Tawarkan Rapor Online untuk Pertimbangan SNMPTN

Kepala Dindik Surabaya Ikhsan menjelaskan komponen-komponen yang terdapat dalam rapor online untuk satu maple, Senin (7/12).

Kepala Dindik Surabaya Ikhsan menjelaskan komponen-komponen yang terdapat dalam rapor online untuk satu maple, Senin (7/12).

Satu Mapel Bisa Terisi 472 Komponen
Dindik Surabaya, Bhirawa
Memasuki tahun ketiga pemberlakuan rapor online, Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya mulai ancang-ancang untuk menawarkan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Ini untuk memastikan keotentikan data nilai siswa yang dikirim sekolah ke pangkalan data untuk mengikuti jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Kepala Dindik Surabaya Ikhsan menegaskan, tahun depan nilai rapor online sudah bisa digunakan untuk bahan pertimbangan SNMPTN. Sebab, saat ini sudah memasuki tahun ketiga dan seluruh siswa kelas XII sudah menggunakan rapor online. “Kita akan tawarkan ke PTN. Bahkan jika dibolehkan, sekolah tidak perlu mengisi pangkalan data, cukup mengambil data dari rapor online saja,” kata Ikhsan saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (7/12).
Ikhsan mengklaim, kelengkapan data dalam rapor online sudah terjamin. Tak terkecuali kualitas data yang tidak mungkin dikatrol maupun guru yang ‘ngaji’ alias ngarang biji (nilai). “Kalau misalnya sekolah tetap harus mengisi pangkalan data, PTN bisa meminta login ke kita (dinas) untuk memverifikasi nilai siswa tersebut,” tutur Ikhsan.
Mantan Kepala Bapemas dan KB ini membeberkan sejumlah kelebihan dari rapor online. Di antaranya kualitas data yang akurat. Baik siswa, guru maupun wali murid dapat mengontrol. Karena hasil akhir dapat diketahui dari berbagai komponen penilaian yang juga terdapat di rapor online. “Dalam satu rapor, terdapat empat penilaian Kompetensi Inti (KI). Meliputi moral spiritual, sosial, pengetahuan dan praktik,” kata dia.
Dari KI-1 sampai KI-4 itu, untuk siswa SMA/SMK sekurang-kurangnya terdapat 472 komponen penilaian per mata pelajaran. Itu pun hanya mapel yang hanya memiliki 12 Kompetensi Dasar (KD). Padahal di beberapa mapel ada pula yang sampai 20 KD. “Bayangkan jika 472 komponen itu harus diisi satu per satu secara manual. Kalau mau asal mengisi nilai saja mungkin. Tapi sekarang juknisnya Kurikulum 2013 tidak bisa asal menilai,” kata dia.
Belum lagi, lanjut Ikhsan, guru juga harus menjelaskan kemampuan siswa dalam bentuk diskriptif. “Kalau menggunakan rapor online, diskripsi siswa akan keluar secara otomatis. Guru juga tidak perlu menghitung ulang nilai dari ulangan harian, sampai ujian semester,” tandasnya.
Kasie Kurikulum Pendidikan Menengah Dindik Surabaya Mamik Suparmi menambahkan, saat ini para guru di Surabaya tengah diburu waktu untuk menyelesaikan pengisian rapor online. Karena sesuai kalender pendidikan, pada 19 Desember mendatang rapor semester satu sudah harus dibagikan. “Setidaknya tiga hari sebelum pembagian itu pengisian nilai sudah selesai,” kata Mamik.
Dua minggu setelah pembagian, lanjut Mamik, sistem rapor online akan kembali ditutup dan tidak bisa diubah lagi isinya oleh sekolah. “Dua minggu itu kesempatan untuk melakukan pengayaan dan perbaikan. Selanjutnya, sistem akan ditutup oleh dinas,” pungkas Mamik. [tam]

Tags: