Target Menurun, Sekolah Optimalkan Sebagian Unit Produk dan Jasa

Smesamart dan koperasi siswa yang ada di SMKN 1 Surabaya.

Strategi SMK BLUD dalam Masa Pandemi
Surabaya, Bhirawa
Di masa pandemi Covid-19 saat ini, menjadi tantangan besar bagi sejumlah sekolah kejuruan (SMK) di Jawa Timur yang berstatus BLUD (Badan Layanan Umum Daerah). Bahkan di tengah sulitnya ekonomi, SMK-SMK terkait harus memutar otak untuk tetap menjalankan pendapatan sekolah.
DI SMKN 1 Surabaya, dari sembilan kompetensi keahlian seperti Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Teknik Komputer Jaringan (TKJ), PST (broadcasting), Perhotelan, DKV, Akuntansi, OTP (otomatisasi Tatakelola Perkantoran) dan DBD (Bisnis Daring dan Pemasaran). Hanya dari kejuruan DBD dengan Smesamart, koperasi siswa dan produk-produk kreatif dari jurusan Multimedia.
Pelaksana BLUD SMKN 1 Surabaya, Sulam mengatakan dalam kondisi pandemi saat ini, mau tidak mau sebagian unit produksi sekolah harus berhenti. Dan sebagiannya lagi harus tetap berjalan. Misalnya saja untuk bidang Smesa Edu Hotel, Aula, layanan fasilitas jual paket jaringan internet seharian, misalnya pelayanan wifi seharian yang terpaksa tidak bisa dijalankan karena dampak pandemi.
“Kita akui memang masa ini berat bagi kami. Jalan keluarnya ya kita optimalkan bidang-bidang yang bisa tetap bisa berjalan untuk menghasilkan income,” ujar dia kepada Bhirawa, Senin (27/7).
Meskipun demikian, diakuinya, target pendapatan BLUD sekolah mengalami penurunan secara dratis. Karenanya, Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Negara (BPKAD) mengubah target pendapatan.
“Awalnya target dalam setahun Rp. 1,9 milyar. Karena pandemi ini yang semua aspek juga kena dampaknya diturunkan menjadi Rp. 1,2 miliar. Kita sama-sama berharap keadaan ini segera pulih,” jabar dia.
Hal yang sama juga diakui SMKN 6 Surabaya. Sekolah dengan sembilan bidang keahlian seperti Jasa Boga, Patiseri, Busana Butik, Kecantikan Rambut, Kecantikan Kulit, Usaha Perjalanan Wisata, Akomodasi Perhotelan, Akuntansi, dan Multimedia, sebagian besar layanan produk dan jasanya harus terhenti. Target pendapatan pun hanya berkisar di Rp. 96.700.000.
Dikatakan Kepala SMKN 6 Surabaya, Bahrun hanya ada beberapa produksi dan jasa yang bisa dioptimalkan selama pandemi saat ini. Seperti khatering dari bidang keahlian jasa boga, pembuatan masker dan APD (alat pelindung diri) dari bidang keahlian busama butik dan layanan laundri yang sementara di peruntukkan bagi internal sekolah.
“Untuk transportasi yang bergerak di bidang travel masih belum bisa. Kalaupun bisa pasti nanti nunggu lampu hijau dari Dinas (Dindik Jatim, red) karena kita kan masih ada di zona merah,” ujarnya.
Sementara untuk Aula sekolah yang semula untuk persewaan gedung pernikahan harus berhenti. Bahkan pihaknya berencana untuk alih fungsi aula menjadi persewaan lapangan olahraga indoor. Sedangkan untuk persewaan paket wisata, pihaknya masih menunggu perkembangan Covid-19 kedepan.
“Jika diizinkan layanan ini sepertinya yang dekat-dekat Surabaya dan sekitarnya dulu,” tuturnya. [ina]

Tags: