Tehnik Mesin UK Petra Desain Troli Peti Jenazah dengan Roda Tank

Uji troli beroda tank yang diserahkan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra (UK Petra) ke TPU Keputih untuk mempermudah petugas pemakaman.

Permudah Kerja Petugas Pemakaman
Surabaya, Bhirawa
Terobosan inovasi dilakukan dosen dan mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya. Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas), kolaborasi ini menghasilkan sebuah troli peti jenazah yang didesain khusus untuk menyesuaikan kebutuhan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Kota Surabaya.
Tidak seperti Troli Peti Jenazah pada umumnya, Fandi D Suprianto, Yopi Y Tanoto,Amelia, Ian H Siahaan, Ivan Christian dan Guntar Henjaya, merancang troli peti jenazah dengan mendesain roda troli yang menyerupai roda tank.
Menurut Ketua Tim, Fandi D Suprianto, troli yang dirancang untuk troli peti jenazah ini sangat cocok untuk sifat tanah di TPU Keputih, Surabaya. Sebab sifat tanah di TPU Keputih lembek dan liat, sehingga bila troli peti jenazah bila menggunakan roda biasa akan kesulitan melewati tanah yang pada musim hujan menjadi lembek.
“Karya kolaborasi antara dosen dan mahasiswa ini merupakan Program Abdimas Prodi Teknik Mesin yang menghabiskan dana sekitar Rp15 juta. Untuk pembuatannya kami pun melakukannya di alumni kami yaitu di PT Santo Indonesia,” ujar Fandi.
Fandi menjelaskan, pemilihan TPU Keputih, Surabaya memang merupakan salah satu lokasi yang dipersiapkan secara khusus untuk penguburan jenazah pasien Covid 19. Tetapi, di saat musim penghujan seperti saat ini justru menyulitkan kinerja para petugas pemakaman untuk mengusung peti jenazah dari ambulance menuju liang lahat.
“Maka kami kemudian membuat alat bantu khusus ini, menyesuaikan kebutuhan yang ada di TPU Keputih. Menurut survei dan informasi dari DKRTH, sifat tanah di Keputih memang berbeda. Sifat tanahnya keras jika musim kemarau dan menjadi sangat becek dan berlumpur, serta mudah ambles saat musim penghujan,” urainya.
Sementara itu, Yopi Y Tanoto, anggota tim lain menambahkan, alat yang dirancang dengan berat mencapai 165 kilogram ini, diharapkan dapat memudahkan proses pengangkatan jenazah yang dapat digantikan dengan frame pada meja yang dapat didorong maupun ditarik dengan menambahkan bagian handle.
Sementara untuk memudahkan pemindahan peti, pihaknya menggunakan roda dengan roller. Sedangkan dalam mengatasi tanah yang becek atau berlumpur di waktu penghujan, digunakan sistem roda – rantai agar tetap dapat dijalankan di lahan yang becek.
“Dengan spesifikasi menggunakan frame dari besi sedangkan rodanya dari karet dan besi diharapkan ini bisa mempermudah penggali kubur. Selain itu meski mencapai berat diatas 100 kilogram akan tetapi sangat ringan jika secara bersamaan didorong dan ditarik oleh masing – masing satu orang petugas,” tambah Yopi.
Yopi melanjutkan, dalam proses pembuatannya, pihaknya membutuhkan waktu sekitar dua bulan, dengan dimensi panjang 2320 mm, lebar 470 mm dan tinggi 660 mm. Alat ini kini telah berada di TPU Keputih untuk membantu para pekerja. Alat ini diterima langsung oleh Ari selaku pihak pengelola TPU Keputih, dan juga telah diuji coba secara langsung oleh para petugas pemakaman, beberapa waktu yang lalu.
“Alat ini sangat membantu kami. Biasanya peti Covid 19 ini diangkat oleh empat hingga lima orang dari mobil ambulance menuju liang lahat. Akan tetapi dengan alat ini cukup hanya dibutuhkan tiga orang saja, jadi bisa menghemat tenaga,” urai salah satu petugas pemakaman Zulfan saat mencoba alat. [ina]

Tags: