Teguhkan Identitas Kota Santri, DKS Launching Pakaian Khas Situbondo

Bupati Dadang Wigiarto bersama Wabup Yoyok Mulyadi dan Sekda Syaifullah saat launching pakaian khas Situbondo. Kegiatan ini diinisiasi DKS Situbondo pimpinan Edi Supriyono. [sawawi]

Situbondo, Bhirawa
Setelah lama ditunggu tunggu, kini Situbondo resmi memiliki pakaian khas masyarakat Kota Santri. Adalah Dewan Kesenian Situbondo (DKS) yang menggagas kegiatan ini yang digelar di peringgitan luar pendopo, Rabu (18/7). Dalam launching tersebut pakaian dikenakan dua orang model yang juga Kakang dan Embug Situbondo. Kedua model menutupi badannya dengan jubah hitam. Lalu secara simbolis Bupati Situbondo Dadang Wigiarto dan Wakil Bupati Situbondo Yoyok Mulyadi membuka kancing jubah, dihadapan para pimpinan OPD dan tamu undangan lainnya. Peresmian pakain khas ini sebagai simbol peneguhan identitas Kota Santri dilevel lokal, regional, nasional dan dunia.
Bupati Situbondo Dadang Wigiarto dalam arahannya mengaku berterimakasih kepada DKS khususnya tim perumus pakaian khas dan pendukung simpatisan lainnya. Ini karena, aku Bupati Dadang, tim perumus melakukan tugas dengan sabar dan telaten dalam membuat karya-karya seni dan budaya. “Kami patut bersyukur karena DKS berhasil menyelesaikan tugas yang kami berikan satu persatu. Saya harap tugas-tugas lainnya juga menyusul dengan sukses,” papar Bupati Dadang.
Bupati Dadang berharap agar pakaian khas Situbondo dapat diterima dan memberikan manfaat kepada masyarakat secara luas dan berkelanjutan. Artinya, sebut Bupati Dadang, berkelanjutan disini dapat diterima oleh mayoritas masyarakat Kota Santri dan dapat digunakan dalam berbagai kegiatan diberbagai acara. Bupati Dadang menambahkan dengan ketelatenan DKS inI, maka karya-karya seni dan budaya di Kabupaten Situbondo diyakini akan terus mengalir. Walaupun ada pakem tentang pakaian khas Situbondo pada zaman dulu, terang Bupati Dadang, kondisi dari zaman ke zaman terus berkembang. “Untuk itu, saya berpesan agar baju khas Situbondo ini bisa dipakai seluruh masyarakat Situbondo,” pesan bupati.
Sementara itu, Ketua DKS, Edi Supriyono mengungkapkan pakaian khas Situbondo bukan pakaian asal jadi. Tapi terbentuk dari proses sarasehan yang panjang, yang melibatkan banyak pihak yang berkompeten. Pakaian khas juga bukan hanya sekedar kain pembungkus saja, sambungnya, melainkan sebagai identitas masyarakat Situbondo yang membanggakan dan mampu menggerakkan masyarakat Situbondo. “Pakaian khas ini bisa menjadi yang terakhir kali. Kami berharap Pemkab segera mematenkan pakaian ini. Karena kalau tidak dipatenkan bisa berubah-ubah lagi dimasa mendatang,” tegas Pri-panggilan akrab Edi Supriyono.
Masih kata Pri, set pakaian khas Situbondo tampak berwarna putih gading. Celana bawahan bagi laki-laki mirip dengan pesak namun dilengkapi dengan “sembong” dari kain batik motif khas Situbondo. Begitu pula dengan pakaian khas untuk perempuan, terangnya, bagian atasan berwarna putih gading dan bawahan kain batik motif Situbondo. “Ini sukses berkat keseriusan tim perumus atau perancang pakaian khas Situbondo bersama DKS Situbondo,” pungkas Pri. [awi]

Tags: