Tekan Angka Stunting di Desa Pujon Kidul dengan Maksimalkan KRPL

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim Arumi Bachsin saat memberikan sosialisasi kepada kader PKK, di Balai Pertemuan Desa Pujon Kidul, Kec Pujon, Kab Malang

Kab Malang, Bhirawa
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur (Jatim) Arumi Bachsin, yang juga istri Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak melakukan kunjungan ke Desa Wisata Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Sedangkan kunjungan yang dilakukannya itu, bukan ke Wisata Desa Pujon Kidul, tapi fokus terkait angka Stunting atau gangguan pertumbuhan bayi dan Kematian Ibu dan Bayi (KIB).
“Saya datang ke Desa Pujon Kidul ini, karena angka stuntingnya masih agak tinggi. Selain itu juga, untuk monev atau monitoring dan evalusi, baik itu Stunting maupun Keluarga Berencana (KB),” kata Arumi Bachin, Rabu (12/2/), saat berada di Balai Pertemuan Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.
Menurutnya, ada banyak upaya yang bisa ditempuh untuk menurunkan angka stunting. Salah satunya adalah dengan memaksimalkan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Sedangkan di wilayah Desa Pujon Kidul sendiri masih banyak lahan yang bisa digunakan untuk KRPL. Sehingga makanan pokok bisa ditanam disini, karena lahanya sangat subur. Selain itu, di desa ini juga merupakan pengasil susu sapi.
“Dari wilayahnya yang sangat subur, tentunya akan menekan angka stunting. Namun, untuk menekan angka satunting, tidak hanya dibutuhkan KRPL saja, tapi juga diperlukan perubahan pola hidup masyarakat. Sehingga kebiasaan pola hidup yang kurang baik harus kita rubah,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Arumi juga mengingatkan kepada Kader PKK Desa Pujon Kidul terkait pentingnya ketepatan dalam pencatatan kasus Stunting. Sehingga dengan sering dilakukan sosialisasi, maka diharapkan tidak ada kesalahan dalam pencatatan kasus stunting. Dan dirinya berharap kepada kader PKK, ketika memberikan sosialisasi berkaitan dengan Stunting, harus fokus pada edukasi atau pendidikan.
“Jika sosialisasi sudah sering dilakukan, maka petugas dari kader PKK, jangan salah dalam pencatatannya. Dan tidak semua bayi mengalami gangguan dalam pertumbuhannya. Untuk itu, harus paham akan aspek-aspek lainnya terkait bayi Stunting ini,” jelasnya.
Yang perlu dipahami kepada kader PKK, kata dia, dalam melakukan pencatatan jangan sampai salah. Contohnya, perspektifnya pertumbuhan bayi itu pendek, dianggapnya Stunting. Sehingga hal itu bisa menyebakan pencatatannya bisa salah., yang harusnya tidak dicatat tapi dicatat. Sedangkan upaya lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi Stunting di Desa Pujon Kidul ini, yaitu pengembangan KRPL. Namun, yang perlu diperhatikan adalah pola asuh, pola makan, pola hidup bersih, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan.
“Ibu hamil harus benar-benar menjaga kondisi gizi, karena itu akan menekan dan mengurangi Stunting di desa sini. Dan harapan kami tidak hanya di wilayah Desa Pujon Kidul saja tidak ada lagi Stunting, tapi juga di seluruh Jatim bebas dari Stunting,” harap Arumi.
Selain itu, dirinya juga menekankan kepada Pemerintah Desa dan Pemerintah Kecamatan, dalam menekan angka KIB, maka kader PKK terus melakukan pendampingan bagi ibu hamil terutama yang berisiko tinggi. Satu ibu hamil yang berisiko tinggi harus didampingi oleh satu kader mengawasi dan mengontrol supaya kehamilannya bisa berjalan dengan baik dan gizinya harus terpenuhi, agar ibu dan janin gizinya bisa terpenuhi.
Ditempat yang sama, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Malang AnisZaida, yang juga istri Bupati Malang HM Sanusi menyampaikan, bahwa peran PKK dalam pembangunan semakin meningkat, utamanya sebagai mitra pemerintah daerah. Dan PKK Kabupaten Malang terus berkomitmen untuk menekan angka Stunting dan KIB di wilayahnya. “Karena peran PKK juga diharapkan bisa berfungsi memperkuat Pemkab Malang dalam menekan angka Stunting dan KIB di Kabupaten Malang,” ujarnya.[cyn]

Tags: