Tebing Longsor Timpa Rumah Warga Sawahan

Rumah Musyafak rusak parah setelah tertimpa longsoran tebing di Jalan Raya Nganjuk-Sawahan, Selasa (16/2). [ristika]

Rumah Musyafak rusak parah setelah tertimpa longsoran tebing di Jalan Raya Nganjuk-Sawahan, Selasa (16/2). [ristika]

Nganjuk, Bhirawa
Longsor tebing setinggi 7 meter dengan panjang 30 meter di Desa/Kecamatan Sawahan menimpa rumah milik Musyafak (35) hingga mengalami rusak parah. Diduga kuat, longsor terjadi akibat buruknya kualitas bangunan plengsengan batu penahan tebing yang dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Pemkab Nganjuk.
Tebing selebar tujuh meter yang melintang di sisi Jalan Raya Nganjuk-Sawahan itu longsor Senin sekitar pukul 23.30. Saat kejadian, Musyafak bersama istrinya tengah tidur di toko ponsel yang berjarak sekitar 6 meter dari rumah induk.  “Untungnya nggak ada orang di dalam bangunan yang berukuran 4×7 meter tersebut,” ujar Rudianto (30), salah satu warga setempat di lokasi kejadian, Selasa (16/2) kemarin.
Bekas longsoran yang berupa material batu dan patahan dinding penahan tebing tampak menimpa sisi selatan rumah Musyafak. Pondasi dan bagian dalam rumah juga rusak parah, akibatnya hingga kemarin siang, Musyafak dan warga belum berani melakukan evakuasi.
Mereka hanya bisa melihat kerusakan tersebut dari jarak beberapa meter. Sebab, mereka khawatir terjadi longsor susulan. Begitu pula dengan titik longsor di proyek bangunan plengsengan setinggi 30 meter itu. “Padahal ini bangunan baru, belum ada dua tahun,” lanjut Rudi.
Berdasar papan yang terpasang di plengsengan, proyek pembangunan pengaman badan jalan koplakan itu menelan dana Rp 94,418 juta dan proyek ini milik Dinas PU Bina Marga. Proyek tersebut dikerjakan oleh CV Hindraloka.
Lebih jauh Rudi mengatakan, sebelum dibangun proyek plengsengan di lokasi tersebut, menurutnya justru tak pernah terjadi longsor di lokasi itu. “Tapi setelah ada bangunan penahan longsor ini malah terjadi longsor begini,” tegasnya.
Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk bersama anggota TNI dan Polri berniat melakukan kerja bakti. Namun karena cuaca yang masih hujan deras, kerja bakti pembersihan material terpaksa ditunda. “Kerugian materi  sekitar Rp 20 juta,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Nganjuk Soekonjono.
Soekonjono juga mengkhawatirkan, belasan rumah warga lainnya di bibir tebing yang tidak jauh dari rumah Musyafak akan tertimpa tanah longsor. Sehingga, Soekonjono masih melakukan koordinasi lebih lanjut dengan satuan kerja  terkait, terutama antisipasi darurat untuk meminimalkan kemungkinan longsor susulan.
Soekonjono juga membenarkan jika bangunan yang mengalami longsor itu adalah proyek dari Dinas PU Bina Marga Nganjuk. Tetapi Soekonjono mengaku tidak berani menyimpulkan apakah longsor tersebut akibat kualitas bangunan atau adanya pergerakan tanah. Kalau memang penyebabnya murni bencana, BPBD akan menggunakan anggaran tanggap darurat bencana untuk menyantuni korban yang rumahnya rusak. “Perlu kajian teknis untuk mengetahui penyebab longsor yang mengakibatkan rumah warga rusak. Apakah benar-benar disebabkan bencana atau disebabkan faktor lain,” terang Soekonjono. [ris]

Tags: