Tekan AKI-AKB, Jalin Kemitraan Bidan dan Dukun

Kemitraan Bidan dan Dukun tangani kelahiran di kabupaten Probolinggo.

Kemitraan Bidan dan Dukun tangani kelahiran di kabupaten Probolinggo.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Probolinggo masih belum memuaskan. Hal ini ditandai dengan masih tingginya angka kematian ibu (AKI) mencapai 140,62/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) sebesar 13,08/1000 kelahiran hidup. Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr. Moch. Asjroel Sjakrie, Rabu (14/9).
Menurut Asjroel, salah satu faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya kematian ibu dan bayi tersebut karena faktor pelayanan yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketrampilan tenaga sebagai penolong pertama pada persalinan.
“Di Kabupaten Probolinggo belum seluruhnya pertolongan persalinan ditangani oleh tenaga kesehatan yang memiliki ketrampilan khusus. Seperti dukun bayi dengan menggunakan cara tradisional yang bisa merugikan dan membahayakan bagi keselamatan ibu dan bayi,” katanya.
Asjroel menegaskan jumlah dukun bayi sebanyak 573 dan yang bermitra 536. Sedangkan jumlah bidan 512 dan persalinan dukun sebesar 1,97% (364). Namun keberadaan dukun bayi sampai saat ini masih dibutuhkan oleh masyarakat dan dihormati. Berbeda dengan keberadaan bidan yang rata-rata masih muda dan belum seluruhnya mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
“Di samping itu kadang-kadang dukun bayi juga memberikan pelayanan yang lebih dibandingkan dengan petugas kesehatan. Contohnya memandikan bayi, memijat ibu sampai masa nifas, mencuci pakaian, membuatkan jamu dan memandu upacara ritual terkait kelahiran bayi,” tegasnya.
Sedangkan Kasi Kesehatan Ibu, Bayi dan Reproduksi Dinkes Kabupaten Probolinggo Sutilah mengungkapkan perlu adanya kemitraan yang saling menguntungkan antara bidan dan dukun bayi dengan harapan pertolongan persalinan akan beralih dari dukun ke bidan.
“Dengan demikian kematian ibu dan bayi diharapkan dapat diturunkan dengan mengurangi resiko yang mungkin terjadi bila pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga yang berkompeten dengan menggunakan suatu pola kemitraan antara bidan dan dukun,” katanya.
Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang peserta bidan dan dukun dari 16 puskesmas di Kabupaten Probolinggo. Kemitraan ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
Lebih lanjut dikatakan, angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Probolinggo, masih cukup tinggi. Tercatat sebanyak 10 orang ibu meninggal dunia dan 111 bayi yang meninggal selama Januari-Juni 2016. “Jumlah AKI sebanyak 10 orang dan AKB sebanyak 111 orang, sehingga hal itu menjadi komitmen kita bersama untuk menurunkan AKI dan AKB di Probolinggo,” katanya.
Tahun 2014 tercatat AKI mencapai 130,51/100.000 Kelahiran Hidup (KH) atau 24 ibu yang meninggal dunia dan jumlah AKI tersebut meningkat pada tahun 2015 menjadi 140,62/100.000 KH atau sebanyak 26 ibu meninggal dunia. Sedangkan AKB tahun 2014 mencapai 12,78/100.000 KH atau sebanyak 235 bayi yang meninggal dunia dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 13,08/1000 KH atau sebanyak 242 bayi meninggal dunia.
“Pemkab Probolinggo terus berupaya mendukung program kesehatan ibu dan anak melalui ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat kesehatan dan obat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara aman, bermutu dan terjangkau. bahkan kali ini dilakukan kemitraan antara bidan dan dukun. Program ini terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan,” tuturnya.
Untuk itu, lanjut dia, Dinkes Probolinggo berupaya agar semua desa memiliki bidan karena ada enam desa yang belum memiliki bidan desa, sehingga akses ibu dan anak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. “Bidan harus siap memberikan pelayanan di masyarakat dengan cepat dan optimal setiap saat ketika masyarakat membutuhkan pertolongan,” tambahnya. [wap]

Tags: