Tax Amenesty Rawan Defisit Neraca Perdagangan

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Pemberian tax amnesty atau pengampunan pajak bagi wajib pajak dipandang banyak pengusaha sebagai langkah yang positif. Namun langkah ini di mata pemerhati ekonomi, dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap neraca perdangangan RI. Tax amnesty memiliki resiko yakni mata uang rupiah terlalu kuat (over valuation) maka dampaknya neraca perdagangan Indonesia terancam defisit.
Menurut Dosen Ubaya, Wiyono Pontjoharyo Drs MM Ak, meskipun UU tax amenesty ini masih dalam pembahasan di DPR RI, hendaknya wakil rakyat harus memperhatikan resiko yang nanti ditimbulkan. Jangan sampai mata uang rupiah terlalu kuat, maka nilai ekspor bisa mengalami penurunan.
“Dari menguatnya rupiah sedikit banyak berpengaruh terhadap daya saing produk Indonesia sehingga ekspor bisa anjlok. Kita tidak ingin, hasil produk tanah air tidak bisa bersaing karena untung yang di dapat dari pengusaha Indonesia menjadi berkurang. Karena nilai tukar rupiah lebih mendominasi di bandingkan mata uang asing,’’ ujarnya, Senin (23/5) kemarin.
Saat ini, lanjut dia, pemerintah belum memiliki data pasti untuk dana yang belum dikenai pajak. Kalau memang pemerintah telah memiliki data yang valid seharusnya, bagi mereya yang memiliki dana yang belum melaporkan hartanya, program tax amnesty tidak diperlukan.
“Kenyataan untuk pengampunan dilakukan karena kita tidak tahu angkanya. Kalau sudah tahu, mengapa harus dikasih pengampunan, pengusaha yang sengaja menunggak pajak bisa di imbau untuk membayar pajaknya secara penuh,’’ katanya.
Pemerintah harus bisa menjaga neraca perdagangan, termasuk nilai ekspor yang tetap bisa naik. Karena kalau ekspor turun, maka bangsa ini bisa menjadi bangsa yang konsumtif karena produk unggulan sudah tidak bisa bersaing di luar negeri.
“Jangan sampai nilai impor kita jauh lebih besar di bandingkan ekspor. Karena selain memasarkan produk di dalam negeri, kita perlu ekspor untuk menambah devisa bagi negara kita. Selain devisa, beberapa produk tanah air sudah go internasional,’’ tutupnya. [wil]

Tags: