Tekan Kenaikan Harga, Pemprov Gelontor Telur dari Blitar

4-pedagang-telorPemprov, Bhirawa
Pemprov Jatim bertindak sigap mengatasi kenaikan harga telur di beberapa kota besar seperti di Surabaya dan sekitarnya. Caranya dengan menggelontor telur dari Blitar untuk disebar keberbagai pasar tradisional di Kota Pahlawan tersebut.
“Rabu pagi, saya panggil Budi (Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim, Budi Setiawan) untuk angkut telur dari Blitar agar digelontor ke Surabaya, Gresik dan Sidoarjo,” kata Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo, dikonfirmasi, Minggu (8/6).
Pakde Karwo-sapaan lekat Soekarwo, mengakui, ada beberapa komoditas jelang puasa Ramadan ini mengalami kenaikan, diantaranya adalah telur dan daging. Namun untuk mayoritas komodisi di 130 pasar di kabupaten/kota harganya masih normal, bahkan ada beberapa yang mengalami penurunan seperti beras IR dan cabai.
Penggelontoran telur ini, kata Pakde Karwo, sangat diperlukan agar jelang puasa nanti harganya tidak semakin tinggi. “Paa H-7 puasa nanti kita juga akan melakukan subsidi angkut pada empat komoditi. Yakni, beras, minyak goreng, terigu dan gula,” ungkap mantan Sekdaprov Jatim ini.
Untuk subsidi angkut ini, Pemprov Jatim telah menyediakan anggaran miliaran rupiah. Tahun lalu, pemprov menyediakan anggaran sebesa Rp12 miliar namun hanya terserap Rp9 miliar. “Untuk tahun ini anggarannya sesuai kebutuhan,” jelas Pakde Karwo.
Perlu diketahui, harga telur ayam ras rata-rata nasional mengalami kenaikan cukup tinggi. Kini harganya mencapai Rp19.300/kg atau naik 6,59 persen. Bahkan di beberapa pasar tradisional di Jakarta harganya mencapai Rp22.000-23.000/kg di tingkat konsumen dari sebelumnya sekitar Rp19.000/kg.
“Memang ada kenaikan. Wajar harus naik, dolar naik, harga pakan naik, memang harus naik, kenaikan sejak April pelan-pelan naik, sebelumnya Rp15.000/kg di peternak,” kata Ketua Dewan Pembina Pusat Informasi Pasar (PINSAR) Indonesia, Hartono.
Dikatakan, harga pokok produksi (HPP) telur di sentra peternakan Blitar, di tingkat peternak Rp17.000/kg dan HPP di sentra peternakan Jabotabek di tingkat peternak dijual Rp 17.500/kg. “Biasanya harga telur sampai di konsumen berkisar sekitar maksimum 20 persen dari harga peternak,” katanya.
Menurut dia, untuk menghitung harga telur di tingkat peternak adalah 15 persen dari HPP atau harga telur sekitar Rp20.000/kg di tingkat peternak. Setelah itu, untuk menghitung harga di tingkat konsumen, yaitu harga peternak ditambah 20 persen untuk biaya transport, packaging, dan margin pedagang.
Sebelumnya Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan (Kemendag) Srie Agustina mengatakan, kenaikan harga telur ayam karena disengaja oleh pemerintah. Kemendag mengeluarkan surat edaran kepada para peternak untuk menaikkan harga bertahap sebelum bulan Puasa agar tak terjadi kenaikan signifikan. “Naik karena by design. Pemerintah lihat peternak itu rugi maka dikeluarkan surat edaran itu yang mendorong harga naik,” ungkapnya. [iib]

Tags: