Tax Amnesty Picu Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen

Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Andi Wihana

Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Andi Wihana. [m ali/bhirawa]

Jakarta, Bhirawa.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2017 mencapai 5,5 persen. Proyeksi tersebut mempertimbangkan efek penerapan pengampunan pajak (tax amnesty) yang akan berimbas pada perekonomian di semester dua 2016, dan lebih banyak lagi di tahun depan.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Direktur Departemen Komunikasi BI Andi Wihana, dalam pelatihan wartawan daerah BI 2016. Diperkirakan Andi, ekonomi tahun depan hanya tumbuh 5,3 persen. Namun, tax amnesty bisa memberi tambahan potensi pertumbuhan 0,3 hingga 0,4 persen dari baseline tersebut.
“Besaran efeknya tergantung pada tingkat pengaruhnya terhadap sektor riil,” katanya. Sementara itu, dari sisi investasi jika likuiditas yang diperkirakan mencapai 560 triliun dari repatriasi -penempatan dana dari luar ke dalam negeri- tersalur ke sektor riil maka investasi diperkirakan naik signifikan,” kata Andi Wihana, Rabu (5/10).
Peningkatan modal juga akan memicu penguatan rupiah sehingga beban biaya impor bahan baku mengecil. Dengan begitu, lanjutnya, minat investasi swasta meningkat dan mendorong ekonomi tumbuh lebih baik.
“Terapresiasinya rupiah imbas kepastian undang-undang pengampunan pajak juga akan berdampak positif terhadap konsumsi rumah tangga, sebab inflasi akan mengecil karena harga barang-barang impor menjadi lebih murah,” sebutnya.
Bank sentral memperkirakan inflasi hingga akhir tahun di kisaran 3,9 persen, lebih optimistis dari proyeksi awal empat persen. Perbaikan dari sisi investasi dan konsumsi rumah tangga ini kemudian akan memicu peningkatan kredit perbankan. Tahun ini, pertumbuhan kredit yang awalnya diprediksi hanya 10 persen bisa menjadi 12 persen.
Tahun depan, persepsi positif atas pertumbuhan kredit juga meningkat dari prediksi 13 persen menjadi 16 hingga 17 persen. Selain karena likuiditas bertambah kenaikan kredit juga disebabkan oleh pelonggaran moneter yang telah dilakukan bi yakni menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) dan makroprudensial. [ma]

Tags: