Tekan Gizi Buruk, Dinkes Galakkan Sosialisasi Gizi Mikro

(Libatkan Ratusan Kader Posyandu, Kepala Puskesmas dan TP-PKK)

Dr Merryana Adriyani SKM MKes, pakar ahli gizi dari Unair Surabaya saat memberikan materi penanggulangan masalah gizi melalui zat mikro, di auditorium Dinkes Kab Situbondo, kemarin. foto : sawawi/bhirawa. File foto : awi-mikro gizi1 atau awi-mikro gizi2

Dr Merryana Adriyani SKM MKes, pakar ahli gizi dari Unair Surabaya saat memberikan materi penanggulangan masalah gizi melalui zat mikro, di auditorium Dinkes Kab Situbondo, kemarin. foto : sawawi/bhirawa.
File foto : awi-mikro gizi1 atau awi-mikro gizi2

Guna menekan tingginya angka pertumbuhan gizi buruk, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Situbondo melalui Seksi Gizi, tak henti-hentinya melakukan sejumlah terobosan dan langkah preventif, akhir-akhir ini. Salah satunya yakni menggalakkan sosialisasi gizi mikro, dengan melibatkan ratusan peserta yang terdiri dari Tim Penggerak (TP) PKK, para kader posyandu dan Kepala Puskesmas se-Kabupaten Situbondo. Acara tersebut diselenggarakan di auditorium Kantor Dinkes Situbondo, Rabu (26/3).
Hadir di antaranya, Ketua TP PKK Hj Ummi Kulsum, Kepala Dinas Kesehatan Abu Bakar Abdi, dua pembicara ahli gizi dari Unair, masing masing dr Merryana Andriyani dan Prof dr Bambang Wiraatmaji. Acara berjalan gayeng, karena dihadiri seluruh Kepala Puskesmas dan tim penyuluh gizi dari Kecamatan se-Situbondo.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Abu Bakar Abdi mengatakan, saat ini jumlah penderita gizi buruk di Kota Santri sebanyak 204 anak. Angka itu terbanyak berada di Kecamatan Suboh dan beberapa Kecamatan lain. “Situbondo harus terus menerus bangkit, sehingga penanganan gizi buruk di Situbondo kian berkurang. Termasuk diantaranya menggalakkan acara sosialisasi gizi mikro ini, merupakan salah satu cara menekan keberadaan gizi buruk di Situbondo,” tutur Abu Bakar Abdi, dengan diampingi Kabid PKMK Sumarno dan Kasi Gizi Rina, kemarin.
Tak hanya itu saja yang ditularkan jajaran Dinkes Kab Situbondo, ada beberapa cara dan langkah yang ia lakukan guna menekan penanganan gizi buruk, diantaranya menularkan ilmu cara memasak yang benar, babonisasi dengan melibatkan tenaga PKK Kecamatan.
“Kami juga sudah mendirikan Rumah Pemulihan Gizi (RPG) di Kab Situbondo, sebagai upaya menangani masalah gizi buruk. Keberadaan RPG ini tercatat sebagai satu-satunya yang ada di Provinsi Jawa Timur,” tegas Abu Bakar Abdi.
Salah satu pembicara, dr Merryana Andiyani, banyak mengupas persoalan penanggulangan masalah gizi melalui zat gizi mikro (zat FE dan vitamin A). Ini dilakukan, kata Merryana, karena sampai saat ini penanggulangan masalah Kekurangan Vitamin A (KVA) melalui suplementasi kapsul Vit A, belum optimal.
“Bila kekurangan Vit A dalam makanan sehari-hari dapat menyebabkan setiap tahunnya sekitar 1 juta anak balita di seluruh dunia menderita penyakit mata berat. ΒΌ diantaranya menjadi buta dan 60 persen dari yang buta akan meninggal dalam beberap bulan,” tutur Merryana.
Bidang lain yang diungkap Merryana di hadapan peserta diantaranya, masalah anemia pada ibu hamil, yang meliputi anemia besi, kekurangan asam folat, kekurangan B12 dan kombinasi ketiga hal tersebut. “Jika seseorang terkena anemia besi biasanya disebab oleh beberapa faktor, meliputi kekurangan zat konsumsi, penyakit cacing dan perdarahan, infeksi malaria, kanker dan pencemaran lingkungan,” pungkas Merryana. [awi]

Tags: