Targetkan Pertumbuhan 15 Persen, Alfamidi Buka 100 Store Baru

Regional Corporate Communication Manager Alfamidi, Arif L. Nursandi (kanan) bersama Deputy Branch Manager Alfamidi, Robert Hary Andika (tengah). [Achmad tauriq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Industri ritel Alfamidi untuk tahun ini mentargetkan pertumbuhan sebesar 15%, sama dengan pertumbuhan tahun lalu juga sebesar 15%, untuk itu pihaknya hanya membuka 100 store baru yang akan disebarkan di seluruh daerah yang potensial.
Regional Corporate Communication Manager Alfamidi, Arif L. Nursandi saat dikonfirmasi Bhirawa di Surabaya, Rabu (28/3) kemarin mengungkapkan selama tahun 2017, Alfamidi mencatatkan pendapatan sebesar Rp9,76 Triliun naik 15% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kami tidak menargetkan peningkatan yang terlalu tinggi, setidaknya sama dengan tahun lalu yakni 15%. Dan untuk mendorong laba supaya tidak drop seperti tahun lalu, kami akan banyak melakukan efisiensi diantaranya menekan biaya distribusi dengan memilih wilayah yang biaya distribusinya rendah,” terangnya.
Arif menambahkan dari sisi laba memang menunjukkan penurunan cukup signifikansampai 47,5% sekitar Rp102,80 Miliar. ?Sedangkan penurunan laba tersbut dikarenakan adanya peningkatan biaya seperti listrik dan distribusi akibat kenaikan harga BBM.
Untuk itu Alfamidi untuk tahun ini tidak banyak membuka store baru, meskipun ditahun-tahun sebelumnya tiap tahun bisa membuka 300 sampai 400 store baru. “Untuk tahun ini cukup 100 store baru dulu sebab biaya yang dikeluarkan untuk membuka 100 store baru ini lumayan besar hingga mencapai Rp500 miliar,” jelasnya.
Sedangkan dari 100 store baru, nantinya akan di sebarkan di beberapa daerah potensial baik di jawa maupun luar jawa. Seperti di Jatim sendiri hanya akan dibuka 5 sampai 10 store saja dan daerah yang potensial di Jatim diantaranya Surabaya, Gresik dan Pasuruan.
“Yang pasti sekitar 40% store baru yang dibuka akan didominasi di wilayah Jabodetabek, sisanya di Jatim dan di luar pulau Jawa seperti Sulawesi tepatnya di Palu. Namun untuk membuka store baru ini kami juga banyak pertimbangan dan hati-hati khususnya terkait dengan adanya aturan daerah yang sudah berubah juga penurunan daya beli konsumen,” ujar Arif. [riq]

Tags: