Target Tingkatkan Produksi Padi di Tengah Penguasaan Lahan Oleh Pengembang

Lahan pertanian di Kota SurabayaPemkot Surabaya, Bhirawa
Lahan pertanian di Kota Surabaya tersisa hanya 1.400 hektare. Dari luasan tersebut, 90 persen diantaranya milik pengembang perumahan. Dari tahun ke tahun luasannya terus susut seiring pembangunan perumahan-perumahan yang ada di kota pahlawan ini.
Kendati demikian, Dinas Pertanian Surabaya tetap berupaya meningkatkan produktivitas bahan pangan padi. Ada beberapa cara yang diyakini mampu mengerek hasil panenan, meski kebutuhan pangan untuk kota tetap bergantung pasokan daerah lain di Jawa Timur yang surplus padi.
“Sesuai data seperti itu, luas lahan pertanian yang tersisa mayoritas dimiliki pengembang dan bisa susut bersamaan pembangunan perumahan. Untuk meningkatkan target produktivitas padi sebesar 20-23 persen kita gunakan teknik tanam jajar legowo,” kata Kepala Dinas Pertanian Surabaya Joestamadji, Rabu (3/8) kemarin.
Menurut dia, pola jajar legowo terbukti mampu meningkatkan hasil panen dengan pemanfaatan sinar matahari untuk meningkatkan kualitas tanaman padi. “Dari 1.400 hektare lahan pertanian yang tersisa, akan dicoba 50 hektare untuk penerapan jajar legowo. Sekarang sudah dimulai, dibantu teman-teman dari TNI dan kelurahan,” imbuh Joestamadji.
Meski total hasil panenan yang dihasilkan lahan pertanian selama setahun cuma cukup untuk konsumsi selama dua pekan, kata Joestamadji, pihaknya tetap berupaya menjaga produksi. “Lahan tidur yang ada di Surabaya juga akan diberdayakan, untuk ditanami padi serta hortikultura yang nilai jualnya lebih. Untuk lahan tidur buat tanaman padi, kami kerjasama dengan TNI AL. Banyak lahan di daerah basis TNI yang sementara ini nganggur,” katanya.
Data Dinas Pertanian menyebut keberadaan lahan tidur seluas sekitar 700 hektare. Harapannya produktivitas tidak lagi 10 ribu ton gabah per tahun, namun lebih.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Surabaya Hari Tjahjono mengatakan, panenan padi di Surabaya meski 10 ribu ton, namun cukup membantu ketersediaan stok pangan di Surabaya. “Peran Badan Ketahanan Pangan adalah menjaga stok pangan tetap aman. Salah satunya koordinasi dengan Bulog dan lainnya. Yang pasti Surabaya itu daerah pasar, bahan pangan dari mana saja bisa masuk,” sebut Hari.
Menurutnya, semua lahan pahan pertanian dimanapun akan susut. “Di Surabaya terus sosialisasikan diversifikasi pangan, ada olahan pangan berbahan non beras. Ada gerakan sehari tanpa makan nasi,” pungkasnya. (geh)

Tags: