TBNTS Tambah Sarana di Bromo

Puluhan jip Bromo yang parkir sembarangan dikeluhkan pihak pengelola.

Probolinggo, Bhirawa
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tahun ini menargetkan Rp 20 miliar dari retribusi karcis wisata Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Target itu, jauh lebih tinggi dibanding target tahun lalu. Pada 2016, TNBTS hanya memasang target mendapatkan Rp 11,5 miliar, tapi hasilnya mencapai Rp 18 miliar.
Langkah ini cukup berani dilakukan TNBTS, meski begitu Kepala Balai Besar TNBTS Jhon Kennedi mengaku optimistis pendapatan tahun ini akan melebihi target. Kecuali, jika ada kendala seperti erupsi dan bencana alam lainnya. “Semoga tahun ini melebihi target. Minimal Rp 25 miliar. Kami akan terus meningkatkan target dari tahun ke tahun,” ujarnya, Minggu (5/3).
Untuk mencapai target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) itu, TNBTS telah mengambil sejumlah langkah. Salah satunya mengembangkan dan memperbaiki infrastruktur di kawasan TNBTS. Termasuk, melayani booking online Semeru dan menyempurnakan booking online Bromo. Serta, menambah sejumlah wahana. Seperti, outbond, mengadakan toilet umum di Bukit Teletubies, dan memperbaiki infrastruktur Bukit Cinta.
“Kami juga akan menertibkan jalan-jalan tikus yang selama ini masih belum teratasi. Kami bersyukur sudah berhasil menertibkan sepuluh jalan tikus menuju kawah Gunung Bromo dan Gunung Semeru,” ujarnya.
Pihaknya berharap, seluruh masyarakat Tengger yang terdiri atas beragam komunitas untuk meningkatkan pelayanan kepada para wisatawan. Seperti para tukang kuda, sopir jip, ojek motor, dan bahkan para pedagang. Tujuannya, agar wisatawan makin betah dan nyaman berada di kawasan Gunung Bromo.
“Saya pernah ditegur dari pusat, bahwa ada tukang jip yang malaki wisatawan. Saya tidak mau mendengar seperti itu lagi. Jadi, kami mengajak semua masyarakat Tengger untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada wisatawan,” katanya.
Yang sangat disayangkan saat ini puluhan jip wisata berlalu lalang dan parkir di sekitar alat seismograf yang ada lautan pasir Gunung Bromo setiap harinya. Tentu saja, hal ini sangat mengganggu perekaman aktivitas kegempaan Gunung Bromo yang dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Secara terpisah Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Bromo Ahmad Subhan mengeluhkan kondisi tersebut. Pasalnya, data yang terekam oleh alat seismograf tersebut menjadi tak valid. Karena getaran yang ditimbulkan baik oleh kendaraan maupun aktivitas pengunjung yang seharusnya tidak beraktivitas di sekitar alat tersebut.
“Di sana sudah ada papan larangannya, tapi entah kenapa mereka masih mendekati alat ukur aktivitas gunung itu. Meski sudah kami pagari, namun tetap saja getaran yang ditimbulkan membuat kami terkecoh dengan aktivitas riil Gunung Bromo,” tandasnya.
Subhan mengaku sudah berulang kali menegur dan mengingatkan para operator jip untuk menjauhi areal sekitar alat seismograf itu. Namun teguran itu tak digubris. Dengan parkir di tempat itu, otomatis aktivitas pengunjung terekam oleh alat yang berjarak 1 kilometer dari Gunung Bromo itu.
“Alat itu sangat sensitif, tiap ada getaran maka akan menggerakkan alat pencatat yang ada di pos pantau. Getaran-getaran ini tidak seharusnya ikut terekam, karena tidak berkaitan langsung dengan peningkatan status gunung,” jelasnya.
Kasi Pengelolaan Wisata  Wilayah I TNBTS Sarmin membenarkan keluhan dari petugas PVMBG. Ia menuturkan jika pihaknya sudah berupaya maksimal dengan berkoordinasi dengan pihak pos PGA Bromo untuk mensterilkan areal tersebut. Mulai dengan memasang papan larangan mendekat, sampai melakukan jadwal peninjauan lokasi secara berkala. Patroli berkala ini, untuk memastikan areal sekitar alat seismograf di lautan pasir steril dari aktivitas operator jip dan pengunjung.
“Petugas sering menghalau para operator jip itu beserta dengan pengunjungnya dari areal sekitar alat seismograf itu. Namun kembali lagi, karena mereka mencuri kesempatan di saat areal tersebut tak dijaga, mau bagaimana lagi. Dengan penyuluhan dari Polres ini diharap transportasi akan mematuhi aturan dan larangan yang ada,” tambahnya. [wap]

Rate this article!
Tags: