Tarik Wisatawan Mancanegara, Pemkot Probolinggo Belajar ke Banyuwangi

Foto: Wali kota Hadi dan Wawali Subri nikmati musik lesung.(Wap)

Pemkot Probolinggo, Bhirawa
Pemerintah kota Probolinggo terus menggali potensi yang ada khususnya masalah seni dan budaya serta administrasi daerah, untuk itulah walikota bersama awak media menggelar kunjungan seklaigus media gathering, untuk menggali dan belajar masalah kleberhasilan wisata dan pola yang ada di pemerintah kabupaten Banyuwangi. Hal ini diungkapkan Wali Kota Hadi Zainal Abidin didampingi Wawali Mochammad Soufis Subri, Selasa 30/4 malam.
Ke Sanggar Genjah Arum, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Di sanggar tersebut, rombongan Wali Kota Hadi Zainal Abidin; Wawali Mochammad Soufis Subri, Ketua DPRD Agus Rudianto Ghaffur bersama Wakil Ketua DPRD Mukhlas Kurniawan dan Roy Amran serta sejumlah pejabat dan jurnalis disambut kesenian Barong, hingga masuk ke dalam sanggar. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas juga datang di Sanggar Genjah Arum.
Wali Kota Habib Hadi mengutarakan kunjungan bersama para jurnalis agar bisa menghasilkan suatu hal yang terbaik untuk Kota Probolinggo. Salah satunya belajar dari Banyuwangi yang sukses mengembangkan sektor pariwisata. Saya lihat semua kesenian dan budayana hidup. Kota Probolinggo juga ada tarian, seni dan budaya, tapi kami ingin lakukan lebih baik ke depannya,” tutur Habib Hadi.
Kota Probolinggo dijelaskan Habib Hadi terletak di tengah-tengah antara Surabaya dan Banyuwangi. “Kami ingin bisa mengikuti jejak Banyuwangi. Menimba ilmu bagaimana kerjasamanya dengan pemberitaan, agar kami dan para jurnalis bisa bekerja sama lebih baik lagi,” imbuhnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengungkapkan, dibandingkan Kota Probolinggo, Banyuwangi punya jarak tempuh yang lebih jauh. Dilihat dari strategisnya, Azwar Anas mengakui Kota Probolinggo lebih strategis karena memiliki Gunung Bromo dan akses yang baik.
Selama tujuh tahun, Azwar Anas mengaku telah bekerja keras bersama masyarakat Banyuwangi untuk menjadikan Banyuwangi lebih ramah dan bersih. Ia pun menciptakan banyak festival dan mengembangkan desa wisata termasuk Desa Kemiren, desa yang menyajikan local culture yang dikunjungi oleh jurnalis Kota Probolinggo.
Bupati Azwar Anas punya kebijakan melarang hotel melati berkembang di Banyuwangi. Ia hanya mengizinkan hotel bintang 3 ke atas, karena ia ingin menjadikan Banyuwangi bukan sebagai daerah transit tetapi destinasi.
“Komitmen ini butuh kesungguhan. Kalau tidak, di tengah perjalanan kita akan melanggar apa yang sudah kita buat. Di setiap hotel harus ada desain arsitektur yang menunjukkan identitas Banyuwangi. Disini kami mengembangkan homestay agar masyarakat mendapatkan ruang. Menuju kesitu (komitmen) yang penting adalah SDM. Dan, uang bukan segalanya Pak Wali,” jelasnya.
Angka kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara pun terus meningkat setiap tahunnya. Wisatawan lokal dari 5000 meningkat ke 101 ribu, sedangkan mancanegara sebelumnya 600 ribu per tahun sekarang menjadi 5,3 juta. “Hasil ini adalah bagian dari kerja keras rakyat Banyuwangi,” imbuh Anas.
Menurutnya, iklan tentang pariwisata beresiko tinggi jika apa yang diiklankan tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Sebab, pengunjung bisa melakukan penilaian dan di-share ke media sosial dan itu membahayakan.
Yang menarik lagi, Banyuwangi punya konsep eco tourism. Bumi Blambangan ini tidak menjual wisata hiruk pikuk. Hotel yang akan dibangun tidak akan dikeluarkan izinnya jika ada diskotik dan karaoke baru didalamnya.
“Jadi, kami tidak mengeluarkan perda syariah atau lainnya. Yang jadi sasaran kami adalah dari sisi persyaratan mendirikan hotel atau usaha. Waktu itu kami terapkan, kami dikecam oleh pengusaha konvensional bahwa wisata tidak akan tumbuh dengan kebijakan seperti itu. Tetapi, itu kami bantah dengan kondisi sekarang,” katanya.
Ia mencontohkan satu daerah yang pada malam Jumat semua tempat hiburan malam tutup, namun wisata tetap berjalan dengan begitu luar biasa. “Tidak ada korelasi tempat hiburan malam dengan wisata. Ini menguatkan saya mengambil keputusan tidak ingin hiburan hiruk pikuk di Banyuwangi. Tidak ada korelasi tempat hiburan dengan meningkatkan kunjungan wisatawan,” tutur Anas lagi.
Lebih lanjut Habib Hadi mengungkapkan bahwa Banyuwangi menjadi inspirasinya dalam mengembangkan Kota Probolinggo. Habib yang baru menjabat 4 bulan ini, ingin agar Kota Probolinggo bisa lebih berkembang setelah sharing dengan Banyuwangi. “Sebenarnya, saya juga ingin meniru semangat Pak Anas dalam membangun daerahnya. Bagaimana beliau bersama-sama SKPD mengembangkan daerahnya. Sharing Ini akan jadi bekal saya untuk untuk mengembangkan Kota Probolinggo,” paparnya.
“Kami ingin agar Kota Probolinggo bisa mendapatkan manfaat dari pengembangan wisata Bromo. Untuk itu, kami belajar ke mari bagaimana mengembangkan hal tersebut. Seperti Desa Kemiren Banyuwangi yang berada di bawah kaki Gunung Ijen, dimana desa adat ini bisa berkembang pesat lantaran imbas berkembangnya wisata Kawah Ijen,” tambahnya.(Wap)

Tags: