Tekad Menguat Setelah Dua Kali Gagal

Alan Darmasaputra Tanuwijaya

Alan Darmasaputra Tanuwijaya
Selama ada niat, semua pasti bisa. Kalimat itulah yang menjadi motivasi mahasiswa jurusan Teknik Kimia Universitas Surabaya (Ubaya) Alan Darmasaputra Tanuwijaya pada ajang kompetisi bergengsi Olimpiade Nasional Mipa atau ON-MIPA 2018. Alan sapaan akrab remaja berusia 21 tahun ini sukses membawa medali emas dan menyisihkan mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia.
Diungkapkan Alan, kemenangan ini merupakan pertama kalinya ia mendapatkan medali emas. Sebelumnya, ia hanya mampu duduk pada peringkat finalis dalam kejuaraan nasional tersebut. “Saya ikut ON-MIPA sebanyak tiga kali. Yang pertama saya harus puas sebagai finalis di tingkat nasional. Yang kedua saya tidak lolos nasional. Dan syukurlah yang ketiga ini dapat medali emas” Ungkapnya.
Usaha yang didapatkan Alan tidak semata-mata tanpa usaha yang berat. Bagi alan, keikutsertaannya di tahun-tahun sebelumnya yang harus menjadi finalis membuat dirinya terpacu untuk terus mengasah kemampuan dan rasa penasarannya untuk menaklukkan soal-soal ON-MIPA. “Saya pribadi tipikal orang yang tidak gampang berpuas diri. Pertama saya gagal, kedua gagal. Kegagalan itu yang membuat saya penasaran dan terus melatih soal-soal olimpiade” ujarnya.
Dari materi yang di ujikan, lanjut dia, untuk kimia sendiri khusunya kimia mipa, diakuinya, pihaknya harus mengejar ketertinggalan materi. Mengingat ia merupakan mahasiswa teknik kimia. “Ada empat sub bab materi yang di ujikan, yaitu kimia analitik, kimia organik, kimia fisik dan kimia anorganik. Untuk saya pribadi saya kesulitan pada materi kimia organik” tambah dia.
Di mana kimia organik sendiri, tambah Mahasiswa jurusan Teknik Kimia yang memperoleh skor 243 dari 400 ini, merupakan materi yang menekankan hafalan dan logika. “Dari semenjak bangku SMA, materi kimia organik yang membuat saya kesulitan dari pada materi lain” sahutnya.
Sehingga, imbuhnya pihaknya menyediakan waktu lebih untuk mempelajari kimia organik dengan menggunakan berbagai kumpulan soal-soal olimpiade dan berbagai artikel terkait. Meskipun ia sudah belajar semaksimal mungkin, remaja kelahiran Surabaya 8 April 1997 ini mengaku jika beberapa soal-soal yang disajikan pada olimpiade tidak sesuai dengan ekspektasi di beberapa sub-bab soal. “Meskipun tidak sesuai dengan ekspektasi, tapi dasarnya saya agak ngerti dan paham. Jadi ya dikerjakan sebisanya saja” kata laki-laki berkacamata ini.
Atas medali emas yang dicapainya pada ajang ON-MIPA tahun ini, Alan mengatakan jika hal tersebut tak lepas dari kerja keras yang ia lakukan selama ia mengeyam pendidikan di bangku sekolah. “Pencapaian saya ini bagian dari proses belajar saya selama saya sekolah hingga di bangku kuliah ini. Saya percaya jika berusaha, dan sungguh-sungguh akan menuai hasilnya.” pungkasnya. [ina]

Rate this article!
Tags: