Taxi Gelap Masih Marak di Bandara Juanda

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Bandara Juanda hingga saat ini belum stril dari para pemilik taxi gelap. Mereka secara terbuka bersaing dengan pengusaha taxi resmi yang terdaftar di PT Angkasa Pura.
Umumnya taxi gelap menggunakan kendaraan berplat hitam, dan jenis kendaraan yang berjenis station wagon atau yang memiliki tujuh tempat duduk. Mereka membaur seperti penjemput penumpang, dengan kemeja yang rapi.
Mulyono, salah satu pemilik taxi gelap mengutarakan alasan memilih menjadi pengemudi taxi gelap karena desakan kebutuhan ekonomi. Karena dari pengemudi taxi gelap dirinya dalam satu bulan bisa mendapatkan lebih dari 3 juta yang cukup membiyai kedua anaknya yang masuk bangku kuliah.
“Saya dulu sempat menjadi driver di perusahaan taxi yang resmi tapi diluar Juanda. Karena ajakan teman, saya beranikan diri untuk mengajukan kredit untuk membeli Avansa untuk dijadikan taxi gelap. Setiap bulan Rp.3 juta lebih mampu untuk menutup kebutuhan rumah tangga termasuk untuk anak sekolah. Karena kreditan mobil sudah lunas,” ujarnya Selasa (12/8) kemarin.
Sedangkan Daryanto mengutarkan jika bisnis yang digelutinya memang beresiko, seperti ketahuan sopir taxi resmi atau aparat  keamanan yang akan menindak dengan memberikan tilang atau penyitaan mobil yang dimilikinya. Namun setiap hal yang dijalankannya selalu berhati-hati.
“ Saya biasanya memiliki pelanggan baik instansi atau per orangan yang memiliki kesibukan cukup padat yang mengharuskan menggunakan pesawat terbang. Untuk sekali antar dan jemput ke Juanda, saya mengenakan tariff sekitar Rp.400 ribu. Kalau untuk penumpang umum, biasanya saya melakukan pemilihan, terutama untuk masyarakat yang tinggal di Indonesia Timur atau masyarakat yang baru pertama kali menginjakan kaki di Surabaya,” tuturnya.
Untuk penumpang yang memiliki tujuan diluar Surabaya, tarif yang dikenakannya bervariasi. Bisa mencapai Rp600 ribu pada hari biasa, sedangkan untuk lebaran tarifnya berbeda bisa mengalami peningkatan sampai 30%, bisa mencapai Rp.800-1 juta.
“ Jika lebaran ke Blitar bisa mencapai Rp800- 1 juta. Itu semua tergantung negosiasi antara sopir dan calon penumpang. Jika dibandingkan dengan taxi resmi, bisa mencapai Rp.1.5 juta per sekali perjalanan. Tapi penumpang kebanyakan memilih taxi yang resmi,” tutupnya. [wil]

Tags: