Tegang Hadapi Pengumuman Calon Pendaftar SNMPTN

Di ruang BK SMAN 14 Surabaya, Dana Latania dan Dewinta Ayu menunjukkan bukti pengumuman yang dia terima setelah lolos penyaringan SNMPTN.

Surabaya, Bhirawa
Para siswa yang bisa mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) bisa sedikit lega setelah penyaringan calon pendaftar diumumkan kemarin, Rabu (21/2). Meski belum tentu akan lolos SNMPTN, penyaringan itu sudah cukup membuat para siswa seolah sedang menunggu pengumuman kelulusan sekolah. Menegangkan, bahkan tak jarang ada yang menangis.
Dana Latania Hulwa misalnya, siswa SMAN 14 Surabaya itu mengaku cukup tegang menantikan pengumuman dari panitia SNMPTN. Dia datang ke ruang BK (Bimbingan Konseling) bersama tiga temannya, Dewinta Ayu, Ninna Nur Sakhna, dan Trisya Permata Sari. “Kita semua dari satu kelas dan lolos semua (bisa mendaftar SNMPTN),” tuturnya penuh percaya diri.
Sebelum mengetahui akan dapat mengikuti SNMPTN, Dana mengaku sempat tegang. Apalagi ketika berusaha mengakses laman SNMPTN, jaringannya benar-benar padat. Mengakses mulai pukul 09.00 dan baru berhasil sekitar pukul 11.30. “Teman-teman yang nggak lolos banyak yang nangis. Saya yang lolos juga nangis,” katanya lalu tertawa.
Ditanya kapan akan menggunakan kesempatannya untuk mendaftar SNMPTN, Danna bimbang. Dia belum bisa memastikan akan memilih PTN dan prodi yang akan dituju. Meski saat ditanya, Dinna mengaku sudah punya ancang-ancang untuk masuk ke Universitas Gadjah Mada (UGM) prodi Perencanaan Wilayah Kota (PWK) atau ke Universitas Brawijaya (UB) prodi Teknik Industri. “Belum tahu, masih mau meyakinkan dulu,” tutur dia.
Berbeda dengan Danna, Arsya Rani siswa kelas XII IPA 4 di sekolah yang sama justru kesal dengan hari itu. Dia mendapat pesan dari laman SNMPTN yang berbunyi ‘anda tidak dapat mengikuti SNMPTN dan silahkan mendaftar di SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri)’. Suasana semakin tidak menyenangkan karena pada saat yang sama teman-temannya berteriak girang karena bisa mengikuti SNMPTN. “Sudah lemot ngaksesnya, akhirnya nggak lolos juga,” tutur dia.
Kekesalan Arsya semakin kuat karena setiap teman yang menemuinya selalu bertanya. Apakah dia lolos dan selalu dijawabnya tidak. Semakin banyak teman yang bertanya, Arsya semakin lelah dan akhirnya membuat tulisan semacam poster untuk pengumuman. “Gak lolos, jangan tanya, capek jawab,” begitu tulisnya untuk menjawab setiap pertanyaan teman-temannya.
Keinginan Arsya adalah masuk ke ITS prodi PWK atau Teknik Lingkungan dengan modal nilai rapor rata-rata 83,8. Karena gagal sebelum mendaftar, Arsya berencana akan mengikuti SBMPTN dengan target UB pada prodi yang sama.
Di sekolah lain, suasana cukup menegangkan juga terjadi. Tepatnya di SMAN 17 Surabaya, mereka berharap segera bisa mengetahui hasil pengumuman di sela pelaksanaan ujian semester yang digelar mula pukul 07.30 sampai 09.00.
Briyanti Adelia, siswa kelas XII IPA SMAN 17 mengaku cukup khawatir saat melihat sulitnya akses laman SNMPTN hingga tiba siang hari. Selain itu beberapa temannya juga sudah menangis karena tidak masuk dalam kuota yang bisa mendaftar. “Saya tenangin temen-temen yang nangis, padahal saya juga khawatir karena belum bisa ngecek,”ungkapnya.
Pada pukul 09.45 mendekati jam ujian selanjutnya, Briyan baru bisa melihat pengumuman kuota tersebut. Beruntung ternyata Briyan lolos karena saat memasukkan username dan password ia mendapat notifikasi dari laman untuk melanjutkan proses pendaftaran.
Sementara itu, keberuntungan sedang tak berpihak pada Nurcisha Clearesta. Siswa jurusan IPA SMAN 17 ini tampak lesu menunggu jemputan. “Nggak lolos mbak, nggak tahu kenapa. Padahal nilai saya juga nggak terlalu jelek,”ungkapnya.
Ia pun sempat berharap masih bisa mendaftar saat melihat banyak temannya kesulitan membuka laman. Sayangnya, saat tidak bisa mendaftar akan keluar notifikasi bahwa dirinya tidak bisa mendaftar SNMPTN.
Kekecewaan tidak bisa masuk kuota pendaftar SNMPTN juga dirasakan Ghina, siswa SMAN 6 Surabaya. Gadis dari jurusan IPA ini merasa nilainya cukup baik. Sayangnya ia tidak bisa masuk kuota pendaftar. “Saya nggak tahu 50 persen dari akreditasi A itu kriterianya apa. Soalnya teman-teman yang nilainya dibawah saya malah keterima, saya nggak,”keluhnya.
Ia mengungkapkan di sekolahnya tiap dua bulan sekali dilakukan pengkategorian nilai siswa terbaik hingga terendah. Siswa dengan nilai terbaik masuk kategori 1, sedangkan dirinya masuk kategori 2. “Paling banyak yang bis daftar di kategori 1 dan 2 ini,” ungkapnya.

Gagal Tersaring SNMPTN, Manfaatkan SBMPTN
Gagal mengikuti penyaringan SNMPTN sesungguhnya bukanlah kiamat yang akan mengakhiri segalanya. Sebab, para siswa kelas XII baik SMA maupun SMK masih punya kesempatan untuk diterima di PTN yang mereka idamkan kelak. Yaitu melalui jalur tes SBMPTN.
Guru BK SMAN 14 Surabaya Siti Suhandari menuturkan, sesuai ketentuan, sekolahnya memiliki kesempatan 50 persen dari total 344 siswa kelas XII untuk mendaftar SNMPTN. Itu karena sekolahnya telah terakreditasi A dan berhak mendapatkan kuota tersebut. “Kalau ada yang tidak lolos, kita arahkan mereka mengikuti SBMPTN. Kesempatannya masih ada,” tutur Suhandari.
Saat ditemui kemarin, dia mengaku masih mendata jumlah siswa yang bisa mendaftar SNMPTN. Sebab, sebagian siswa di sekolahnya belum melihat pengumuman karena berbagai alasan. “Ada yang sengaja tidak mau lihat pengumuman dulu ada yang memang karena susah diakses,” tutur dia.
Suhandari menjelaskan, dalam SNMPTN ini sekolah sejak awal telah melakukan pemetaan. Itu strategi agar siswanya yang diterima melalui jalur prestasi ini maksimal. Caranya dengan menyebar siswa di berbagai PTN dan prodi yang berbeda. Jangan sampai, siswa dalam satu sekolah bergerombol memilih prodi dan PTN yang sama. Meski demikian, mayoritas pilihan siswa tetap lebih dominan ke Universitas Airlangga (Unair) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
“Kalau pilihan prodinya sama, kita sarankan untuk memilih kampus lain. Hanya saja tidak semua orangtua setujua jika anaknya berkuliah di luar kota,” pungkas dia. [tam]

Tags: