Tawarkan teknologi IOT pada Fly Over

Rizaldi Eko Prasetyo (kiri), Masrizal Eka Yulianto (tengah) dan M. Adenan Khamim (kanan) menunjukan cara kerja teknologi FLOTER buatannya.

Surabaya, Bhirawa
Berawal dari pengalamannya melihat jalanan fly over yang tidak tertata, belum lagi keselamatan pak ogah yang riskan terhadap terjadinya kecelakaan kendaraan di fly over, Rizaldi Eko Prasetyo bersama kedua temannya, M. Adenan Khamin dan Masrizal Eka Yulianto menciptakan sebuah teknologi prototype yang bernama FLOTER.
Fly Over Pinter (FLOTER) dirancang untuk mempermudah kendaraan melewati jalanan fly over secara tertib dan tertata. Manager tim Al Waduud, Rizaldi Eko Prasetyo menjelaskan, jika ukuran fly over yang hanya memiliki lebar 3.8 meter hanya mampu dilewati oleh satu kendaraan roda empat. Sedangkan untuk kendaraan bermotor, tambahnya hanya bisa dilewati 3 pengendara. Sehingga lanjutnya, pengendara dari arah berlawanan harus bergantian dalam melewati jalanan fly over.
“Selama ini pengaturan Fly over dilakukan manual oleh manusia (Pak Ogah)” ungkapnya.
Untuk itu, lanjutnya diperlukam sistem untuk mengatur kendaraan agar tertib guna untuk mengurangi kemacetan dan resiko kecelakaan.
Teknologi yang berbasis pada Internet Of Think (IOT) ini memiliki cara kerja yang bisa dikontrol dan dipantau dimana saja melalui internet server. Mahasiswa informatika angkatan 2015 ini menambahkan, jika penerapan Teknologi IOT pada FLOTER buatannya, tidak lain sebagai gerakannya dalam mendukung Sidoarjo Smart City, yang sudah dicanangkan dari tahun 2014 silam.
“Fokus kami untuk kemajuan Sidoarjo Smart City” ujarnya.
Menurutnya, sidoarjo sendiri mempunyai banyak Fly Over yang masih ditertibkan oleh pak ogah. Sehingga dengan adanya teknologi yang ia dan timnya rancang nantinua, bisa dijalan kerjasama antara pihaknya, pemerintahan, dinas perhubungan dan instansi terkait untuk menerapkan dan mengbangkan teknologi FLOTER. Tim yang bernama Al-Waduud ini menghabiskan waktu selama lima bulan dalam observasi.
Disinggung mengenai cara kerja FLOTER, kepala tim perancangan M. Adenan Khamim menjelaskan jika ada dua kendaraan roda empat dari arah berlawanan, sebut saja A dan B permisalannya, kendaraan B mampu tertangkap sensor lebih dahulu. Maka palang FLOTER yang ada di kendaraan A (arah berlawan) akan menutup secara otomatis. “Sensor ini mampu menangkap sinyal jarak kendaraan hingga 2 sampai 3 meter dari titik palang FLOTER” tutur M Adenan Khamim.
Jadi imbuhnya, siapa yang lebih cepat ditangkap oleh sensor palang FLOTER, itu yang terlebih dahulu melewati fly over. Aturan tersebut juga berlaku pada kendaraan bermotor, terangnya.
Sementara itu, kepala tim pemrograman Masrisal Eka Yulianto mengungkapkan, bahwa pihaknya menggunakan dua teknologi arduino. Pihaknya berdalih, dengan penggunaan dua arduino yaitu arduino mega dan arduino IDE memudahnya timnya dalam penyelesaian pprojek mahasiswa angkatan 2016 ini juga menambahkan, jika penggunaan rumus logika matematika juga dibutuhkan dalam pemrogrammanya untuk menghitung daya tangkap sensor (per sekian detiknya) yang berpengaruh pada kapasitas fly over.
“Pada perhitungan prototype ini, kami menggunakan waktu per 10 detik untuk cara kerja sensor. Namun, waktu tersebut bisa saja berubah tergantung tingkat keramaian fly over,” kata Masrisal Eko Yulianto
Masrizal berharap, timnya lolos di babak 15 besar, dan targetnya masuk 4 besar kompetisi Imagine Cup 2018.
Selain itu, prestasi itu juga bisa membuktikkan bahwa timnya mampu membangun daya saing dengan PTN lainnya. Kompetisi ini juga menjadi ajang percaya diri kami dalam menghadapi persaingan global.
“Dalam hal ini kompetisi tingkat Asia, Imagine Cup 2018,” harap Manager tim Al- Waduud Rizaldi Eko Prasetyo.

Tumpuan Juara pada Imagine Cup 2018
Lolosnya tim Al-Waduud di babak 15 besar Imagine Cup 2018, memberi harapan baru bagi prodi informatika Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Pasalnya, lolosnya tim ini di babak semifinal, merupakan kali pertamanya dalam mengikuti ajang bergengsi Imagine tingkat nasional yang lolos hingga semifinal.
Kepala Program Study Teknik Informatika, Yulian Findawati mengungkapkan bahwa lolosnya tim Al-Waduud di babak 15 besar merupakan pencapaian yang luar biasa. Lebih lagi, tim tersebut harus berdaing dengan tim-tim sekelas ITB, ITS, UI dan PTN lainnya.
“Ini merupakan kesempatan bagus bagi mahasiswa kami, karena mereka juga mempunyai talenta dan inovasi yang luar biasa sehingga mampu berkompetisi dengan universitas yang unggul di bidang IT” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa proses pencapaian tersebut juga tidak terlepas dari proses pembelajaran akademik dan kemandirian yang diberikan program study nya. Sebagai Kaprodi sekaligus dosen aktif teknik informatika, pihaknya berharap semoga karya mahasiswa nya tersebut dapat membawa nama harum umsida, khususnya jurusan informatika di kancah Nasional. Selain itu mereka mampu berkompetiso di tingkat nasional maupun internasional.
Sementara itu, dosen pendamping tim Al-Waduud Suprianto mengatakan jika penelitian yang dilakukan anak bimbingannya tersebut merupakan salah satu konsep yang bisa di implementasikan di lapangan. Di akuinya, teknologi tersebut berkaitan dengan solution traffic jump di jembatan atay perlintasan jalan sempit.
“Konsepnya sederhana akan tetapi jika diimplementasikan akan sangat membantu dinas perhubungan dalam mengatur lalu lintas yang memiliki kasus demikian” jelasnya
Sebagai dosen pebimbing, Suprianto yang juga dosen aktif jaringan komputer ini menuturkan jika pihaknya hanya memberikan arahan secara konseptual dengan basis realistis case (kondisi riil di lapangan). Dengan demikian paparnya, teknologi yang dirancang merupakan bentuk penawaran solusi alternatif berbasi teknologi informasi yang dipadukan teknologi elektrik kepada pemangku kebijakan. Ia berharap, agar anak didiknya terus belajar dan banyak mengikuti konpetisi baik nasional maupun international. “Yang terpenting bekarya untuk menghasilkan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat tetap rendah hati untuk terus berkarya lebih baik lagi” Pesannya terhadap anak2 didiknya. [Ina]

Rate this article!
Tags: