Tegang Sebelum Divaksin, Tensi Naik di Atas Rata-rata

Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, dan Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono dan beberapa tokoh masyarakat lainnya mendapat vaksinasi tahap pertama di Halaman Gedung Negara, Grahadi, Surabaya, Kamis (14/1). [Oky abdul sholeh]

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pencanangan vaksinasi Covid-19 di Jatim resmi dilakukan setelah dilakukannya penyuntikan vaksin perdana kepada sejumlah tokoh dan pejabat di Jatim. Pemberian vaksin pertama disuntikan langsung kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak di Gedung Negara Grahadi, Kamis (14/1).
Menceritakan pengalaman menjelang divaksin, Wagub Emil mengaku sempat tegang karena disaksikan oleh cukup banyak orang dan awak media. Hal itu membuat tensi darahnya meninggi di atas rata-rata biasanya.
“Saya biasanya tensi itu 110 ini tadi jadi 133. Memang rata-rata tensi kami di atas dari biasanya. Mungkin tegang karena vaksinasi biasa tidak ada yang menonton sekarang disaksikan banyak orang sehingga agak tegang,” jelas Emil setelah melakukan observasi pasca vaksinasi di Grahadi.
Emil mengaku, setelah 30 menit divaksin tidak ada gejalan apapun yang dirasakan termasuk Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Termasuk informasi yang mengatakan pasca vaksin langsung linu, tapi tidak dirasakan olehnya maupun semua penerima vaksin. Hanya saja, pada waktu disuntik Emil mengaku tidak melihat agar lebih tenang. “Karena waktu melihat Pak Presiden disuntik duluan kita jadi agak-agak tegang. Terus mbaknya (Vaksinator) bilang kurang dalem, aduh,” ujar Emil.
Dalam pencanangan vaksin Covid-19 di Grahadi tersebut, sebanyak 22 tokoh yang dijadwalkan untuk menerima vaksin Sinovac. Namun, satu di antaranya ditunda lantaran tensinya tinggi mencapai 170. “Ini menunjukkan bahwa semua ini benar tidak ada yang settingan. Bener-bener yang bisa ya bisa yang nggak ya nggak,” ujar Emil.
Emil mengimbau kepada masyarakat agar tidak cemas terhadap vaksin Covid-19 ini. Bahkan bagi yang biasa takut disuntik tidak perlu khawatir, karena disuntik yang lain seperti pengambilan darah itu rasanya lebih sakit dan lama. Sementara vaksin ini temponya cepat dan tidak terasa sakitnya.
“Dan perlu diingat bahwa sebelum kita disuntik ada banyak sekali yang sudah mengikuti uji klinis tahap tiga. Jadi ini sesungguhnya merupakan proses yang cukup panjang dan ketat sebelum BPOM menerbitkan izin.
Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi menambahkan, setelah 14 hari pada 28 Januari mendatang harus dilakukan pemberian dosis kedua. Untuk pelaksanaan vaksin tahap kedua ini, penerima vaksin akan kembali mengikuti skrining dengan 16 pertanyaan oleh tim vaksinator. “Protokolnya tetap seperti saat pemberian vaksin pertama,” jelas dr Joni.
Sementara itu, Ketua DPRD Jatim Kusnadi menambahkan, pemberian vaksin Covid-19 ini pada dasarnya mirip dengan vaksinasi cacar, polio, dan lainnya. Jadi pada hakikatnya sama seperti anak bayi yang divaksin kemudian malamnya panas. Reaksi tubuh seperti itu sebenarnya biasa-biasa saja. Jadi itu bukan satu hal yang menakutkan sekali.
“Kenapa divaksinasi karena untuk merangsang kekebalan tubuh kita agar tidak terjangkit lagi. Jadi vaksinasi bukan sesuatu yang menakutkan. Kalau ada gejala misalnya pusing atau mungkin malam, itu biasa-biasa saja dan tetap ada yang memantau,” kata dia.
Ia juga mengatakan vaksin ini adalah wujud tanggung jawab pemerintah kepada rakyatnya terkait pandemi covid-19 yang memberikan dampak cukup berat bagi sendi kehidupan masyarakat khususnya ekonomi.
“Adanya kami disini, kata Kusnadi, para pimpinan semua lini di Jatim, DPRD, Wakil Gubernur, Kepolisian, TNI, tokoh masyarakat dan ormas merupakan wujud tanggung jawab kepada masyarakat untuk menjadi penerima vaksin pertama dalam pencegahan Covid- 19,” katanya.
Dalam proses vaksinasi tersebut, terdapat 21 penerima vaksin antara lain, Wakapolda Jatim Brigjen Pol Drs. Slamet Hadi Supraptoyo, Ketua DPRD Jatim Koesnadi, Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Kepala Kejaksaan Tinggi Jatim M.Dofir, Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono.
Selain itu, juga diikuti oleh Ketua IDI Jatim, Kepala RSUD dr. Soetomo Surabaya dr Joni Wahyuhadi, Ketua IBI Jatim Wahyul Anis, Pemuda Anshor M. Syafiq Syauqi, DPW PPNI Jatim Nursalam, BBPOM Rustyawati, Pemuda Hindu I Dewa Agung Wirya Guna dan Pemuda Kristen Jatim Aurelia Theodosia Hage, FKM Unair Santi Martini, PGRI Jatim Teguh Sumarsono, SKAK Crop Bayu Eko Moektito, Ketua SPSI Ahmad Fauzi serta dua influencer terkenal asal Jatim yaitu Bayu Skak dan Tom Liwafa serta beberapa Tokoh Jatim lainnya. [tam.geh]

Tags: