Tari Ayam Sap-Sap Bakal Warnai Launching Desa

Tari ayam sap sap yang diperagakan oleh penari remaja Kota Santri, Situbondo. [sawawi/bhirawa].

Tari ayam sap sap yang diperagakan oleh penari remaja Kota Santri, Situbondo. [sawawi/bhirawa].

Situbondo, Bhirawa
Sejumlah perkumpulan para seniman Situbondo mulai menunjukkan kreativitasnya guna menggali kebudayaan leluhurnya. Salah satu di antaranya, ragam kabudayaan yang ada di Kota Santri, Situbondo. Dua jenis tarian ini merupakan cipataan seniman Situbondo yang akan diperkenalkan pada peresmian launching Desa Kebangsaan dan pariwisata di Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo pada 1-2 Mei 2015 mendatang.
Dua tarian khas Situbondo tersebut meliputi Tari ‘Potre Tatak’ dan tari ‘Ayam Sap-Sap’. Khusus Tarian ‘Potre Tatak’ diambil dari kisah seorang pejuang perempuan asal Panarukan, Situbondo yang dikenal gigih saat melawan kolonialisme Belanda. Nama tari ‘Potre Tatak’ ini diharapkan menjadi spirit moral bagi Kartini masa kini di Situbondo.
Sementara tari ayam sap-sap digali dari tradisi petik laut di jaman tempo dulu. Konon menurut sejatahnya, warga Situbondo kala itu memiliki kebiasaan memeriahkan acara petik laut dengan ayam sap-sap. “Ayam sap-sap ini merupakan ayam betina pilihan yang dilepas dari tengah laut kemudian terbang ke darat. Saat ini ayam sap-sap telah menjadi salah satu icon wisata di Situbondo, ” ujar salah satu seniman, Hery Susanto kemarin.
Meski tak setenar karapan sapi di Madura, namun tradisi ayam sap-sap kembali dihidupkan di objek Pasir Putih guna menarik wisatawan domistik maupun Mancanegara. Menurut Hery Susanto, guru seni Situbondo, dirinya melibatkan 40 penari terdiri dari siswi SMA,SMK dan SMP untuk menari potre tatak dan tari ayam sap-sap. “Tari potre tatak ini telah menjadi juara satu dan akan mewakili Situbondo pada acara pekan seni di Provinsi Jawa Timur bru-baru ini,” imbuh Hery.
Hery Susanto  menambahkan, para siswi itu tidak kesulitan menghafal berbagai ragam gerak tari potre tatak maupun tarian ayam sap-sap. Mereka menggelar latihan rutin di pendopo Kabupaten, hanya untuk memadukan gerakan antar penari. Yang menarik, tak hanya penarinya saja melibatkan sri kandi sekolah, Penabuh gamelannya juga melibatkan siswa dari sejumlah Sekolah Negeri Situbondo. “Regenasi kesenian ini akan menjadi salah satu asset berharga Pemkab Situbondo agar terus dikembangkan dimasa mendatang,” papar Hery. [awi]

Tags: