Tarian Bercerita Rakyat Madura Pukau Penonton

Tari Rembang bercerita tatacara membuat kerupuk Tangguk berukuran 30 X 50 CM, ditampilkan SeMalam di Madura mampu memukau penonton. [sumsudin/bhirawa]

Tari Rembang bercerita tatacara membuat kerupuk Tangguk berukuran 30 X 50 CM, ditampilkan SeMalam di Madura mampu memukau penonton. [sumsudin/bhirawa]

Pamekasan, Bhirawa
Tarian bercerita tentang kehidupan rakyat Madura mampu memukau wisatawan lokal maupun mancanegara yang disuguhkan di acara Se-malam di Madura, bertajuk “Art And Culture as Unifier”, berlangsung di Taman Monumen Arek Lancor Pamekasan, Sabtu malam (31/10).
Rangkaian berkaitan memperingati Hari Jadi ke 485 Pamekasan dan menyambut Karapan Sapi se-Keresidenan Madura, hadir Kepala Bakorwil IV Madura, Dr. H. Asyhar, MM, Bupati Se Madura, Forpimda dan mantan Wabup Pamekasan, H. Kadarisman, S dan undangan.
Pesona budaya diawali tarian Song-song Seno dan pagelaran Fahsion busana batik  Madura.  Bupati Pamekasan, Achmad Syafii, sebelum menabuh Rabana (Terbang, Red), disambutannya, menyatakan, seMalam di Madura sebagai promosi Madura lebih luas, serta untuk menggali potensi budaya daerah.
Tarian yang ditampilkan, yaitu tari Blenja’an arti “Penjual sayu” dari Kab. Pamekasan, yaitu para si Ale randin manis, berpakaian kebaya bersarung motif batik menyunggul bakul sayur. Mencerita perjungan wanita Madura yang sederhana dan gigih membantu ekonomi keluarga.
Tari Rembang, mencerita kemampuan wanita Pamekasan dalam membuat Krupuk Tangguk yang berukuran 30 X 50 sentimeter. Kabupaten Bangkalan, menampilan tarian Buk Mariyah. Tarian memakai topeng bercerita seorang penjual sayur punya karakter pelawak. [din]

Tags: