, lanjut Kapolda, saat musim mudik dan balik Lebaran, jumlah kendaraan yang melintas sangat banyak. Oleh karenanya jembatan baru akan dibangun secara permanen.
“Infonya tidak lagi dibangun jembatan bailey (jembatan konstruksi rangka baja semi permanen) tapi jembatan yang permanen. Semoga bisa segera dibangun dan selesai H-10 Lebaran,” harapnya.
Hingga kini proses yang dilakukan atas peristiwa ambruknya jembatan masih dilakukan upaya evakuasi kendaraan yang masuk ke dalam Sungai Bengawan Solo. Bahkan, sambung Kapolda, saat ini petugas sedikit kesulitan mengevakuasi truk tronton yang tercebur kedalam sungai. Kesulitan ada pada medan evakuasi, karena dilakukan pada bagian jembatan lain yang diragukan kekuatannya
“Secara teknis dari Kemen PU Pera menyatakan kesulitan untuk bisa mengangkat truk tronton tersebut. Kuatirnya jangan sampai kita mengevakuasi truk, tapi malah kita jadi korban. Hari ini (kemarin) dirapatkan lagi, sehingga diputuskan bobot crane atau alat berat maksimal 25 ton,” jelasnya.

Perlu 1,5 Bulan
Sementara itu BBPJN Wilayah VIII akan segera melakukan perbaikan dan membangun kembali bentang jembatan yang putus. Upaya itu dilakukan karena posisi jembatan yang cukup vital. Selain menjadi penghubung utama antara Kabupaten Lamongan dengan Kabupaten Tuban, juga menjadi jalur utama mudik untuk wilayah Pantura. Maka, perbaikan sebelum lebaran datang wajib dilakukan.
“Itu (mempercepat pembangunan) sudah menjadi rencana kami. Nanti, begitu investigasi selesai, akan langsung kita bangun. Sebab, kalau tidak, lalu lintas mudik, khususnya pantura akan kacau,” kata Kepala BBPJN Wilayah VIII I Ketut Dharmawahana, ketika ditemui di lokasi.
Ketut memastikan, bila tidak ada kendala proses perbaikan jembatan memerlukan waktu 1,5 bulan. Proses cepat bisa dilakukan karena kondisi konstruksi dasar jembatan (tiang penyangga) masih baik. Sehingga tinggal memasang bentang baja yang putus. “Akan kami cek ketersediaan bahan di pusat. Kalau ada, bisa langsung kami pasang. Kemungkinan awal Juni 2018 bisa dilalui, ” katanya kepada.
Ketut menargetkan, pada H-10 lebaran seluruh perbaikan jembatan sudah selesai. Sehingga saat lebaran tiba, jembatan sudah bisa dilalui. Karena itu, dia berharap proses investigasi dan penyelidikan ambruknya jembatan bisa cepat selesai.
Sementara itu untuk mengurai arus dari padatnya kendaran serta mempertimbangkan kemanan jalur Pantura terpaksa dialihkan ke jalur alternatif yang ada, baik kendaraan dari arah Surabaya menuju Tuban dan Semarang maupu sebaliknya.
Wadir Lantas Polda Jatim, AKBP M Aldian, saat berada di pos pantau jembatan Widangmengatakan, pengalihan arus dari Semarang-Tuban, dimulai dari jalan Manunggal utara, kendaraan berat diarahkan lurus melalui jalur deandles, Tuban-Paciran. Pengalihan juga di Jalan Manunggal selatan dan pertigaan Pakah menuju Kabupaten Bojonegoro.
“Pengalihan arus bukan hanya dari Jateng tapi juga Surabaya. Di Tuban ada tiga titik penjaringan, yakni Manunggal utara, Manunggal selatan dan pertigaan Pakah. Begitu juga dari Surabaya, penyaringan arus juga ada di tiga titik, pertama di Kebomas sudah dipasang baner, Lamongan, pertigaan Blimbing dan di Mirah diarahkan ke Bojonegoeo,” jelas M Aldian.
Lebih lanjut diterangkan, pengalihan arus untuk kendaraan besar dilakukan karena jembatan yang ada saat ini juga akan dilakukan evaluasi oleh pihak terkait, disamping itu juga masih ada aktifitas evakuasi kendaraan yang masih berada di dasar jembatan, sehingga belum memungkin untuk dilalui kendaraan secara optimal.
“Kami alihkan karena gak mungkin melalui jembatan ini. Proses evakuasi hari ini paling lambat bangkai kendaraan harus bersih. Untuk perbaikan jembatan, hasil koordinasi akan menjadi skala perioritas karena ini menjelang lebaran,” lanjutnya.
Pantauan bhirawa di jalur sepanjang Widang hingga Tuban kota, tidak nampak kendaraan besar yang melintas. Bahkan kendaraan pribadi juga tidak pada seperti hari-hari biasa yang melalui jalur utama Tuban-Lamongan.
Sememtara itu, di jalur utara Tuban, mulai Kecamatan Palang hingga Kacamatan Brondong, Lamongan nampak terjadi kepadatan arus lalulintas, jalur yang biasanya cukup lengang menjadi padat oleh kendaraan kendaraan besar yang melintas.
“Banyak yang melintas disini kendaraan besar juga banyak yang parkir dipinggir jalan dan tempat parkir sepanjang jalur pantura ini,” kata Suherman, pedagang di pinggir Jalur deandles, Tuban Lamongan itu. [hud,bed,mb9,ma]

Tags: