Tawarkan Pertukaran Mahasiswa Antar PTN-BH Lewat Sasrabahu

Rektor ITS, Prof Dr Ir Mochamad Ashari dalam launching program Sasrabahu, yakni platform pertukaran mahasiswa antar PTN-BH.

Gunakan Skema Full Credit Transfer
Surabaya, Bhirawa
Konsorsium Perguruan Tinggi Negeri – Badan Hukum (PTN-BH) menunjuk Institute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk membangun Sistem Pertukaran Mahasiswa antara Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (Sasrabahu). Yakni sebuah platform pertukaran mahasiswa antar PTN – BH se-Indonesia. Platform ini memudahkan mahasiswa dalam mengambil mata kuliah di sesama kampus PTN – BH.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Prof Ir Nizam MSc DIC PhD, kini jumlah mahasiswa Indonesia yang melakukan pertukaran pelajar ke luar negeri jauh lebih banyak dari pada ke dalam negeri. Padahal dengan Sasrabahu, bisa membangun jejaring persaudaraan baik dosen maupun mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, maupun pengabdian masyarakat.
“Jika kita melihat Eropa mahasiswa di sana diwajibkan untuk mengikuti pertukaran lintas negara. Hal ini juga akan dibangun oleh Indonesia nanti ke depannya,” ungkapnya.
Sementara itu, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari menjelaskan, dalam platform ini mahasiswa hanya tinggal klik mata kuliah yang telah tersedia di platform Sasrabahu seperti mengambil Kartu Rencana Studi (KRS) pada umumnya. Sistem ini juga didesain semudah mungkin baik bagi mahasiswa maupun administrator akademik pada masing-masing perguruan tinggi.
“Sehingga, data seperti informasi mahasiswa dan nilai bisa terintegrasi dengan baik,” kata rektor yang biasa disapa Ashari ini.
Guru besar Teknik Elektro ini menambahkan, Sasrabahu juga akan mewujudkan program Kampus Merdeka yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sendiri. Mahasiswa akan memiliki wawasan yang sangat luas dan bisa saling berbagi ilmu pengetahuan serta praktikum yang memberikan efek jauh lebih bagus. Hingga kini sudah terdapat 12 PTN – BH di Indonesia yang berpartisipasi.
Menurut Ashari, Sasrabahu masih pada step pertama. Diharapkan bisa dikembangkan sampai seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia yang jumlahnya mencapai 92. Bahkan bisa diperluas sampai perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia yang jumlahnya mencapai 4.700.
Kepala Subdirektorat Pengembangan Akademik ITS, Bagus Jati Santoso menguraikan, sistem Sasrabahu dirancang dengan user experience selayaknya berbelanja Daring di marketplace. Mahasiswa diperbolehkan untuk mengambil mata kuliah di perguruan tinggi lain yang nantinya dirumuskan dan disepakati dengan skema full credit transfer oleh masing – masing administrator perguruan tinggi.
“Untuk alurnya mahasiswa terlebih dulu membuat akun pada laman sasrabahu.id yang selanjutnya akan disetujui oleh admin lokal PTN – BH asal. Setelah admin lokal PTN-BH asal memasukkan mata kuliah yang ditawarkan, maka mahasiswa bisa memilih mata kuliah dan mengunggah surat persetujuan dosen wali,” jelasnya.
Kemudian, lanjutnya, admin lokal PTN – BH asal, menyetujui pengambilan mata kuliah mahasiswa outbound. Sedangkan admin lokal PTN-BH tujuan akan menyetujui penerimaan mahasiswa inbound.
“Baru setelah penerimaan Sasrabahu diumumkan, mahasiswa bisa melaksanakan perkuliahan di kampus pilihan mereka,” jelasnya.
Pelaksanaan perkuliahan pun masih disesuaikan dengan kondisi yang ada. Seperti saat ini yang masih harus dilaksanakan secara daring. Setelah masa perkuliahan selesai pada setiap PTN-BH, maka masing-masing admin lokal akan memasukkan nilai mahasiswa yang berkuliah di kampusnya.
“Terakhir, admin lokal PTN – BH asal akan mendapat laporan nilai mahasiswa outbound-nya,” tuturnya.
Sejak dua pekan pertama Sasrabahu dibuka, Bagus memaparkan, sudah terdapat 518 mata kuliah yang ditawarkan dan sebanyak 488 mahasiswa sudah mendaftar. Pengambilan mata kuliah juga telah terhitung sebanyak 605 kali. Selain itu, telah terdaftar sebanyak empat admin pusat di ITS dan 21 admin lokal PTN – BH. [ina]

Tags: