Tas Pengunjung Mall ‘Dirampok’ GAIA

3-kakiSurabaya, Bhirawa
Belum banyak yang tahu jika tanggal 3 Juli adalah hari untuk memperingati hari bebas kantong plastic  sedunia. Tahun 2014 gerakan ini dilakukan serentak di ratusan kota di dunia. Di Indonesia sendiri aksi serentak pada hari ini, Kamis (3/7) dilakukan di Jakarta, Bandung, Semarang, Denpasar Bali, dan Surabaya. gerakan dengan nama ‘International Plastic Bag-Free Day’ ini diorganisir oleh GAIA, Zero Waste Europe. Gerakan ini menyerukan dihentikannya penggunaan tas kresek di seluruh dunia.
Aksi rampok tas kresek ini di Surabaya dilakukan sejumlah  komunitas peduli lingkungan yang tergabung dalam Komunitas Nol Sampah. Mereka  merampok tas kresek dan membagi-bagikan tas pada para pengunjung Mall Royal Plaza pada, Kamis (3/7). Pembagian tas ini ditujukan untuk para pengunjung yang membawa tas kresek untuk ditukar sama tas yang terbuat dari bahan kain.
” Kami memang sengaja ‘merampok’ tas kresek yang dibawa pengunjung Mall sini untuk dituker sama tas buatan para aktivis lingkungan,” kata Wawan Some dari Komunitas Nol Sampah Surabaya ketika ditemui Bhirawa.
Pemakaian tas kresek, tambah Wawan, daritahun ke tahun terus meningkat. Diperkirakan setiap tahun pemakaian tas kresek di dunia mencapai satu Triliun. Di Indonesia sendiri, berdasarkan kajian Greeneration Indonesia (2010), satu orang itu menghasilkan 700 sampah tas kresek per tahun.
” Jika penduduk Indonesia 237 Juta berarti ada 166 Miliar sampah tas kresek yang dibuang di Indonesia. di Surabaya sendiri dengan penduduk hampir 3 Juta jiwa berarti ada 2,1 Miliar sampah tas kresek. Dan beberapa fakta kurang dari 10 persen sampah tas kresek yang bisa didaur ulang,” terangnya.
Aksi perampokan tas kresek ini berkaca dari peristiwa tujuh tahun lalu, tepatnya 21 Pebruari 2005, yang menyebabkan ratusan orang meninggal dunia akibat tertimbun sampah di TPA Leuwi Gajah Bandung. Peristiwa itulah yang dijadikan awal peringatan Hari Sampah.
” Setiap pengunjung yang diketahui membawa tak kresek, langsung dirampok dan digantikan tas kain kita. Tas kain ini bisa dipakai berulang kali. Di tas kain ini juga ada pesan-pesan berupa ‘diet tas kresek’. Kita juga memberikan pemahaman tentang dampak atau bahaya tas kresek bagi lingkungan,” ujar Wawan sambil mengawasi pengunjung yang melintas.
Selain berdampak buruk bagi lingkungan, tambahnya, tas kresek juga dapat berbahaya bagi kesehatan manusia. Penelitian Badan Pengawasan Obat dan Makanan menemukan tas kresek berwarna (hitam) yang beredar bahan bakunya dari plastik bekas kemasan limbah B3, limbah pertanian, limbah rumah sakit yangdapat berbahaya bagi kesehatan manusia. ” Kondisi itulah semakin diperburukan karena tas kresek menggunakan pewarna tekstil, sehingga dikhawatirkan jika digunakan untuk kemasan makanan dan minuman dapat menyebabkan kanker,” imbuhnya.
Pemakaian tas kresek sudah dilarang atau diatasi dibeberapa kota di berbagai Negara. Gerakan pembatasan tas kresek dimulai dari Denmark dan Irlandia yang menerapkan pajak pada setiap tas kresek yangdipakai. Selain pajak, ada juga yang melarang pemakaian tas kresek dengan ancaman penjara dan denda. Ada juga yang menerapkan insentif bagi mereka yang tidak mekain tas kresek.
Salah satu pengunjung Mall Royal Plaza Nurul Mujani, warga Wonorejo, Surabaya, saat ‘dirampok’ oleh anak-anak muda dengan mengganti tas kresek dengan tas kain yang bertuliskan ‘Diet Tas Kresek, Pakai Berulang kali’ merasa terkejut dan senang karena baru tahu kalau ada peringatan hari tanpa kantung plastik. ” Baru tahu saya mas, kalau 3 Juli itu memperingati hari Tanpa kantung plastik Sedunia. Apalagi tas plastik saya dituker sama tas yang berbahan kain, jadi kan lebih kuat, gerakan-gerakan seperti ini memang harus diperhatikan,” terangnya. (geh)

Tags: