Tebing Longsor, Lima Santri An-Nidhomiyah Meninggal Dunia

Kepala Dinas Sosial Jatim, Alwi Beq saat meninjau kondisi Pondok Pesantren An-Nidhomiyah setelah diterjang longsor yang mengakibatkan lima santri meninggal dunia. Pada kesempatan itu Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam memberikan bantuan ke pimpinan ponpes An-Nabhimiyah. [syamsuddin]

Pamekasan, Bhirawa
Longsornya tebing di Dusun Jepun, Desa Bindang, Kecamatan Pasean, Pamekasan, Madura-Jatim, mengakibatkan lima orang santri Pondok Pesantren An-Nidhomiyah meninggal dunia.
Musibah bencana alam tebing longsor ini yang menimpa santri Pondok Pesantren An-Nidhomiyah asuhan KH Muhedi ini terjadi Rabu (24/2) sekitar pukul 02.00 WIB. Sebelum longsor, hujan deras dengan intensitas yang sangat tinggi mengguyur daerah yang berada sekitar 45 kilometer ke arah utara Kota Pamekasan itu.
Derasnya hujan itu membuat tebing setinggi 7 meter yang berada didekat Pondok Pesantren An-Nidhomiyah longsor dan menimbun dua kamar yang ditempati tujuh orang santriwati. Akibatnya terjangan longsor itu lima santri meninggal, satu mengalami patah tulang dan satu selamat.
Warga di sekitar pesantren langsung bergotong royong menyingkirkan material tanah yang menimpa dua kamar pondok santri putri.
“Total jumlah korban tujuh orang, lima orang meninggal dunia, satu orang patah tulang dan satu orang santri lainnya selamat,” kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan Budi Cahyono, Rabu (24/2).
Kelima orang santri korban tebing longsor yang meninggal dunia itu, semuanya berasal dari luar Kabupaten Pamekasan, yakni dari Kabupaten Jember bernama Santi (14) warga Desa Dukohmencek, Kecamatan Sukorambi, Nur Azizah (13) dari desa yang sama, serta Siti Komariyah (17) asal Desa Palampang, Kecematan Sumber Jambi, Jember.
Kemudian korban meninggal dunia dari Kabupaten Sampang bernama Robiatul Adawiyah (14) asal Desa Poreh, Kecamatan Karangpenang, sedangkan yang dari Kabupaten Sumenep bernama Nabila (12), asal Desa Sempong Barat, Kecamatan Pasongsongan.
Sedangkan Nurul Komariyah (15) asal desa gunung kecamatan Sumber Jambi Malang kabupaten. Jember mengalami patah tulang dan Tia Muharromah asal dusun Mojang desa Dempo Timur Kecamatan Pasean kabupaten. Pamekasan selamat dari bencana tersebut.
Dua di antara kelima jenazah korban tebing longsor ini sudah berada di rumah duka, sedangkan tiga orang santri meninggal lainnya yang berasal dari Jember akan diantarkan. “Saat ini kami masih berkoordinasi untuk pemulangan ketiga orang jenazah ini,” kata Budi Cahyono.
Seperti diketahui, Kecamatan Pasean termasuk salah satu kecamatan dengan status daerah rawan longsor diantara tujuh kecamatan lainnya yang masuk daerah rawan bencana lainnya.
Selain Pasean, kecamatan lain yang juga masuk dalam status rawan bencana tanah longsor, Kecamatan Waru, Pakong, Pegantenan dan Kecamatan Kadur, Pamekasan. Dua kecamatan lainnya, yakni Kecamatan Pamekasan dan Kecamatan Pademawu, masuk wilayah kecamatan dengan status rawan banjir
Sementara, Kepala Dinas Sosial Jatim, Alwi Beq, Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, bersama Forkopimda, Sekdakab Pamekasan, meninjau lokasi bencana. Di lokasi disambut Kepala BPBD Pamekasan, Amin Jabir, Kepala OPD Pamekasan dan pimpinan ponpes An-Nidhimiyah. [din]

Tags: